2

617 153 45
                                    

MATA kuliah Pengantar Manajemen benar-benar membuatku mengantuk. Aku bukannya tidak suka belajar ya, hanya saja dosen yang mengajar memang auranya tidak membuat semangat saja. Satu-satunya yang membuatku semangat adalah karena hari ini aku sudah ada janji dengan salon langgananku untuk facial dan meni-pedi. Asik!

Rasanya wajahku benar-benar sudah kotor, dan kaku tangan dan kakiku sudah panjang semua. Kulirik nailart yang menghiasi ke sepuluh jemariku dengan saksama, lalu aku mendesah saat ingat kalau ini sudah hampir dua bulan aku tidak mengganti motif dan warnanya.

Aku menoleh, menatap orang di sebelahku dan ingat kalau Myungsoo ada di kelas yang berbeda dengan kelasku.

"Waeyo?" tanya seorang wanita dengan kacamata tebal. Aku tidak tahu siapa namanya.

Aku langsung meringis dan tersenyum dengan paksa. "Aniya." lalu kembali menoleh ke depan.

Ugh, berani sekali dia bicara denganku!

Hah, lagian kenapa juga Myungsoo tidak mengambil jurusan yang sama denganku padahal dia tahu aku ini tidak ada teman lain selain dirinya. Aku bukannya tidak terkenal—oh my god, siapa yang tidak kenal aku—aku juga tidak kesulitan bergaul, hanya saja aku merasa kalau orang-orang di sini bukan levelku. Aku tidak nyaman terlalu dekat dengan wanita-wanita di sini karena mereka semua menyebalkan. Aku tahu mereka tersenyum dan memujaku karena aku adalah keluarga Bae yang itu lho... dan fakta bahwa aku mempunyai sahabat yang—berat sekali mengatakannya—keren.

Kurasakan HP-ku bergetar dalam saku tas lalu segera kuambil, aku menemukan sederet nomor pemilik salon langgananku yang mengirimkan gambar nailart terbaru mereka. Ini baru keren sekali, aku jadi bingung memilih yang mana.

Oh my god, motif ini sangat baru, aku pernah melihat Hye Kyo unnie memakai motif ini saat wawancara drama barunya!

Yang ini juga bagus sekali! Aku pernah melihat Gigi Hadid memakai ini saat menghadiri acara bergengsi di New York belum lama ini. Omo, yang ini juga! Bukankah ini yang pernah dipakai IU ya?

"Benarkah?"

Kuanggukkan kepala. "Mm, kurasa begitu. Aku pernah melihat IU memakai ini."

"Coba lihat apakah kira-kira aku juga cocok memakai kuku palsu itu?"

Kuputar bola mata. Orang ini membuatku ingin mengejek saja, tidak mungkin lah dia cocok pakai nailsart. Lihat saja tampilannya yang kuno begitu, dia harus memangkas habis penampilannya kalau ingin segera punya pacar. "Kau tidak akan coco—" ups! Meninggal aku sekarang.

Aku bisa tahu kalau teman-teman sekelasku sedang menahan diri untuk tidak tertawa sekarang, bagus, Suzy, kau benar-benar tamat riwayatmu sekarang. Dengan sedikit meringis dan menyetel perasaan bersalah—karena ternyata yang berbicara padaku dari tadi bukan si kutubuku di sebelahku melainkan dosen Pengantar Manajemen yang auranya tidak membuat semangat—kutatap dosen berbadan kecil namun jelas sudah berusia tua itu dan bicara. "Annyeong."

Kenapa aku malah menyapanya? Benar-benar minta dihukum!

"Mm, annyeong." Dosenku itu mengangguk, nada suara dan ekspresinya begitu kompak seperti ingin menelanku sekarang. Oh my god, aku ingin pingsan saja! Apalagi saat dia kembali melanjutkan. "Jadi, menurutmu yang mana kuku palsu yang cocok untukku?"

Apa aku kabur saja ya? Tapi kalau aku tidak lulus mata kuliah ini bisa kacau. Myungsoo pasti tertawa kencang dan mengejekku. Harga diriku tidak akan terima!

"Menurutku yang ini yang cocok melihat kuku tangan ibu sangat bersih dan sehat." Jawabku sambil menunjukkan salah satu gambar dari HP-ku.

Atmosfer di ruangan ini mendadak semakin dingin, aku bisa merasakan kalau dosen Pengantar Manajemen ini sedak membidik kepalaku dengan senapan tak kasat matanya. Oh my god. Pokoknya aku akan memarahi Myungsoo karena dia tidak ada di sampingku, padahal dia selalu mengekoriku kemana-mana, tapi tidak mau mengambil kuliah sama denganku! Aku kan jadi tidak punya mata-mata lagi kalau bermain HP saat ada kelas!

BLUE JEANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang