Riku memandang kakak nya yang tengah makan donat itu dengan teh hijau di depan nya, sekarang mereka berada di dalam toko Donat atas ajakan kakak nya -berkat pertemuan tak terduga tadi.
Mereka duduk di meja dengan dua kursi yang letaknya di samping dinding kaca, sehingga menoleh ke samping akan membuat mereka melihat jalanan ramai dan orang-orang yang berlalu lalang.
Si surai merah itu terdiam tak paham, mengapa kakak nya mengajak nya duduk disini, ia sama sekali tak menduga situasi ini akan terjadi.
"Hey, bukan nya kau sendiri yang bilang kalau kau tak ingin bertemu dengan ku lagi? Huh?" Riku yang memulai pembicaraan nya, dengan alis menurun hingga kerutan di dahinya terbentuk.
Sang kakak berhenti makan, kemudian menatap Riku dengan mata sayu. Yah, bisa di bilang Riku menyadari perubahan ekspresi dari kakak nya itu, bahkan Riku juga sadar kalau kakak nya begitu pucat sekarang.
Dan kalau di ingat-ingat, topi kakak nya juga mirip dengan Pasien yang ia lihat di rumah sakit tempo hari.
Tak mau berpikiran aneh, Riku memilih untuk tetap fokus terhadap kakak nya saja sekarang tanpa harus memikirkan hal lain.
"Iya juga ya..." sang kakak mengatakan itu dengan pelan, namun terdengar jelas oleh sang adik.
"Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan? Jika kau hanya ingin mengajak ku makan donat, lebih baik aku pergi duluan saja. Aku masih harus mempersiapkan hal lain yang lebih penting." Ujar Riku cepat, ia bahkan bersiap untuk bangkit dari bangku nya.
"Tunggu dulu.." Tenn menghentikan nya, ia memegang pergelangan tangan Riku dengan halus. Membuat Riku menghela napas, mengurungkan niat nya untuk pergi dan kembali duduk di kursi itu.
Tenn melepaskan genggaman nya, kemudian menatap Riku lagi. Adik nya yang imut itu terlihat sedang sebal padanya, wajah Riku sama sekali tak memiliki mood untuk bicara dengan nya.
Bisa di maklumi.
"Kau makan es krim?" tanya nya.
"Apa peduli mu?"
Tenn terkekeh, iya juga ya, setelah semua yang ia lakukan pada Riku, untuk apa ia menanyakan ini-itu sekarang -seakan dia memang peduli.
"Hanya bertanya, karena aku terbiasa melarang mu makan es krim."
"Dan membuang-buang waktu mu untuk itu." Sarkas Riku, membuang wajah nya ke arah dinding kaca sambil menopang dagu nya, ia ingin melihat jalanan saja -tak memiliki mood untuk menatap kakak nya.
Si surai bubble gum hanya menghela napas pelan, entahlah, perasaan nya agak berkecamuk sekarang.
"Riku, aku tahu kau pasti sudah sakit hati dengan perkataan ku yang waktu itu. Jadi aku--"
"Mau minta maaf? Hahaha, lucu sekali." Riku terkekeh sambil menatap pohon yang ada di pinggir jalan, apa-apaan itu -pikir nya.
"Tidak, aku mengajakmu bicara bukan untuk itu. Aku tidak menyesal mengatakan hal yang waktu itu." Sahut Tenn pelan, mendengar itu membuat Riku agak tersentak, ia sampai menatap Tenn kesal sejenak kemudian kembali membuang muka nya ke arah jalanan.
"Lalu apa yang kau inginkan sekarang? Jangan berlama-lama." Lanjut Riku, entah kenapa dirinya benar-benar merasa kesal. Namun disisi lain dia juga merasa tersayat, ah dia jadi ingin pergi sekarang juga.
Jujur saja, sampai sekarang ini, dia masih tak bisa menerima perkataan kakak nya itu. Ia masih saja mengira kalau ini adalah mimpi. Namun dengan mendengar kenyataan dari Tenn barusan, membuat nya kembali di tampar kenyataan agar sadar bahwa semua ini memang benar-benar terjadi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Riku - [IDOLiSH7 Fanfiction]
FanfictionTernyata hari itu adalah hari terakhir dia melihat nya, melihat nya berada di samping nya. . "Kita akan selalu bertemu lagi dan lagi." - Tenn "Aku tidak percaya. Tapi aku ingin percaya." - Riku "Nanase-san.. Jangan berpaling dariku." - Iori "Cinta n...