🌷Happy Reading 🌷
.
.
.
.
.
.Akan selalu ada kesempatan kedua bagi siapa yang ingin berjuang
××××
❄❄❄
Tuesday, 6.30 AM.
Hari ini seperti biasa, Chesna memasak sarapan sesuai rutinitasnya, hanya saja ada yang berbeda dengan pagi ini jika biasanya ia hanya sarapan bertiga dengan anaknya, maka hari ini mereka akan sarapan berempat. Ini dikarenakan Sean yang datang pagi buta ke rumah mereka dengan alasan ingin sarapan bersama, cih dasar!.
Selepas kejadian di restoran yang ternyata adalah milik Erlan dan fakta yang baru saja ia ketahui, membuat Sean semakin berani dengannya dan mengakrabkan diri dengan anak-anaknya. Entahlah itu ia mengantar sekolah, mengajak bermain, atau bahkan quality time bersama kedua anaknya, hingga sarapan pagi bersama seperti yang akan dilakukan pada pagi ini.
Saat ini Sean sedang berada di kamar Gavin itu dikarenakan Sean membantu Gavin memakai seragam sedangkan Zia, anak perempuannya satu ini sedang duduk di meja makan dengan memeluk boneka beruang pink yang beberapa hari lalu diberikan Sean padanya.
"Mommy, Zia and Bebe hungry". Ucap Zia sambil memeluk bebe nama boneka beruang pinknya itu dengan wajah yang ditekuk.
"Iya sayang, sabar ya. Kita tunggu abang dan daddy" ucap Chesna sembari menghidangkan masakan yang telah matang di atas meja.
"Tapi Daddy sama Abang lam..." ucap Zia terputus karena ucapan selamat pagi dari arah belakangnya.
"Selamat pagi Mommy, Zia..." ucap Gavin dari arah belakang sembari berjalan ke arah Chesna dan mengecil pipi kanan Chesna sambil tersenyum manis, tanpa menghiraukan wajah cemberut Zia.
"Abang sama daddy lama tau, zia sama bebe sudah lapal tau" ucap Zia mengerucutkan bibirnya dengan melipatkan kedua tangan di dada sembari menatap keduanya kesal.
"Abang pup dulu tadi Zia, makanya lama" ucap Gavin menjelaskan perihal keterlambatannya.
Sedangkan Sean yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya disertai senyum tipis melihat tingkah kedua anaknya ini.
"Baiklah marahan ditunda dulu, sekarang kita sarapan" ucap Chesna yang sudah duduk di kursi yang sambil meletakkan nasi di piring kedua anaknya dan juga Sean.
"Iya Mommy..." ucap kedua bersamaan.
Akhirnya mereka pun menikmati sarapan pagi bersama tanpa suara apapun.
"Baiklah saatnya berangkat" ucap Chesna kepada keduanya yang dibalas anggukan.
"Ayo masuk ke mobil, biar daddy antar" ucap Sean kepada keduanya yang langsung dituruti.
Sedangkan Sean masih berdiri di hadapan Chesna dengan menatap matanya lekat.
"Kenapa?" ucap Chesna bingung karena Sean tidak langsung ke mobilnya.
"Kita berangkat bersama" perintah Sean dengan nada tegas.
"Tidak perlu, aku bisa berangkat dengan sepeda motor. Lagipula arah nya berbeda"ucap Chesna menolak ucapan Sean.
"Aku tidak terima penolakan" balas Sean dingin.
"Aku tidak mau" ucap Chesna menatap tajam Sean.
"Pergi dengan ku atau tidak sama sekali" ucap Sean mendekatkan dirinya dan menatap Chesna dingin tepat di matanya.
"Ah.. Baik...lah" ucap chesna terbata-bata karena tatapan dingin Sean serta posisi yang tidak ia inginkan seperti saat ini.
Bagaimana tidak. Posisi mereka berdua saat ini jika dilihat dari jauh seperti sepasang kekasih yang sedang berpelukan, dikarenakan Sean yang membungkuk ke arahnya dan mendekatkan diri sangat dekat hingga hidung keduanya bersentuhan, membuat spekulasi orang-orang akan berpikir macam-macam.
"Tidak usah menatapku seperti itu Sean" ucap Chesna sembari mendorong tubuh Sean sedikit menjauh serta mengalihkan pandangannya dari Sean.
"Baiklah" ujar Sean terkekeh tipis melihat kelakuan Chesna, dan menegapkan tubuhnya.
Tin..tin....tin..
Suara kelakson mobil yang dibunyikan Zia mengalihkan pandangannya keduanya ke arah mobil dan menemukan Zia sang pelaku bunyinya kelakson sedang menatap mereka dengan cengiran khasnya.
"Hehe... maaf mommy daddy, tapi nanti Zia sama Avin telat" ucap Zia membuat keduanya pun segera masuk kedalaman mobil.
Di dalam mobil suasana diantara Sean dan Chesna begitu hening, berbeda dengan kursi belakang, Zia yang sedang bersenandung ceria membuat suasana mobil itu sedikit berwarna.
Gavin yang melihat kedua orang tuanya diam sedaritadi hanya mengangkat bahunya acuh.
Menjadi dewasa tidaklah menyenangkan. Batin Gavin mengalihkan pandangannya dari kedua orang yang berada di depannya ke arah jendela mobil melihat jalanan yang begitu ramai pengendara.
Tak berselang lama akhirnya mereka sampai di pekarangan sekolah keduanya.
"Baiklah, belajarlah yang rajin, turut ucapan guru, dan jangan membuat masalah. Okay!" ucap Chesna memperingatkan keduanya yang dibalas anggukan kepala.
"Siap Mommy..." ucap keduanya serentak sambil mencium punggung tangan keduanya.
"Bersenang-senanglah, dan jadilah anak baik di sekolah" ucap Sean sambil mengecupi pipi keduanya.
"Baik Daddy..." ucap keduanya dengan senyum manis.
"Kami pergi..." ucap Gavin dan Zia bersamaan yang dibalas anggukan Chesna dan Sean.
Setelah punggung Gavin dan Zia tidak terlihat lagi, mobil pun kembali melaju membelah jalanan yang begitu ramai pengendara.
Hanya tersisa keheningan saja di mobil itu. Tidak ada yang berniat ingin berbicara. Chesna yang menatap jalanan lewat kaca jendela, dan Sean yang fokus menyetir mobil.
Hingga akhirnya mereka pun sampai ketempat dimana Chesna bekerja. El's Resto and Cafe.
"Terima kasih sudah mengantarkan ku"ucap Chesna sambil membuka pintu mobil.
Sean hanya diam tidak menjawab ucapan terimakasih Chesna. Saat pintu sudah terbuka, Chesna pun segera turun dari mobil Sean. Tetapi sebelum itu, Sean menahan pergelangan tangan Chesna dan menatap Chesna lekat.
"Apakah tidak ada kesempatan kedua.."ucap Sean menatap Chesna penuh harap.
"Kesempatan selalu ku berikan padamu Sean,.. tetapi, kau tidak pernah menggunakannya Sean" ucap Chesna balik menatap Sean sembari kembali berucap.."Kesempatan kedua akan selalu ada bagi siapa yang ingin berjuang.." ucap chesna mengakhiri percakapan keduanya dan menarik pergelangan tangannya.
"Semoga harimu menyenangkan Sean" ucap Chesna sebelum menutup pintu dan menatap mobil yang melaju meninggalkan dirinya yang berdiri menatap mobil itu dengan pandangan sulit.
"Disaat semuanya telah hancur, disitulah penyesalan selalu datang..." ucap Chesna sebelum memasuki Resto dan cafe tempatnya bekerja.
❄❄❄
Maaf membuat kalian menunggu lama🙏
Salam hangat
Khaira
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender to love (New Version)/ Revisi Berjalan
RomansaPada akhirnya penyesalan akan selalu menjadi akhir dari segalanya... _Surrender to Love_ ××× Pernikahan yang didasari dari sebuah perjodohan, memang tak selalu berakhir indah. Begitupula yang dirasakan Chesna Selina Kyle, mempunyai suami yang dingin...