Apakah Herin akan memberikan nomor ponselnya kepada Jaemin? jawabannya sudah jelas;tidak.
Herin segera pergi untuk membantu pekerja lain, restaurant sedang ramai. Pacar Jaemin juga sudah kembali dari kamar mandi.
Wajah perempuan berambut panjang sedada itu terlihat bingung melihat perubahan ekspresi Jaemin yang mendadak menyiratkan bahwa ada banyak hal yang sedang dia pikirkan.
"Sayang, kamu kenapa?"
Jaemin sedikit tersentak. Dia menatap wajah pacar cantiknya sambil menyunggingkan senyuman. "Nggak. Jadi udah nentuin mau pesen apa?"
"Udah." Jaemin dan pacarnyaㅡAlana, mereka berdua melihat ke arah ponsel Alana yang sudah membuka menu digital restaurant ayam tersebut.
Herin menatap mereka dari kejauhan. Dulu ia dan Jaemin pernah merasakan hal yang sekarang dilakukan Jaemin dengan pacar barunya. Sambil tersenyum tipis, Herin bergumam, "Lo merasa de javu gak sih, Jaem, setiap ngelakuin hal yang dulu pernah kita lakuin bareng, sama pacar lo yang sekarang?"
🌙
Di siang yang terik, anak-anak dengan seragam kotak-kotak motif cokelat tua menghabiskan waktu istirahat mereka di kafetaria sekolah.
Woojae duduk bersama Jinsu di suatu bangku yang tersedia. Mereka menatap ke arah laboratorium komputer hang ada di sekolahnya sambil memakan makan siang yang disediakan dari sekolah. Too much information, sekolah dasar tempat Woojae dan Jinsu belajar adalah sekolah dasar swasta semi internasional. Kualitas sekolah mulai dari bangunan hingga sistim pembelajaran tidak bisa diragukan. Tentu saja hanya anak dari keluarga berada yang sekolah disini mengingat besarnya biaya bulanan yang harus dibayarkan.
Woojae dan Jinsu memakan nasi dengan potongan salmon teriyaki. Di nampan makan siang yang sama juga terdapat beberapa potongan buah segar seperti semangka, strawberry, anggur, jeruk dan melon. Untuk minumnya, Jinsu memilih jus alpukat. Sementara Woojae tertarik dengan susu moka.
Sistim pembayaran di kantin ini menggunakan kartu pelajar yang dapat diisikan saldo. Pihak sekolah memang membatasi penggunaan uang cash kepada anak-anakagar tidak terjadi hal-halbyang tidak diinginkan seperti adanya kesalahan dalam transaksi, atau drama uang hilang di kelas.
lalu bagaimana kalau kartunya hilang? sekolah memiliki data mutasi keuangan setiap kartu karena sekolah tersebut bekerja sama dengan suatu bank. Jika kartu hilang, saldo di dalamnya akan tetap utuh, hanya saja orang tua harus mengeluarkan sedikit biaya administrasi untuk pengurusan kartu baru.
"Je, nanti abis makan beli es krim yuk? terus dimakannya di taman sambil main ayunan." Ajak Jinsu.
"Hm, oke." Woojae setuju begitu saja.
"Je, minta salmonnya lagi dong. Gua tuker sama wijen deh." Jinsu mengarahkan sumpitnya ke nampan makan siang Woojae.
"Nggak ah. Kan kamu udah minta tiga potong salmon aku. Aku cuman makan dua potong. Masa mau diminta lagi ini sisa satu?"
"Lu harus diet, Je. Liat perut lu terus bandingin sama perut gua."
"Mamah Jennie emang gak pernah bilang ya ke Jinsu kalau minta minta ke orang lain itu gak baik?"
"Pernah kali, gua gak pernah dengerin. Kalo Mamah gua marah yaudah gua tinggal tidur aja biasanya."
Woojae kehabisan kata-kata menanggapi akal cerdik Jinsu yang selalu bisa menjawab setiap omongan lawan bicaranya dengan sangat mudah.
"Yaudah ambil satu lagi deh salmon Woojae."
Dengan girang Jinsu memeluk Woojae dari samping. Tidak hanya itu, Jinsu bahkan juga mencium pipi Woojae dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnancy 2 ; where's the dandelion?
Fanfiction"Han, kalo aku bilang hidup tanpa kamu itu berat. Kamu bakal kembali nggak?" Cindereyna, 2O21