Haechan terbangun dan menyadari jika ia masih berada di club yg ia datangi tadi malam bersama mark,
Meringis dan sesekali mengaduh ketika bergerak sedikit.
Haechan diam lalu menarik selimut yg masih tertata rapi di ujung kasur untuk menutupi tubuh polosnya.Haechan terisak memeluk dirinya sendiri,ia tidak menyangka bahwa Mark akan melakukan hal ini padanya.
Lama Haechan menangis dalam diam ia melihat ke arah nakas dan tertawa miris,siapa yg tidak sedih? Diperlakukan layaknya jalang murahan.
Tapi sayangnya itu pantas untuk dirinya,Haechan sekarang mengerti betapa menyakitkan sakit hati itu.
Ternyata ini yg dirasakan mark.,———
Ketika Haechan sedang mneyesali semuanya maka berbeda lagi dengan Mark yg bersikap seolah tidak terjadi apapun kemarin.
Mark berjalan ke arah dapur,membuka kulkas lalu mengambil kotak susu dan menuangkannya ke gelas.
Membawa roti panggang yg ia buat beserta susu yg ia tuang ke meja makan lalu menyantap sarapannya dengan tenang.
"Kau tidak menganggap ini berlebihan Minhyung-ah?"Mark berbicara sendiri pada dirinya sembari meminum susunya.
'tidak,itu pantas untuk jalang sepertinya' dalam hati minhyung menyahut mark yg sudah kembali menguasai diri ini.
Mark terkekeh kecil mendengar jawaban dari dirinya yg lain,melihat ponselnya yg dipenuhi dengan notifikasi dari Jeno.
"Dia sangat perhatian"Mark Tersenyum geli melihat notif Jeno yg panik mencarinya padahal kan dia sedang duduk manis di rumah.
"apa yg harus aku lakukan agar cerita ini menjadi lebih menarik ya?" Mark membuat pose berfikir lalu tertawa.
"Haruskah aku bunuh diri lalu tiba² hidup tapi dalam keadaan amnesia? Ah tidak,tidak,itu terlalu biasa dan menggelikan"Mark tertawa lagi seperti nya tertawa akan menjadi kebiasaan nya dan Minhyung sekarang.
/Brakk!
Pintu rumah Mark di dobrak oleh Jeno yg terengah² menghirup nafas sebanyak mungkin.
"Ada apa?"Mark menumpu dagunya dengan sebelah tangan di meja,menatap Jeno heran.
"L-lu hh kemana saja?"Jeno menghampiri Mark yg kembali menikmati sarapannya.
"gw?maksud lu?ga ada."Mark berucap santai seakan memang dia tidak pergi kemanapun kemarin.
Jeno menatap manik hitam bulat milik Mark,mencoba mencari kebohongan disana tapi sayangnya hal itu ditutupi dengan baik oleh mark yg hanya menatapnya polos.
"Duduk,gw ambilin minum"Mark segera beranjak ke dapur diiringi Jeno yg mengikuti perintahnya untuk duduk.
"Lu udah sarapan?"Mark menuangkan susu ke gelas sembari menatap sekilas Jeno yg tidak berhenti Memperhatikan nya.
"Belum,"jawab jeno yg membuat Mark menatap jam dinding nya.
Pukul 06:24 pagi.
"Ngapain nyariin gw pagi² gini?"Mark membawa segelas susu juga roti panggang yg sempat ia buat ke arah jeno.
"Gw nyariin lu dari kemarin malam"Jeno mengambil segelas susu yg Mark berikan lalu meminumnya.
"Pfftt..Hahaha buat apa lu nyariin gw?gw baik² aja,"mark tersenyum simpul.
"Apa yg terjadi dengan haechan? Jaemin ngasih tau gw klo lu sama Haechan ke club bareng kemarin malam–,ah maksudku bersama minhyung.."Jeno terdiam ketika menyadari jika ia malah membawa² nama Jaemin.
"Ntahlah,emangnya apa yg terjadi? gw ga tau tentang hal itu,yg gw inget gw udah tidur jam 8 malam"jelas mark menatap polos Jeno yg mengernyit bingung.
"Lu yakin?"tanya Jeno memastikan.
"Tentu.oh iya apa kabarnya Jaemin? Bukannya kalian udah ngomong dan nyelesain urusan?"Mark bersikap seolah ingatanny terpotong² oleh Minhyung yg muncul Kapan saja.
"Y-ya, sudah"Jeno mengalihkan pandangan berusaha untuk tidak menatap netra bulat mark yg menatapnya polos.
"Ah baiklah gw ngerti,makan aja"mark membawa piring dan gelas kotor miliknya ke dapur.
"Ya makasih."Jeno mengangguk lalu memakan sarapan yg dibuat mark.
Tbc.
Part ini ga asik ya?
Yaudah lah ya.See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Dare or Dare?" || Nomark [✓]
FanfictieBerawal dari dua sahabat yang bosan dengan kelakuan kekasih mereka masing-masing lalu berakhir mereka bermain Dare or Dare dan itulah yang menjadi sebuah awal cerita cinta mereka, hanya ingin bermain-main tapi malah menjadi serius? Perlahan kenyataa...