chapter 7

1K 63 0
                                    

Typo...
"Jim,,ayo aku antar kamu pulang"jungkook membawa jimin kearah mobilnya saat dirasa jimin tidak menolak ajakan pulangnya

Happy reading

       Tubuh lemah jimin kini terduduk lemas disamping tempat tidurnya.tangannya memegang perutnya dengan satu tangan.
   "Sebenarnya ada apa Dengan perut sialan ini,,kenapa terus melilit?"
Jimin kembali memejamkan matanya.sekarang sudah menunjukkan pukul tiga pagi,,jimin kembali menenangkan diri dengan kepala menengadah keatas.

   Ponsel Jungkook berdering keras seiring hidup mati layarnya menunjukkan seseorang sedang mencoba menghubunginya.merasa terganggu dengan bunyi nyaring itu membuat tangan jungkook mencari-cari benda elektronik pipih itu.melihat nama jimin disana, membuat kantuk jungkook hilang seketika.dia segera menggeser tombol hijau di hp nya.
   
         "Halo..sayang?ehmm.. maksudku jimin,ada apa?
Jungkook menunggu dengan cemas jawaban jimin di seberang sana.hembusan nafas yang tercekat terdengar jelas ditelinga jungkook.   
   "Eiii..jimin...baby...kau kenapa??jawab aku jimin"jungkook mencoba menenangkan diri saat suara jimin Belum terdengar normal.

              "Eii jeon,kau masih mengantuk?umm... bisakah kau  kesini sebentar jeon?kurasa aku akan sedikit pingsan sebentar lagi"
  Jimin menghela nafasnya yang semakin tercekat saat rasa mual itu kembali terasa.jungkook yang mendengar keadaan lemah jimin segera melompat dari atas ranjangnya dan berlari mengambil kunci mobilnya tanpa menghiraukan tubuh atasnya yang telanjang dada.
     Sekitar 15 menit perjalanan untuk sampai dirumah jimin, jungkook segera memarkir mobilnya didepan gerbang rumah jimin yang tertutup.melirik kekamar jimin yang terang karena cahaya lampu,, jungkook dengan cemas langsung memanjat pagar rumah jimin.saat didalam rumah, Jungkook sedikit melirik ke kunci pagar yang hanya terkoceh sedikit saja.
            Hmmm,,dia rasa  pikirannya sudah tidak waras saat mendengar kabar jimin tadi.mengabaikan masalah pagar, Jungkook segera masuk rumah jimin dan berlari ke lantai atas.

     "Jimin?kau disini? Jungkook memanggil jimin saat tidak melihat tubuh jimin diatas ranjang.
"Kau sudah sampai jeon?jimin berucap lirih saat mendengar suara cemas jungkook yang terus memanggil namanya.
  "Bisakah kau peluk aku jeon?? aku merindukan bau mu"jimin kembali berucap saat jungkook hanya terdiam mematung memandang kearahnya.
   Mendengar permintaan jimin,tanpa pikir panjang jungkook segera merengkuh jimin kedalam pelukan hangatnya.dia menghirup aroma manis tubuh jimin dan merapikan anak rambut jimin yang basah karena keringat.
             Hoeekk...hoekkkhh..
Jimin kembali muntah didada Jungkook.takut akan amukan jungkook jimin hendak berdiri mengambil tisu untuk membersihkannya,,namun Jungkook menahan pinggang jimin dan menggelengkan kepalanya.dengan tangan yang panjang dia meraih tisu diatas nakas meja jimin.dia mengarahkan dua lembar tisu untuk membersihkan dadanya dari cairan kental jimin.
          "Maafkan aku jeon..aku tidak bermaksud untuk mengotori badanmu.kurasa aku memiliki penyakit mag akut hingga membuatku selalu merasa mual di pagi hari."jimin berucap kecil sambil memandang keatas kearah wajah tenang Jungkook yang menatap sayang kearahnya.
 
            "Tidak apa baby..itu Hanya masalah kecil,, yang kutakutkan adalah kau memiliki penyakit serius.aku cemas jimin"Jungkook mengecup hidung kecil jimin dan semakin mengeratkan pelukan pada tubuh ramping jimin.
   "Tidurlah jim,aku akan memelukmu seperti ini sampai pagi aku janji"mendengar pernyataan tulus Jungkook,,jimin hanya mengangguk saja dan mulai memejamkan matanya.
Jungkook yang meresa nafas jimin mulai teratur,juga ikut memejamkan matanya. 
   Kedua anak adam itu telah memasuki alam mimpi dan sama-sama tersenyum tipis dalam tidur mereka.
           

                                   🌺🌺🌺

      Hoeekkk...akhhh...hoeekkk...
Jimin membawa tubuhnya ke wastafel yang ada didalam kamarnya.tubuh pucat bergetar itu membungkuk mengeluarkan isi perutnya kembali.setelah merasa agak baikan jimin terjatuh terduduk di lantai keramik dingin kamar mandi itu.
   "Jeon...jeonnn..kook..jimin memanggil Jungkook lirih karena tenaganya telah habis untuk mengeluarkan cairannya.

    Jungkook yang mendengar suara terjatuh kencang pun,segera berlari kearah toilet.melihat tubuh lemas jimin yang terbaring kaku disana,jungkook berteriak keras dan menghampiri jimin untuk segera digendong menuju mobil.
     Dokter sedang memeriksa kondisi jimin didalam sana.jungkook tidak bisa untuk tidak mondar mandir didepan pintu ruang rawat sambil menunggu dokter keluar dari sana.
 

       "Suami pasien atas nama jimin?"
Dokter yang memeriksa kondisi jimin dengan name tag leo itu  sudah keluar.jungkook bingung saat mendengar pertanyaan dokter leo ,lalu dengan ragu dia hanya mengangkat tangan dan mengikuti dokter leo  masuk ke ruang rawat jimin.
    Mereka berbincang disamping kasur rawat jimin.dokter tadi terus meneliti antara jimin dan kondisi Jungkook.dia merasa aneh saat melihat jungkook datang kemari dengan telanjang dada.
      "Huftt..baiklah,,saya akan mulai dengan bertanya lebih dulu.kalian ini masih dibawah umur kan?"pertanyaan dokter leo hanya dijawab anggukan oleh jungkook.
"Baiklah ini yang paling penting, kapan kal-
"Emmhh..jeon?suara jimin yang tersadar dari pingsannya mengalihkan perhatian Jungkook dan dokter leo.
Leo segera beranjak memeriksa apakah jimin sudah merasa baikan.
            Dokter leo kembali kehadapan jungkook dan melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat terhenti.
"Saya akan melanjutkan jeon,kapan kalian melakukan hubungan badan?"badan jungkook tersentak saat pertanyaan sensitif dilayangkan padanya,hell no.. haruskah dia memberitahukan kepada orang lain masalah hubungan seks nya?
        "Kalau kau tidak bisa menjawab tidak apa, tetapi dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan tadi saya bisa menyimpulkan bahwa jimin sedang hamil dalam waktu 2 bulan."
Seakan terkena sambaran petir,jimin dan Jungkook tersentak kaget dan saling pandang satu sama lain.
  
     Rasa senang,haru , takut membuncah didalam hati Jungkook.dia mengalihkan pandangannya pada perut rata jimin,dia yakin jika jimin sedang hamil anaknya.
    "A-akuu..itu tidak mungkin dok..saya ini pria,dan sudah dan sudah sangat jelas kalau pria tidak akan bisa hamil."
Jimin tentu saja kaget atas fakta yang baru dia dengar.sekarang ada kehidupan lain didalam perutnya, mungkin kah itu? bisakah dia mempercayai dokter leo?dan bisakah dia menjaga calon anaknya?
  Jimin bukan lah pria yang akan menolak atas sesuatu yang menjadi kesalahannya,,apalagi ini tentang anaknya.mana mungkin dia tidak akan menerima kehadiran anaknya tapi yang jadi masalahnya kenapa harus saat dia masih sekolah?oh tentu saja jawabannya karena dia membuatnya dengan jungkook saat sedang sekolah.
  
   "Jimin,baby..sayang ..kau hamil anak ku "Jungkook berlari kearah jimin dan langsung memeluk jimin sayang.dokter leo hanya memutar mata malas lalu berlalu keluar ruangan.
   "Eii jeon, kau yakin akan bertanggung jawab?ini bukan dirimu sekali"
Jimin menatap tidak yakin kearah mata kelam Jungkook.
    "Sayang...kau percaya padaku kan?aku sungguh mencintaimu jimin,aku sudah mengejarmu dari dulu tapi kau tidak pernah menanggapiku"
Bibir jungkook mengerucut manja pada jimin.jimin yang melihat hal itu pun tersenyum manis dan memeluk Jungkook manja.
            "Aku akan merawat kau dan anak kita jimin,,ku harap kau mau menerimaku jimin."tangan jungkook yang tadi bertengger di pinggang jimin kini telah berpindah kebelakang leher jimin dan langsung menyatukan bibir mereka berdua.jimin memiringkan kepalanya untuk mencari posisi berciuman yang nyaman dan nikmat dengan jungkook.
      Tangan jungkook satu lagi mengusap lembut permukaan perut rata jimin.seketika perasaan hangat langsung menyelimuti mereka berdua.
  Setelah berciuman cukup lama, mereka melepaskan tautan bibir itu dan menciptakan benang Saliva.
    "I love Jungkook"jimin berucap pelan sambil menatap mata sehitam jelaga milik jungkook kekasihnya.
    "I love you more and more baby"
Jungkook kembali mengecup bibir bengkak jimin lalu mengangkat jimin untuk pulang kerumahnya.

Chapter 7 end

my beloved badboy(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang