06 - Lantur

154 37 2
                                    

ryodyary's story

•••

"Ryo!!!" teriakku kencang menyebut nama seorang pria. Pria itu bernama lengkap Ryo Arkasa Pramono. Nama yang indah bukan?

Saat itu, Ryo tengah asik menyipratkan air kolam renang ke wajahku. Jahil. Itulah dia.

Umur kami sama-sama 17 tahun kala itu. Dua hari sebelum kecelakaan naas terjadi. Kecelakaan yang merenggut hal terindah milikku di dunia yaitu Papa dan Mama.

Dua hari sebelum malam kecelakaan, aku sempat menghabiskan waktu-ku bersama dengan Ryo di kolam renang indoor favorit kami. Kolam yang sudah sangat mengenal kami dan kolam yang selalu menyapa kami.

Tempat menaruh sejuta mimpi-mimpi!

"Ryo..." suruhku tegas agar Ryo menyudahi kejahilannya. Sebenarnya aku suka, hanya saja saat itu aku ingin cepat-cepat bertanya sesuatu kepadanya.

Ryo hanya tersenyum dari kolam. Malam itu setengah tubuhnya memang masih berada di dalam kolam. Ia memberikan senyuman manisnya lagi hanya untukku. Teduh. Itu juga yang selalu aku rasakan.

"Aku boleh tanya?" ucapku menatap Ryo dari tepian kolam. Rambut Ryo yang basah terlihat jelas sekali di pandangan mataku.

"Emangnya pernah nggak aku bolehin?"

Aku tertawa kecil mendengarnya. Ryo selalu berhasil membuatku bahagia.

"Mau tanya apa?" kata Ryo lemah lembut.

"Kalau suatu saat aku menghilang, kamu pasti akan cari aku 'kan?" tanyaku spontan. Tapi tentu sudah ku pikirkan dari jauh-jauh hari. Sebelum pertemuan kami malam ini.

"Menghilang?"

"Iya. Menghilang,"

"Ody punya ilmu sihir bisa menghilang?"

Aku tertawa kecil mendengar gurauannya. Ryo memang sosok pria yang penuh canda.

"Bukan begitu maksudku,"

Ryo langsung beranjak naik dan duduk di samping kananku. Tanpa ucapan kami berdua hanya saling bertatapan saja. Sembari sesekali terkekeh geli karena menertawai wajah satu sama lain.

"Kenapa bertanya seperti itu?" kata Ryo. Lalu mengusap bagian rambutku yang basah. "Odysée mau pergi ke mana?"

"Nggak kemana-mana. Cuma tanya,"

"Kamu nggak akan pernah bisa menghilang. Kamu 'kan selalu ada di hati aku. Jadi ya tidak perlu takut menghilang,"

"Jadi kamu mau mencari aku atau tidak?"

"Untuk apa dicari kalau kamu ada di sini," jawab Ryo lalu menggenggam tanganku.

Aku tersenyum manis. Ryo Arkasa memang romantis. Wajahnya yang teguh. Sikapnya yang lemah lembut. Selalu berhasil membuatku tersipu malu dan berseri-seri.

A Little Cup And Tea ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang