7. 🍯GADIS CIMORY 🍯

404 10 0
                                    

PART 7

ANAK KUCING



Sampai ke sekolah Serena gencar mengejek abangnya, kasihan si Aksa harus memasang muka masamnya mana berani ia ejek balik nanti kalau nangis yang salah siapa? Ujung- ujungnya Aksa juga yang salah.

"Abang kucing, abang kucing. Hahahahah." Ejek Serena1, sudah cukup tak tahan.

"Kalo abang kucing berarti lo adik kucing dong!" sanggah balik Aksa.

"Ya gak lah, kan Papa bilang kalo abang itu ditemuin digondol kucing kalo Serena kan Princess di kerajaan." Mulai kumat deh.

Melihat pagar sekolah yang sudah tertutup, Aksa segera memarkirkan mobilnya di samping pohon agar tidak ketahuan, biarin nanti kalo dicuri. Aksa dan Serena segera menyusun strategi di dekat sekolah.

"Diem deh Na, kita itu udah telat mau dihukum Pak Bambang?" Serena menggeleng cepat mana mau ia dihukum, udah gitu Pak Bambang kalau ngasih hukum gak kira-kira lagi.

"Lah terus kita lewat mana bang?" Aksa memutar otaknya, berpikir keras, sekeras Patrick.

"Gimana kalau kita manjat kegerbang belakang sekolah." Serena hanya mengiyakan saja, toh kalau nolak juga gak bisa kalau gak sekolah nanti diomelin.

Berakhirlah disini memanjat pagar gerbang sekolah. Sungguh Serena ragu akan hal itu, pikiran buruk hinggap diotak cantiknya. Gimana kalau dia jatuh?jatuh kebawah lah. Gimana kalau dia terluka? Diobatin sama bolos buat tidur. Gitu aja kok repot.

Memang Serena orangnya panikan.

"Bang, gue kok kayak gak yakin yah. Lebih baik dihukum aja deh." Ujar Serena mengutarakan isi hatinnya.

"Dek, kita itu udah sampe kesini masa puterbalik lagi deh."

"Liat aja bang pagarnya tingggiiiiiiiiii bangetttt. Nanti kalau Nana jatuh abang mau aku aduin Mama?"

"Udah deh lo percaya aja sama gue." Akhirnya Serena mengangguk kalau dilanjutkan perdebatan mereka bisa sampai subuh yang ada.

"Cepetan naik punggung lalu pundak abang." Layaknya anak kecil yang patuh perintah Papanya, Serena pun mengikuti beruntung roknya tidak sobek saat melewati pagar itu. Disusul dengan abangnya yang selamat dari perpagaran.

"Yuk buruan kekelas."

"Tapi bang, kayaknya kelas udah tutup deh."

"Lo kira warung apa."

"Yang ada nanti kita juga dihukum."

"Tumben otak lo encer, makan apa lo?" diledek seperti itu membuat Serena makin gondok.

"Makan besi sama kayu." Ujar nya nyolot.

"Kok lo nyolot sih."

"Yak an abang dulu yang nyolot, Serena mah ngikut."

"Dahl ah berdebat sama lo gak akan rampung yang ada kita makin ditangkap."

"Lah kita kan bukan penjahat ngapain ditangkap?" Tanya polos Serena.

"Serah deh, yang waras mah ngalah."

"IYAin biar cepet."

Pembicaraan yang tidak mutu, durasi nya buru abis! Mereka mengendap-endap seperti maling kondang. Tapi entah kesialan atau keberuntungan mereka malah bertemu dengan ketua OSIS yang sedang berjaga memastikan ada tidak murid yang telat.

"Hey kalian!" Teriak sang ketua yang diketahui bernama Bayu Laksamana Pratama. Nama satu kampong diembat sendiri.

"Bang gimana kita lari."

Gadis Cimory (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang