Bandung, 02-02-2021.
Seorang cowok yang tengah tertidur mengerjapkan matanya saat merasakan sinar matahari yang mengusik. Ia mengernyit lalu dengan malas beranjak dari tempat tidurnya dan menutup jendela. Ia memijat perlahan pangkal hidungnya karena merasa pusing saat beranjak dari kasur. Matanya melirik jam digital diatas nakas. Pukul 06.30 WIB. Masih sangat pagi tetapi matahari sangat terik. Cowok itu pun melangkahkan kakinya mengambil handuk yang terletak di sofa lalu masuk ke kamar mandi.Ia berjalan dengan santai menyusuri koridor sekolah. Wajah yang ia tutupi masker dan topi hingga menyisakan matanya saja membuat orang orang yang melihatnya penasaran dengan wajah aslinya. Menurut mereka, jika dilihat dari matanya saja sudah ganteng, bagaimana jika ia melepasnya. Mungkin orang yang melihatnya akan menahan napas tanpa sadar. Cowok itu sampai di depan pintu kelasnya. Semua mata tertuju padanya. Ia terus mengedarkan pandangannya untuk mencari bangku.
"Woi !" Seorang cowok dengan rambut ikal bewarna coklat gelap menghampirinya diikuti keempat temannya. Dia Sky Alvrenzo.
"Anak baru ?" tanya Sky yang mendapat respon anggukan.
"Pindahan SMA SIANTARA cok ! Bukan orang sembarangan." ucap salah satu cowok dengan dasi yang menggantung di pundaknya setelah melihat logo SMA SIANTARA di lengan almet cowok tersebut. Dia Johan Britama.
"Orang mahal." timpal Skarla Addison. Cowok dengan pena yang bertengger di telinganya.
"Kenalin," Sky mengulurkan tangannya diikuti Johan, Skarla, Laskar dan Xiano.
"Sky Alvrenzo." Cowok tersebut membalas menjabat tangan Sky.
"Devino Raendra Radipta." Sky membulatkan matanya begitu juga dengan keempat temannya setelah mendengar nama yang tidak asing di telinga mereka. Laskar memegang tangannya yang tiba tiba tremor yang masih terulur dan belum di jabat Devino. Saat Devino ingin membalas uluran tangan Johan, mereka langsung berbalik badan memunggungi Devino dengan tangan saling merangkul dan sedikit menunduk, kecuali Xiano.
"Lo pada denger apa yang dia bilang tadi ?" tanya Sky menatap temannya satu satu. Mereka kompak mengangguk.
"Dia ketua geng Ranzror !" kata Johan.
"Dia beneran pindah ke sini ? Gak salah pilih sekolah ? Terus itu geng dia gimane ?" tanya Laskar yang langsung mendapat geplakkan di bagian kepala belakang oleh Skarla. "Monyeet !" kata Laskar reflek sambil menatap sinis Skalar.
"Lo salah orang kalau nanya begitu kumis lele !" ucap Skarla.
"Gua masih merasakan hawa hawa mistis di sekitar sini. Aura negatif yang kuat dan..." ucapan Laskar terhenti.
"Kalau lo bilang dia punya aura negatif, kita juga. Kita sebelas dua belas sama dia kali." potong Sky.
"Sabi nih ngebangun Varlioz lagi." ucap Johan.
"Gua Xiano Van Devern." ucap Xiano sambil mengulurkan tangannya.
Pandangan Devino beralih lalu menjabat tangan Xiano tanpa menyebutkan namanya lagi.
"Lo bisa duduk di bangku samping gua, kebetulan kosong." ucap Xiano yang di angguki Devino. Kedua nya berjalan tanpa mempedulikan keempat temannya yang masih sibuk berbisik.
Xiano dan Devino duduk. Xiano membaca buku dan Devino memandang sekitarannya. Suasana yang sangat berbeda dengan sekolah lamanya. Kalau dulu siswi di kelasnya selalu berkaca dan memegang alat percantik diri di tangan, sedangkan siswi disini kelihatannya sudah siap siap dari rumah dan di sekolah hanya mengobrol dengan heboh. Devino tau ada yang diam diam mencuri pandang ke arahnya. Tetapi, menurutnya siswi di sini lebih menarik di bandingkan siswi di sekolahnya dulu yang berdandan sangat menor. Di sini mereka hanya memoleskannya tipis tapi, pewarna yang menempel di wajah itu tetap kelihatan. Tidak ada yang tidak memakai benda kimia itu, semua siswi memakai, Devino yakin karena dari tadi ia tidak menemukan cewek dengan wajah bersih. Kalau untuk cowok, tidak ada yang berbeda. Mereka sama seperti di sekolahnya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANDUNG 02.00 PM
Teen FictionDEVINO 2 ! "Banyak janji yang tidak saya tepati, tapi untuk bersamamu hidup semati, itu pasti !" "Bab kisah cinta remaja di Bandung tidak hanya diisi oleh nama Dilan dan Milea saja, saya pastikan nama kita juga tertulis di sana." ⚠️ Mohon maaf apab...