28. PENGHIANAT?

120K 13.6K 802
                                    

-H A P P Y R E A D I N G-

“Penghianat itu berawal dari teman dekat”

-kata nyata-

Sepasang kekasih tengah duduk berdua di kursi taman, sambil menikmati udara yang sejuk banyak di sekelilingnya terdapat pohon-pohon yang hijau, dan bunga yang indah.

Banyak anak-anak kecil yang bermain di taman itu, ada juga yang tengah piknik bersama keluarganya. Sepasang kekasih itu tengah melihat tingkah lucu anak kecil yang masih berusia lima tahun.

Cowok yang duduk di sampingnya memandang kekasihnya yang sedang tertawa.“sin?”panggilnya.

“dalem kak, kenapa?”

Sindi menoleh memandang kekasihnya seperti ingin mengucapkan, namun ragu-ragu.

“Hm gue, g-ue”

Kedua alis Sindi menyatu, dirinya merasa aneh dengan kekasihnya.“bilang aja kak, gak usah gugup gitu. Kaya sama siapa aja.”

“Sebenarnya,”

“Sebenarnya kenapa kak? Jangan bikin kepo deh!”saut gadis itu dengan terkekeh kecil.

“Sebenarnya gue ngajak lo kesini. Mau minta putus sama lo.”ucap Albian lantang dengan menutup mata.

Deg..

Sindi membeku bibirnya keluh untuk mengucapkan sepatah kata. Seperti di hujamkan beribu pisau yang telah menusuk jantungnya, hingga dirinya tidak berdaya.

“K-kak kamu b-becanda kan?”

“Gue serius.”jawab cepat Albian menatap mata mantan kekasihnya sendu.

“T-tapi apa alasannya kak, apa aku kurang cantik? Iya? Apa dari awal emang kakak gak cinta, sama aku?"

Gadis manis itu bertanya dengan mata yang berkaca-kaca. Tega banget sih pacarnya, jahat gak punya hati.

“Bukan karna lo gak cantik sin, semua perempuan cantik dengan versinya masing-masing!”

“Tapi, karna gue salah paham sama hati gue sendiri. Waktu pertama kali kita ketemu, kirain gue langsung jatuh cinta pandangan pertama karna kebaikan lo itu. Ternyata gue cuman tertarik sama lo.” tambah Albian, perkataanya membuat air mata gadis di sampingnya mengalir.

“Terus kalo bukan sama aku cintanya, sama siapa? Perempuan mana?"

Albian tidak tega memberi tahu mantan kekasihnya, ketika melihat air mata gadis itu jatuh karna nya.“gak usah deh, nanti lo makin sakit dengarnya.”

“kasih tahu aja kak, biar sakitnya langsung dan gak tanggung-tanggung.”ujar Sindi seraya menampilkan senyum manis.

“Tunangan gue sendiri. Mia, nama itu yang sudah tersimpan dari dulu di hati gue. Tapi, baru sekarang gue menyadarinya. Tuhan hebat banget ya sering mainin hati gue! Di saat dia gak cinta lagi sama gue, malah gue yang cinta sama dia.”

Deg.. Walaupun gadis itu sudah tahu kenapa dia masih merasakan sakitnya. Tangannya terkepal kuat hingga jari-jarinya memutih.

TRANSMIGRASI MIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang