Epilog

115 15 0
                                    

“How are you?”

***

Tiga tahun berlalu, setelah menyelesaikan masa sekolahnya di SMA dua tahun yang lalu, kini Hera sudah melanjuti study-nya lagi ke jenjang yang lebih tinggi. Hera berkuliah di salah satu universitas favorit di kotanya.

Sama halnya dengan Taehyung, dia juga kuliah di universitas yang sama dengan Hera. Namun, berbeda jurusan. Hera mengambil hukum, dan Taehyung manajemen.

Walaupun berbeda jurusan, dan berbeda kepentingan dan kesibukan masing-masing, tetapi hubungan mereka tetap terjalin. Ya meskipun, sekarang sudah  sekitar dua minggu yang lalu Hera dan Taehyung tidak bertemu, karena terlalu sibuk dengan urusan masing-masing.

Mereka tetap bersahabat, namun tidak seakrab dulu. Hera kangen dengan hubungan mereka yang dulu, tapi sayang, takdir seakan gak memperbolehkan mereka menjalin hubungan layaknya saat SMA. Hera sedih, dia jadi ke ingat sama janjinya kepada dirinya dulu.

Hera sering kesal juga ke Taehyung, dulu dialah yang kekeuh gak mau pisah, beberapa tahun kemudian ... semua omongannya jadi bullshit, buktinya sekarang, yang sering duluan ngajak ketemuan tapi dia juga yang selalu ingkar janji itu siapa? Taehyung, Kim Taehyung, manusia sok sibuk itu. Kan Hera jadi pengen ngumpatin Taehyung, pengen maki-maki sampe mulutnya berbuih.

"Ra?" panggil seseorang. Sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Hera yang lagi bengong, mikirin beban hidup.

Cewek itu gak ngedip, sebelum cowok ganteng di depannya, yang diketahui berstatus pacar Kim Hera itu, meniup wajah sang tercinta. Berhasil bikin Hera ngedip juga berkali-kali, soalnya kalo niup doang mah enak, ini malah sampe jigongnya ikutan muncrat ke wajah Hera, lantas cewek itu langsung nepuk mulut sang pacar.

"Jigong lu bau banget ya ampun, gak gosok gigi lu?!" katanya. Sambil ngelap wajahnya sendiri menggunakan lengan baju cowok di depannya itu.

Si cowok pun memegang mulutnya yang kena tabok, "sakit Weh!" jeritnya tertahan.

"Makanya jangan sedekah jigong, gak bermanfaat banget, mending sedekahin gw duit, dapat pahala juga lu."

"Ngapain sedekah? Nanti pas kita kawin juga, gw yang nafkahin lu. Makanya baik-baik sama gw, ntar gak gw nafkahin lu baru tau rasa."

"Ya gw cere-in lu lah. Masak gw bego mempertahankan suami beban dunia kayak lu."

"Goblok!" umpat cowok yang diketahui bernama Jeon Jungkook itu, sambil getok kepala Hera, agak kuat dikit. Balas dendam.

"Emang ada yang mau sama janda?" sindirnya.

"Mau lah, orang jandanya kayak gw," jawab Hera dengan penuh percaya diri. Jungkook yang mendengar itu, ngerasa geli tapi bahagia sendiri. Otaknya berpikir, ‘jadi si Hera emang mau jadi istri gw, ya? Oh my God, my heart is oh my God!’ mikir itu aja, bikin Jungkook pengen teriak ala ciwi-ciwi pas ngeliat cowok ganteng dikit. Bahagia banget dia. Baru pacaran sebulan sama Hera aja bikin dia nganggap dunia ini cuma milik berdua, yang lain ngungsi. Gimana kalo mereka beneran kawin, terus punya anak, terus punya cucu, terus punya cicit, terus mati:)

"Mikir apa lu senyum-senyum sendiri? Mesum ya lu?!" tuduh Hera, sambil nge-melototin matanya ke arah Jungkook.

Cowok itu senyum semirik, "tau aja lu," katanya.

"Hayoloh, minta ditonjok ya, Jeon Jungkook?!" Hera pengen berdiri buat ngambil ancang-ancang, tapi tertahan ngelihat Jungkook ngehembus napas panjang.

"Lu tu ya, gak bisa romantis dikit kek? Hati lu kebuat dari apa sih?" Jungkook natap Hera dengan tatapan yang lemah, lesu, letoy, terus pingsan, ehh enggak-enggak.  Gak pingsan kok, cuma makin lemas aja pas dengar jawaban Hera.

Bullshit! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang