00

18.9K 1K 51
                                    


Saat ini mark dan jeno sedang nongkrong di salah satu cafe yang terkenal di kalangan anak muda. bersantai ria sambil sesekali mengobrol mendengar alunan musik jezz yang dimainkan di cafe bertema klasik modern itu.

"lu masih punya pacar, mark?"entah angin dari mana tiba-tiba Jeno bertanya membuat mark hampir saja tersedak ice americano yang ia minum.

"ya masih lah bego, pake nanya lagi."mendengus geli dengan pertanyaan aneh jeno, menatap malas jeno yang hanya cengengesan.

"biasa aja elah, gue kan cuman nanya."

jeno tersenyum lebar hingga mata nya menyipit, mark mendelik mendengar jeno berbicara dengan aksen iseng nya.

"..mark pacar lu ada ngomong apa gitu tentang pacar gue?"tanya Jeno membuat mark mengalihkan atensinya ke netra pemuda yang berstatus sebagai sahabatnya ini.

"pacar lu Jaemin? ga ada sih. haechan ga ngomong apa-apa tuh."mark berdengung sebentar untuk mengingat, kemudian mengedikkan bahunya tanda tidak tau.

"emang napa?" kali ini mark yang balik bertanya mendapatkan reaksi lelaki april itu meringis miris.

"gatau. tapi akhir-akhir ini jaemin selalu beralasan sibuk dan agak sedikit kasar.., mungkin?"Jeno berujar sembari mengusap wajahnya kasar, kefrustasi an terlihat di raut wajah nya.

"kasar? maksud lu?"mark terlihat tertarik dengan curhatan temannya ini, bukti nya saja ia membenarkan posisi duduk nya.

"ya maksud gue tuh kek sering ngejauhin gue, kalo ngomong selalu kasar dan cuek. apalagi sekarang tuh dia lebih sering fokus ke ponselnya, emang ponsel nya lebih ganteng dari gue apa?"

keluh nya menghembuskan nafas nya dengan kekesalan yang teramat. dirinya cukup heran mengapa kekasih nya itu mendadak terobsesi dengan benda persegi bernama ponsel.

"..mungkin dia selingkuh?"

"eh tapi ini cuman prediksi gue aja, dude. jangan terlalu dipikirin, ubanan lo ntar"mark mengambil gelas berbahan keramik berisi kopi nya setelah berujar seperti itu.

"hmm..masa? udahlah mumet gue njing"akhirnya jeno menyerah dan memilih memainkan ponselnya.

setelah lama mereka berdua sama-sama sibuk bermain dengan ponsel, akhirnya jeno mematikan ponselnya dan menatap mark yang menatapnya balik karena Jeno memandangnya dengan tatapan ingin bertanya seakan ada hal yang begitu hebat yang baru saja ia lihat.

"paan njir?"ngegas mark karena jeno tak kunjung buka suara dengan maksud tatapan anehnya.

"gimana, klo kita taruhan?"usul Jeno kepada Mark yang terlihat masih berfikir, menimbang-nimbang usulan itu.

"taruhan? males. ntar kalah gue harus ngerelain sesuatu"tolak mark acuh karena ia berfikir kalo Jeno akan mengerjainya dengan menjadikan haechan sebagai bahan taruhan.

"ya iyalah. kalo gitu mah bukan taruhan mark." jeno nepuk bahu mark pelan, kesal sama pemikiran sohib nya.

"yaudah yang mudah aja, truth or dare? gimana?"menaik turun kan alisnya menantang mark yang hanya di hadiahi decihan malas oleh pemuda agustus yang menyandarkan kepalanya di kursi.

" dare or dare aja gimana, berani ga lo?"mark menatap jeno remeh, dengan nada mengejek nya yang membuat Jeno geram.

"takut gue mah."Jeno menjawab main-main sambil tertawa.

"siapa duluan?"ujar jeno mengambil botol kaca bekas alkohol kadar rendah yang tadi dirinya minum. mark hanya minum kopi karena tidak suka alkohol, berbeda dengan Jeno yang alcoholic.

"gue aja."

mark mengajukan diri untuk memutar botol bekas minuman agar bisa menentukan siapa yang akan di beri tantangan terlebih dahulu.

mark mengambil botol bekas tersebut, menggengam ujung botol dan memutarnya di tengah
meja bundar hitam dengan motif bebatuan alam, sampai–

botol itu berhenti tepat mengarah pada dirinya sendiri. entah kesialan darimana, sudah percaya diri justru dirinya yang kena batu dari rencana nya sendiri.

"aish.. sial!"mark bergumam kesal karena yang lebih dulu adalah dirinya sendiri sedangkan Jeno terkekeh keras melihat nya.

"oke, Sekarang gue beri tantangan buat lu mutusin haechan biar kita barengan jomblo nya karena gue juga udah muak sama jaemin"

tantang Jeno enteng yang mendapat tatapan tajam dari mark, rahang nya mengeras nampak tidak setuju.

"lo gila? maksud lu apaan?"suara mark memberat, menahan geraman dalam dirinya yang siap memaki ide gila itu.

"hei mark, calm. emang lu pikir gue ga tau gitu kalo lu sendiri udah tau haechan selingkuh sama renjun? tapi masih belum mutusin dia karena lo terlalu naif."

ucapan jeno jelas membuat mark terdiam, karena itu benar adanya.

dirinya hanya seorang naive slave love  yang mengais dan berharap lebih pada seseorang yang kehabisan cinta untuk dirinya.

"i try to help you, okay? bro?"

"ck, fine."decih Mark membuat sebuah sunggingan senyuman miring kemenangan dari jeno.

kemudian jeno mengambil botol tersebut dan memutarnya hingga botol itu mengarah kembali pada mark.

"fuck! gimana bisa gue terus yang kena."protes mark yang membuat Jeno tertawa ringan melirik wajah pemuda camar itu memerah marah.

"mau gimana lagi? kali ini lebih mudah–"Jeno menggantung kalimatnya, tengah berfikir hingga sebuah hal muncul di kepala nya.

"—tapi kita harus ke apart gue dulu buat jalanin tantangan itu"ucapan Jeno membuat mark mengernyit tidak mengerti, apalagi ini? tantangan macam apa yang akan diberikan Lelaki mirip samoyed ini.

"kenapa? kenapa harus ke apart lo dulu?"mengerenyit bingung, mark tidak mau ikut beranjak berdiri dari kursi sebelum jeno menjelaskan.

"ikut aja udah."Jeno menarik lengan mark untuk berdiri lalu keluar dari cafe dan menuju ke mobilnya.

"nyenyenye"gumam mark merenggut pelan tanpa menghiraukan tangannya yang masih diseret Jeno.

Tbc.

hai!
book baru lagi neh:)
setiap Part ga bakal banyak word nya karena gue malas ngetik panjang.
baiklah sekian terimakasih.

see ya!

Created by: Sweetlyn_Pisxces

"Dare or Dare?" || Nomark [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang