From Tzuyu

377 48 4
                                    

'beeb, beeb, beeb, beeb'

Jeongyeon mulai membuka matanya, terbangun karena mendengar suara alarm. Ia mengerjapkan matanya dan menggeliat di kasur sebelum akhirnya ia mematikan alarm itu. Jeongyeon mendudukan tubuhnya di pinggiran ranjang. Ia mengangkat kedua tangannya ke atas membangunkan otot-ototnya yang juga ikut tertidur. Nyaman sekali rasanya. Semalam sepertinya ia tidur dengan nyenyak.

Ia turun dari kasurnya lalu melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Setelah mandi, tak lupa ia juga menggosok giginya. Setelah selesai dari kamar mandi, ia menuju kamarnya memakai pakaian yang rapih.

Tubuh sudah segar setelah mandi tapi pagi rasanya tak lengkap kalau tidak mengisi perut kosongnya. Jeongyeon menuju dapurnya dan membuka kulkas. Ia mengambil dua butir telur dan juga kentang yang akan ia goreng. Ia membawa semuanya ke counter dekat kompor.

Tapi sebelum itu, ia mengambil ponsel dari kantungnya. Baginya tak lengkap rasanya jika tidak sambil mendengarkan musik. Jeongyeon hanya tersenyum sendiri saat sebuah lagu klasik terputar. Ia jadi ingat kejadian saat terakhir kali ia memutar lagu ini.

Setelah selesai menyiapkan semuanya, Jeongyeon duduk di meja makan dan mulai memakan sarapannya sambil mengecek beberapa pesan yang masuk di ponselnya.

Setelah selesai makan, ia menaruh piringnya pada wastafel. Jeongyeon mengecek jam yang ada di ponselnya. Memang cukup awal dari jam kerjanya tapi ia sudah terbiasa keluar di jam segini.

Jeongyeon pergi ke kamarnya mengambil hoodie dan juga tasnya lalu pergi menuju pintu depan. Saat ia menutup pintu kembali, ia mendengar pintu dari rumah sebelah juga terbuka menampilkan seorang gadis. Mata mereka bertemu tapi mereka hanya tersenyum malu sambil menunduk menghindar dari kontak mata. Jeongyeon bisa merasakan pipinya yang mulai memanas.

Gadis dari rumah sebelah itu menuntup pintunya dan berjalan kearah Jeongyeon.

"pagi jeong" ucap gadis itu tersenyum sambil menunduk.

"pagi ji"

Jihyo tersenyum malu kepada Jeongyeon sebelum ia akhirnya pergi melewatinya. Jeongyeon menghembuskan nafasnya panjang lalu menyusul Jihyo ke lift. Sepi, tak ada dari mereka yang berani membuka pembicaraan saat di lift. Juga tak ada bedanya saat mereka berjalan ke halte, hanya ada sedikit perkataan kecil. Suasana diantara mereka berdua menjadi sedikit tegang dan sangat akward.

Mereka turun di salah satu pemberhentian, berjalan sedikit menuju cafe yang sering mereka datangi jika berangkat ke tempat kerja di waktu yang bersamaan. Mereka masuk ke dalam langsung menuju kasir.

"selamat pagi pelanggan setia" sapa sang kasir.

"pagi jin" sapa Jeongyeon.

"seperti biasa? americano dan chocolate hazelnut?" tanya Ryujin.

"ne" ucap mereka bersamaan.

"baiklah, kali ini siapa yang mau membayar?"

"aku" "aku"

Mereka kembali mengucap bersamaan dan saling menatap. Masing-masing dari mereka mengambil dompet mereka dengan cepat tapi kali ini Jihyo yang lebih cepat memberikan kartunya. Jihyo tersenyum penuh kemenangan pada Jeongyeon sementara Jeongyeon hanya menggelengkan kepalanya.

"okay, nanti akan ku antar ke meja kalian" ucap Ryujin.

"okay, thanks jin" ucap Jeongyeon.

Mereka kembali keluar duduk di meja favorite Jeongyeon yang kini meja yang biasa mereka duduki jika ke sini. Mereka duduk secara berhadapan masih tak ada yang berani membuka pembicaraan.

"hey jeong" panggil Jihyo.

"hm?"

"umm... bagaimana dengan kita selanjutnya?" tanya Jihyo sedikit malu.

Same but Different | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang