• Chapter 7 •

103 16 30
                                    

Saat dia takut...

---

"Naegi-Kun, Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya [Name] yang baru selesai berendam di kamar mandi wanita.

"Ishimaru dan Oowada-Kun..." Makoto menunjuk ke arah pintu dimana Kiyotaka dan Mondo berada.

"GW BAKAL NGALAHIN LU YA AMNJINC, JANGAN REMEHIN GUA LU ANAK KESAYANGAN GURU!"

"YEEE MANA BISA BEGITU!"

"Sudahlah Naegi-Kun... Nanti mereka juga akan damai sendiri..." Ucap [Name] sedikit bersweatdrop.

"Kau benar..." Cicit Makoto.

"Jaa, Kalau begitu aku ingin ke cafetaria dulu ya, Apa kau ingin ikut?" Tanya [Name] sembari mengusap rambutnya yang basah dengan handuk.

Bukannya menjawab Makoto malah salah fokus ke penampilan [Name] yang sedikit basah.

Ambigu sekali, sial.

"E-eh tidak usah, Aku langsung ke kamar saja ya, Mattane!" Pamit Makoto terburu-buru.

"Kasihan Naegi-Kun... Dia ditinggalkan oleh orang yang sangat dia percayai..." Batin [Name] prihatin.

---

Pada masa itu. Mendadak seluruh siswa diinstruksikan untuk berkumpul di gym sekolah, Sepertinya ada pengumuman penting.

"Aku bosan karena tidak ada yang terbunuh, Jadinya ini dia sebagai motive kalian upupupupupu~" Ucap Monokuma.

[Name] mengecek kertas miliknya, Isinya sungguh tidak diduga.

"[Full Name] pernah merusak barang milik orang lain dan tidak menggantinya, kemudian langsung kabur di umur Lima tahun."

"A-apa apaan? Itu karena Onee-San yang mau ganti kan..?" Batin [Name] sedikit merona karena malu.

"A-apa apaan ini!?" Ucap Kiyotaka sedikit berteriak.

"Upupupu, Aku pergi dulu~" Pamit Monokuma kembali masuk ke dalam podium tempat dia berdiri.

"H-hei kita ini teman kan!? Teman tidak mungkin melakukan hal s-seperti ini kan!?" Ucap Aoi mencoba meringankan suasana.

"Bunuh atau tidak... Bunuh atau tidak..." Batin [Name] sedikit bimbang. Tak disadari tubuhnya bergetar sedikit.

"Nee-San bilang harus menggunakan bakatku untuk kebaikan, Dan aku harus mengutamakan orang lain di atas diri sendiri.... T-tapi kalau tidak ada yang terbunuh dalam 24 Jam kami semua akan tewas... Bagaimana ini..." Batin [Name] sedikit meneteskan air mata.

"[N-Name]?" Ucap Makoto menepuk bahu [Name] pelan.

Ternyata hanya tersisa mereka berdua disana. Yang lain? Entahlah, Seakan-akan sudah hilang di kabut yang tebal.

"A-ah aku berdiam disini cukup lama ya?" Tanya [Name] mengusap air matanya.

"Aku tahu kau bimbang dan takut [Name]..." Balas Makoto dengan nada sedikit rendah.

"Enggak kok ahhahaah buat apa takut?" Tutur [Name] berbohong.

"Bisa dilihat dari mimik wajahnya...." Batin Makoto sweatdrop.

"Memangnya kenangan memalukan itu cukup buruk kah?" Tanya Makoto mencoba meringankan suasana.

[Name] menggeleng, "Itu hanya kejadian memalukan tapi tetap saja..."

"Oh, Aku juga dapat kejadian memalukan kok! Kamu tidak sendiri loh, [Name]-Chan!" Balas Makoto yang membuat [Name] sedikit terkejut.

"Tapi aku juga takut kalau misalnya dalam 24 jam tidak ada yang terbunuh, Kita semua akan dieksekusi..." Ucap [Name] menahan air matanya untuk turun.

Makoto menghela nafasnya, "Gak usah takut [Name]-Chan, Kan ada aku disini! Ehehe..."

Senyuman Makoto membuat [Name] keluar dari rasa keputus asaannya, Rona tipis muncul di pipinya.

"Perasaan apa ini? Aku mempercayainya tapi kenapa jantungku berdegup dengan kencang saat dia menenangkanku?" Batin [Name].

---

"Sudah mendingan?"

"Iya... Karenamu aku jadi merasa lebih baik sekarang... Maaf ya..."

"G-gapapa kok! Untuk melupakannya bagaimana kalau kita ikut ke Cafetaria bersama Celes-San? Dia sedang meminum teh susu!"

"Ya!"

---


... Tentu saja aku selalu berada di sampingnya untuk menghiburnya!

Tbc

I Trust Her. • Makoto Naegi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang