Devino selesai menandatangani surat perjanjian. Hal ini di lakukan atas permintaan anak anak Varlioz agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Ini bukan hanya sekedar perjanjian Devino saja, ini merupakan isi semua perjanjian anak Varlioz.
"Jika ada yang melanggar bahkan hampir saja melanggar," Devino mengetuk ngetuk kertas perjanjian yang berada di atas meja dengan telunjuknya dan menatap seluruh anggota Varlioz. "Percikkan darahnya harus berada di kertas ini."
"SIAP BOS !!!" ucap seluruh anak Varlioz serentak.
Devino mengangguk. "Kalian boleh bubar."
Beberapa anak Varlioz ada yang pergi meninggalkan markas dan masih ada yang menetap di sana. Markas mereka hanya terbuat dari bangunan mall yang terbengkalai karena pembangunan tidak dapat di selesaikan. Di sekeliling bangunan tersebut hanya ada rumput dan bebebarapa pohon. Sangat jauh dari jalanan, jadi bisa di bilang markas mereka tersembunyi. Ini bukan markas Varlioz yang pertama, ini merupakan markas yang Devino temukan. Tidak ada yang tau dari mana Devino menemukan bangunan ini.
"Hadehh," Johan mendaratkan pantat nya di kursi, begitu juga dengan Devino, Sky, Skalar dan Laskar. Mereka sekarang tengah duduk di kursi yang mengelilingi meja bulat.
"Makan sate enak nih." kata Johan sambil mengelus perutnya.
Sky melihat jam tangannya. "Jam segini ntar lo dikira kunti lagi sama penjualnya." kata Sky.
"Gua gak mesen seratus tusuk kali." ucap Johan sambil melirik sinis Sky sambil memutar mutarkan ponsel di tangannya.
"Bakso dah yang paling mantep." ucap Laskar.
"Kasih para penjualnya istirahat lah. Jam segini baru makan, habis makan tidur. Liat perut noh, dari enam kotak bersatu jadi satu kotak." ujar Skarla.
"Gampang itu mah, tinggal nge gym." kata Johan. Johan mengambil rokok yang berada di atas meja lalu menyalakan pemantik dan membakar ujungnya. Ia mengisap sebentar lalu menghembuskan asap nya keluar.
"Gua jadi ngebayangin kalau gua ikut trend infinity habis nge gym," kata Johan dengan mata melihat ke arah lampu sambil terus menyembulkan asap rokoknya.
"Si Dara ketar ketir gak ya ?" lanjut Johan dengan senyum kecil di mulutnya lalu kembali mengisap rokoknya.
"Dara Winston anak kelas sepuluh MIPA dua ?" tanya Sky. Johan mengangguk.
"Tuh anak emang cantik. Gila sih anak baru sekarang cakep nya pada gak ke tolong." ucap Laskar.
"Cuman tetep aja mereka make pewarna, kalau gak pink soft, merah menggoda." kata Sky.
"Gua bahkan sempet liat yang make bulu mata palsu, mana tebel banget." kata Johan.
Devino meletakkan ponselnya di meja. Ia mengambil Vape dan liquid di kantong jaket kulitnya. Mengisi sebentar dengan liquid tersebut, baru ia menyesapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANDUNG 02.00 PM
Novela JuvenilDEVINO 2 ! "Banyak janji yang tidak saya tepati, tapi untuk bersamamu hidup semati, itu pasti !" "Bab kisah cinta remaja di Bandung tidak hanya diisi oleh nama Dilan dan Milea saja, saya pastikan nama kita juga tertulis di sana." ⚠️ Mohon maaf apab...