" ... " Juan terdiam, sampai sekarang otaknya masih mencerna semuanya. Rumah sakit, kata itu terus terngiang di dalam kepalanya
" Juan? Kamu habis menelepon siapa? Kenapa kamu? Kok bengong? " Tanya Satya, kakaknya yang tertua
" Bukan siapa siapa hanya dari bank biasalah " jawab juan dan hanya dibalas dengan kata " oh " dari satya
Juan pergi ke ruang tamu. Sampai sekarang ia terus memainkan ponselnya, sesekali melihat benda kotak itu. Benda inilah yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Jujur saja daritadi Juan terus memikirkan apakah dia harus menghubungi sahabat kakaknya itu atau tidak
Sekilas bayangan kejadian sesaat setelah ledakan besar di SPBU yang menelan banyak korban
Saat itu Juan sedang tertidur dan saat ledakan terjadi, samar samar ia merasa sedang dipeluk oleh seseorang. Begitu dia bangun dia melihat satya berada di sampingnya dan terlempar agak jauh dari tempat kejadian. Saat itu juan dipeluk dipeluk ibunya sedangkan satya dipeluk ayahnya karna tempat duduk mereka berdekatan. Bagaimana dengan sean? Entahlah dia tak sempat melihatnya
Setelah pikirannya berkelana, akhirnya dia membuat keputusan " Ck, b*ngs*t ngapain juga gw mikirin si anak sia*lan itu buang buang waktu gw aja " akhirnya juan bangkit dari duduknya dan dia pergi dari ruangan itu
" Ya baik pemirsa. Terjadi suatu insiden di SPBU xxx. Terjadi ledakan yang berasal dari mobil sedan yang sedang mengisi bensin di SPBU. Diduga ledakan terjadi, karena ponsel pemilik mobil tersebut masih menyala. Tim pemadam, serta polisi, dan tim tenaga medis sudah di kerahkan menujuk lokasi. " seorang pembawa berita perempuan berbicara
" Di karenakan insiden ini 3 orang mengalami luka ringan , 1 orang mengalami luka bakar, dan ada 2 korban jiwa " tambah seorang pembawa laki-laki yang berada tepat disebelahnya
" Ya sayang sekali ya. Apa lagi ada dua korban jiwa yang merupakan orang tua dari anak yang masih kecil. " si perempuan mulai membuka obrolan singkat pada morning news hari ini
" Ya betul sekali merilyn. Sampai sekarang anak dari korban jiwa di bawa ke rumah sakit dahulu dan akan dibawa ke panti asuhan untuk sementara menunggu kerabat atau saudara untuk mengurus anak-anak tersebut," sang lelaki berucap
" Kejadian SPBU meledak karena penggunaan ponsel yang makin lama semakin banyak. Maka dari itu kami terus menghimbau pemirsa untuk jangan menggunakan ponsel saat ingin mengisi bensin . " beritapun akhirnya ditutup oleh sang pembawa berita wanita. Setelah itu topik pun berubah
*
*
*
*
*
*
Sean terbangun dari mimpinya, tapi lagi-lagi dengan keringat dingin yang terus mengalir dari keningnya dan sukses membuat baju sean setengah basah. Dalam keadaan nafas yang belum teratur dan jantungnya yang berdetak begitu cepat, ia langsung meminum air yang berada di nakasnya yang menjadi kebiasaannya setiap baru bangun dari mimpi buruknya
Setelah lebih tenang matanya melirik kearah jam dinding yang berada disampingnya, pukul 08.45 pagi. Dia sudah tidur begitu lama. Sejenak dia menatap kosong dinding didepannya, lalu kejadian 10 tahun yang lalu kembali terekam di otaknya. Tapi tetap saja seperti kepingan puzzle yang menghilang, yang hanya tersimpan di memorinya hanya ada suara ledakan, suara teriakan ibunya dan suara lemah ibunya, pandangan singkat didepannya, kobaran api yang persis didepannya dan setelah itu semuanya terlihat samar
Namun pikirannya berubah karena rasa lapar yang ia rasakan sedari tadi. Cacing yang berada perutnya sudah meminta untuk di isi, ia akhirnya menoleh ke arah nakasnya dan mengambil makanan yang ditaruh disana. Sean mengganjal perutnyaa sambil menunggu riki yang masih belum menunjukkan batang hidungnya
^
^
^
" Brak!! " suara pintu yang Juan tutup secara kasar. Anak itu langsung membanting tasnya dan membanting dirinya keatas tempat tidurnya. Perasaannya penuh dengan amarah dan dia terus saja mengumpat
Satya yang kebetulan berada dikamarnya langsung menghampirinya " Hey, what's wrong with you dude? You look so upset today " tanya satya
Juan terlihat sangat berantakan dengan seragam yang tidak rapih, rambut yang lepel, dan diwajahnya dilengkapi dengan luka dan lebam. Ternyata tidak hanya diwajah tetapi hampir disekujur tubuhnya ada luka dan lebam
" Kau berantem lagi?! " tanya satya
Juan membuang nafasnya yang tidak teratur lalu mulai berbicara " Kakak tau? aku dibully lagi oleh geng si4l4n itu, dan kakak pasti tau alasannya " Juan mulai serius dan menatap kakaknya " Karena aku yatim piatu "
" Aku menjadi seperti ini karena aku kalah jumlah, mereka menghadangku lalu mereka memukuliku " Juan berbicara saat satya ingin membuka mulutnya, seolah-olah dia tau apa yang ada di pikiran kakaknya
" Aish, andai saja saat itu si seanlan tidak lupa mematikan ponselnya , kita pasti masih mempunyai orangtua sekarang. Dasar ceroboh! " tambah juan sarkas. Sedangkan satya? dia hanya diam. Dia tau adiknya ini keterlaluan. Tapi menurutnya, apa yang dikatakan juan itu benar. Jadi diam adalah jawaban yang terbaik
~
~
~
" Bagaimana keadaanmu? " Riki memulai percakapan
" Lebih baik dari sebelumnya, kau tenang saja aku ini pria yang kuat " sean menjawabnya dengan senyuman
" Baguslah kalau begitu ayo kita pulang rumah sudah menunggu " ucap riki dengan nada yang bersemangat dan membawa sean keluar dari rumah sakit
" Sean kau harus bertemu dengan seseorang " ucap Riki
" Siapa? " tanya sean
" Ada... Orang ini sudah lama menunggumu " ucap Riki
" Hmm baiklah " ucap Sean
•••••
Haloo semua
Saya lagi PAS gini malah up 😓
Anw ada yg lagi PAS ? :D
Okei dadah
KAMU SEDANG MEMBACA
For my sunshine ✓
Fanfiction[ Rombak ] Sean griesta seorang murid SMA 3, tengah mengalami konflik dengan keluarganya. Sean juga memiliki penyakit yang serius dan pastinya tidak akan bertahan lama. Akankah dia bertahan dengan penyakitnya?