07 - Lontar

163 35 19
                                    

ryodyary's story

•••

"Kamu sedang merindukan sosok Ryo?"

Sebenarnya hati Aryan cukup gusar ketika mulutnya malah melontarkan pertanyaan itu. Rasanya seperti sedang cari mati atau bahkan sedang cari lubang galian untuk kuburannya sendiri. Pedih sekali.

Pernah melontarkan sesuatu yang rasanya tidak ingin kalian lontarkan? Tetapi untuk ketenangan hati dan jiwa, hal pahit seperti pertanyaan Aryan barusan terpaksa harus terlontar dari mulut.

Ya.

Sejak awal bertemu dengan Ody, lelaki itu memang sudah jatuh hati. Sikap Ody yang terkesan galak bahkan tidak membuat Ary mengambil langkah mundur meski hanya selangkah saja. Ajaib. Itu yang Aryan rasa.

Seolah, Odysée punya mantra ajaib yang tidak dimiliki wanita lain di dunia yang sudah disinggahinya selama 27 tahun ini.

Detik itu, Ary bahkan sudah tidak peduli dengan kondisi fisik Ody yang sudah tak bisa lagi berjalan seperti sedia kala. Ary tidak memandang Ody sebagai wanita lumpuh yang tidak bisa apa-apa. Yang Aryan tahu, rasa kagum dan cintanya untuk Ody semakin tumbuh dan tumbuh.

Dan memang tidak mungkin rasanya jika perempuan secantik Odysée tidak pernah merasakan nikmatnya jatuh cinta.

Ary salah. Karena sempat terbesit dalam pikirannya tentang hal tersebut dan hari ini seakan semesta sedang menunjukkan bahwa wanita itu juga pernah mencintai. Selayaknya perasaan Ary untuk Ody kini.

Sudah ada nama rupanya di hati Ody. Ary hanya tak mengira hal seperti itu terjadi. Rasa percaya diri untuk memiliki Odysée seakan-akan hampir lenyap ditelan bumi.

"Tahu diri, Ry."

Hanya itu yang terngiang dan terus Aryan ucapkan untuk dirinya sendiri dari dalam hati. Sial Ary-lah, ia baru bertemu dengan perempuan secantik Ody kemarin hari.

Andai bisa memutar waktu. Aryan sangat ingin dipertemukan jauh sebelum waktu ini. Aryan ingin dipertemukan dengan Ody sedari dulu.

Agar hanya ada nama Ary seorang di dalam hati Ody. Agar nama dialah yang Ody lontarkan yang Ody lanturkan dan yang Ody rindukan.

Sekarang apa? Menyesali takdir yang sudah Tuhan beri? Rasanya itu salah.

Rasanya menyesali takdir adalah hal keji karena seharusnya hati Aryan lah yang tidak mudah jatuh hati begitu saja ketika melihat kecantikan Ody.

Benar? Atau...

Tapi apa? Aryan juga hanyalah makhluk Tuhan yang tak berdaya. Aryan, pria yang baru merasakan mencintai seorang gadis setelah 27 tahun lamanya hidup di dunia juga tidak bisa apa-apa ketika panah dewi cinta menusuk jantung hatinya tepat saat dirinya tegak berdiri di hadapan Odysée.

Mungkin memang ini rasanya patah hati. Rasa pahit yang harus ia tanggung akibat sudah berani menaruh rasa untuk wanita seperti Odysée. Ary sudah tahu harus apa. Meski sakit, Ary seperti sudah tahu harus apa.

"Tolong jangan melontarkan kalimat seperti itu," jawab Ody lalu beranjak memutar arah kursi rodanya untuk menjauh. Tampaknya, wanita cantik kelahiran tahun 1994 itu tersinggung dengan pertanyaan Aryan barusan.

A Little Cup And Tea ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang