Nefa: Crazy Topic

153 111 16
                                    

"Puter ulang! Masa gue lagi sih?!" seru Adam tak terima karena bolpoin yang diputar Lani kembali mengarah kepadanya.

Karena Adam terus menolak akhirnya bolpoin kembali diputar, daripada menunggu Adam mengiyakan akan sangat lama.

"NEFA!!" teriak mereka berbarengan. Kali ini bolpoin menunjuk Nefa, perempuan yang sejak tadi berdoa dalam hati agar bolpoin tidak mengarah kepadanya akhirnya menghela nafas pasrah. Menunggu ide apa yang akan teman-temannya keluarkan.

"Truth or dare?" tanya Lani.

"Dare deh."

"NAH SIP!" ucap yang lain kesenengan karena akhirnya ada yang berani memilih dare.

"Sini kumpul! Rundingan dulu!" ajak Sasi. Mereka merapat dan berbisik untuk memutuskan tantangan apa yang akan diberikan kepada Nefa.

-----

Nefa, perempuan dengan nama lengkap Nefada Garcia mengumpat kasar setelah mendapatkan tantangan dari teman-temannya.

Tangan kirinya tergenggam erat dengan gigi bergemeletuk. Kemudian Nefa mengeluarkan ponselnya dari tas kecil yang biasa dia bawa untuk bepergian.

Senyum mereka semua merekah karena Beda tidak protes dengan tantangan yang mereka putuskan. Tidak tahu saja mereka bahwa dalam hati Nefa sedang merutuki mereka semua.

"Nefa bisa yuk!" ucap Lani.

"Nefa semangat!" timpal Sasi menyemangati.

"Kampret emang kalian semua! Awas aja!" sentak Nefa.

"Haha... Cepetan, Fa! Gue gak sabar sumpah." Nefa melirik Rio tajam sebelum jarinya mendial nomor yang sampai saat ini masih dia hafal.

Tantangan Nefa: Mengajak nikah mantan terakhir lewat telepon!

Tolong digaris bawahi, nikah bukan balikan! Memang gila semua temannya.

Menunggu sekitar 5 detik, akhirnya teleponnya tersambung.

"Assalamualaikum, halo?"

"Waalaikumsalam, Mam?" sahut Nefa pelan, walaupun ini hanya sekedar tantangan tetapi rasa gugup tetap terasa nyata.

"Iya, Nefa? Ada apa ya?"

Nefa menatap temannya, mereka semua mengode Nefa agar cepat mengutarakan maksud.

"Nef, masih di sana?"

"Oh, iya. Imam, mau nikah sama aku gak?"

Sontak mereka yang mendengar ungkapan Nefa langsung bertepuk tangan tanpa suara. Misi Nefa selesai sudah, namun mereka masih menunggu jawaban dari Imam, mantan Nefa.

"Nefa sadar? Enggak mabuk kan? Atau lagi pusing?" sepertinya Imam sedang kebingungan.

"Kamu tau aku gak pernah minum, Mam. Seratus persen sadar juga, so?" terang Nefa.

"Aku tutup dulu ya, sambung nanti. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, Mam jawab lang-"

Telepon terputus!

"-sung," lanjut Nefa.

"Yah! Masa gitu doang gak seru!" kata Candra.

"Tau tuh si Imam, di dengerin serius-serius malah dimatiin," timpal Rio.

"Nanti kalo di jawab kasih tau kita ya, Fa! Wajib pokoknya! Siapa tau aja habis ini langsung diajak akad hihi..." Biru cekikikan setelah lama berdiam hanya menyaksikan permainan, dia berharap Nefa benar-benar menikah dengan Imam. Karena dia tau sebenarnya Nefa masih menyukai Imam.

Nefa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, merasa malu. "Habis ini gue harus gimana kalo ketemu Imam? Gue udah gak punya muka lagi sumpah! Malu banget," lirih Nefa bingung.

"Ngomong aja kalo itu cuma ToD-an. Masalah kelar," sahut Adam.

"Iya, jawab gitu aja, Fa." Rio menyetujui saran yang Adam berikan.

Biru menolak, "Jangan dong! Kesannya kayak mainin perasaan Imam jadinya, mending ikutin alurnya aja, Fa."

"Kan emang cuma permainan," gumam Rio.

"Udah udah! Fa, putar bolpoin-nya."

-----

NEFADA GARCIA  [✓]

Kalian penasaran gak sama kelanjutannya? Sama gue juga! Gimana respon Imam setelah ini, dia pasti lagi mikir gue gila karena omongan gue yang terkesan ngelantur. But, kita lihat aja selanjutnya. Kalo ada balasan dari Imam nanti gue kabarin lewat grup.

Thank you...
See you next chap!

Sabtu, 20 November 2021

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang