What did you expect after had sex?
Sedikitpun Jaehyun nggak pernah berpikir kalau perbuatannya itu, menimbulkan masalah. ㅡsebenarnya bisa jadi berkah, tapi mengingat usia mereka masih terlalu muda, jelas ini masalah. Masalah besar.
Disaat dirinya harus fokus menyiapkan kuliah kedokterannya, Hana memberitahunya hal yang tidak pernah dia sangka sangka.
Hamil? Gimana bisa hamil kalau Jae selalu pakai proteksi?
Pada saat itu, Jaehyun takut. Tapi dia juga nggak mau percaya gitu aja sama Hana. Nggak mungkin semudah itu bisa ada bayi dalam perut Hana. Banyak orang yang sudah menikah bertahun-tahun tapi belum dikaruniai anak. Tapi mereka? Baru tiga kali, masih terlalu muda dan selalu menggunakan proteksi. Bagaimana mungkin bisa ada bayi?
Tidak hanya Hana, Jaehyun juga stress berat. Dia nggak bisa tanggung jawab, tapi untuk meninggalkan Hana juga bukan hal yang mudah.
Satu-satunya cara yang paling benar untuk dilakukan yang Jaehyun pikirkan saat itu adalah, menyuruh Hana aborsi.
Jaehyun terus memanipulasi Hana dan menjanjikan hal-hal baik untuk mereka berdua kedepannya. Oke, sebenarnya yang diucapkan Jaehyun bukan hanya janji omong kosong, tapi Jaehyun memang akan berusaha menjadi lebih baik dan menjamin kebahagiaan mereka berdua asalkan Hana mau aborsi.
Hana kekeuh menolak. Itu hal gila. Menutupi dosa dengan dosa lainnya bukan solusi. Bagaimana kalau masalah yang lebih membahayakan Hana lainnya timbul?
Hana takut. Mau membiarkan bayi itu ada di perutnya dia takut. Tapi untuk aborsi juga dia tidak seberani itu. Terlebih setelah dia mendengar cerita dari seorang apoteker yang membuatnya bimbang semalaman. Hana tidak bisa apa-apa kecuali menangis. Dan Jaehyun pun sebenarnya juga sama.
Jaehyun tidak tau kalau dia sesuka itu dengan Hana. Sampai kemudian, dia setuju membicarakan kesalahan mereka ke orang tua Jaehyun.
Bukannya mendapat hal baik, Hana justru di rendahkan seperti sampah.
Hana di rusak, tapi orang tua Jaehyun malah menuduhnya merusak putra berharganya.
Hana di hancurkan, tapi orang tua Jaehyun malah menuduhnya menghancurkan masa depan cerah putra berharganya.
Belum lagi, rasa malu yang menyiksa menghantui Hana ketika berita kehamilannya menyebar si sekolah.
Cewek itu nggak habis pikir, kenapa dari sebanyak itu siswa di sekolah, nggak ada satupun yang menyalahkan Jaehyun atas kejadian ini? Apakah Hana kelihatan sesampah itu? Kenapa Hana dikira selingkuh atau parahnya, being raped oleh orang jahat? Kenapa nggak ada satupun yang menduga kalau Hana melakukan itu dengan Jae?
Sebenarnya, di atas hektiknya sekolah pada saat itu, ada satu orang yang tau kebenarannya tapi dia tidak punya power apa-apa untuk speak up. Sena tau Jaehyun itu munafik dan manipulatif. Sena kaget juga pas Jaehyun malah nampar Hana sambil pura-pura terkejut saat heboh berita di sekolah kalau pacarnya hamil.
Sena sangat yakin, setelah kejadian itu pasti akan mencul berita bahwa Hana bunuh diri. Namun ternyata, dia tidak pernah mendengar kabar Hana sama sekali.
Masalah itu dilupakan oleh masyarakat secara begitu saja setelah beberapa bulan kedepan. Sampai sekitar satu tahun lebih tepatnya. Sena juga sudah melupakannya karena ada urusan lain menyangkut dirinya yang lebih penting.
Namun saat Sena menyadari ternyata dia berada di satu gedung apartemen dengan Jaehyun saat keduanya sudah menjadi mahasiswa, Sena jadi penasaran lagi. Dia pelan-pelan mengorek dan mencari keberadaan Hana. Dia juga penasaran apa yang terjadi pada kakak senior sempurna yang selalu dibanggakan keluarganya bahkan setelah menghamili dan menghancurkan hidup gadis yang pernah dia sayangi.
🌙
Ternyata anak itu sudah lahir. Berjenis kelamin laki-laki dan tumbuh gemuk seperti kucing kesayangan.
Sena beberapa kali berpapasan dengan mereka berdua pernah dengar kalau hubungan keduanya cukup rumit. Yang cowok udah punya pacar lagi, yang cewek juga begitu. Namun entah bagaimana dan apa yang terjadi mereka bersama lagi pada akhirnya.
Sena mengambil studi Ilmu keperawatan karena ia tidak ingin masuk dunia kedokteran. Bukannya apa, tapi jujur, senioritas di FK cukup menyeramkan. Sena sudah muak di bully karena tampangnya yang kurang enak dipandang. Maka dari itu, selama liburan kelulusan SMAnya, Sena banyak menghabiskan waktu untuk merawat diri dan belajar merias diri. Gadih berkulit kusam dan penuh jerawat itu seolah lahir kembali menjadi seorang dewi.
Bahkan teman lamanya mungkin tidak akan mengenali Sena saat berpapasan di jalan.
Menjadi cantik merubah segalanya. Yang dulunya Sena selalu dijadikan bahan ejekan dan tidak di manusiakan, kini ia menjalani kehidupan yang lebih mudah.
Ketika ia harus mengantre di sebuah cafe, seorang laki-laki di depannya akan dengan senang hati menyerahkan antriannya. Ketika ia sedang kesusahan di jalanan seperti membawa barang berat, akan ada orang yang berusaha menolongnya.
Sebenarnya terlalu kuno untuk memandang seseorang melalui fisiknya di jaman sekarang disaat integritas dan kebaikan hati adalah yang terpenting namun tetap saja, good looking akan mendapat free pass mendapatkan hidup yang lebih mudah.
Sebagai seorang feminis, Sena merasa prihatin melihat kehidupan Hana yang bisa dibilang gagal menjadi anak perempuan yang baik dan membanggakan keluarganya. Namun, jika dilihat dari sudut pandang seorang ibu, Hana berhasil.
Hana tidak hanya berhati baik, tapi dia juga lembut dan tidak mudah pasrah dengan kehidupannya. Sena bahkan tau kalau Hana menerima pesanan olahan ayam. Hal ini sangat miris bagi Sena, menikah muda karena sebuah kecelakaan, di hakimi, di bully, mendapatkan sanksi sosial yang buruk dimanapun ia berada, lalu kini setelah menikah dia harus merawat anak sambil mencari tambahan uang. Sementara Jaehyun, sepertinya nggak ada yang berubah dari hidupnya. Bahkan pada akhirnya Jaehyun menyelesaikan pendidikan kedokterannya. Dia bahkan selesai dengan coasnya dan siap menjadi dokter setelah waktu yang di tentukan.
Sayangnya, ketika saat itu tiba. Sesuatu terjadi pada Hana.
Apakah ini hukuman untuk Jaehyun? Apakah ini cobaan untuk anak mereka? Ataukah, Tuhan kasihan melihat Hana terus berjuang seperti itu disaat usianya yang masih tergolong muda?
Saat itu Jaehyun sadar diri dan tidak bisa terus bersedih, dia pernah meninggalkan. Maka bukan hal baru jika pada akhirnya dia ditinggalkan.
Sehelai bunga dandelion yang sudah pernah berterbangan jauh dari tempat hidup asalnya kini telah hilang. Entah kemana bunga putih kecil itu terbang, namun yang pasti, ia tidak akan bisa lagi ditemukan. Helaian lembut angin menghancurkan kelopaknya, membuatnya menyebar bebas tak berbentuk lagi. Mungkin masih tersisa sebuah memori di benak orang-orang terdekat si Dandelion, namun untuk melihatnya sekali lagi, rasanya sangat mustahil.
"Sena, kamu inget Dokter Jung bedah syaraf temennya Papa kamu itu nggak? Anaknya beliau sekarang sendiri loh. Dokter Jung bilang kalo ada kesempatan, kamu ketemu aja sama anaknya. Tapi dia udah punya anak kecil. Kamu suka anak kecil kan, Sen?"
"Kalo maksud Mama, Mama mau aku deket secara romantis sama anaknya Dokter Jung. Maaf, Ma, aku nggak mau."
"Ada masalah?"
"Enggak."
"Karena dia duda?"
"Enggak."
"Terus karena?"
"Aku cuman nggak mau. Nggak ada alasan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnancy 2 ; where's the dandelion?
Fanfiction"Han, kalo aku bilang hidup tanpa kamu itu berat. Kamu bakal kembali nggak?" Cindereyna, 2O21