"SASI LAGI!"
"MANA BISA BANGSAT! TADI ADAM JUGA SEKALI!" teriak Sasi frustasi, sudah dua kali bolpoin diputar sejak dirinya menyelesaikan misinya. Tapi dua kali juga bolpoin itu mengarah kepadanya, benar-benar menjengkelkan!
"Khusus Sasi bisa ya kan guys?"
"GAK!" sahut Sasi sengit.
Akhirnya bolpoin diputar lagi, dan semoga saja bukan dirinya lagi.
-----
"Truth aja deh, takut tantangan kalian aneh-aneh."
"Oke deh, ceritain sesuatu yang bikin lo jengkel atau sebel tapi masih lo ingat sampai sekarang!" pinta Sasi.
"Jengkel?" beo Vena berpikir kemudian mengangguk menceritakan kejadian itu.
-----
Vena sedang duduk di atas rumput hijau, punggungnya ia sandarkan pada pohon yang cukup besar. Tangannya berulang kali membuka lembaran novel yang baru dia pinjam di perpustakaan.
Vena suka suasana yang tenang, suka aroma buku tebal, suka kesendirian. Suasana yang ia idam-idamkan lenyap seketika saat mendengar suara musik yang begitu kencang.
Lalu tiba-tiba sepasang tangan menariknya, mengajaknya untuk berjoget bersama yang lain.
Vena sudah berdiri diantara kerumunan, hanya berdiri diam memperhatikan seseorang yang menariknya tadi. Tatapan tak bersalah orang itu layangkan, tubuhnya meliuk-liuk bak ulat bulu. Dia menatap sekelilingnya, banyak sekali yang ikut berjoget seperti penarik tangannya.
Tangan Vena ditarik lagi, bukan diajak berlari tapi di gerak-gerak kan agar ikut berjoget. "Lepasin!"
"Apa?"
Ia mencoba menarik tangannya namun tidak dilepaskan orang itu. "L e p a s b o d o h!"
"AYO JOGET! SERU NIH!"
Telinga Vena berdengung, matanya menyipit mencoba membaca name tag orang itu lalu setelah dapat dia akan mengingatnya seumur hidup! Jika bertemu kembali Vena akan menendang bokong orang itu!
"Siapa namanya, Ven?" tanya Meta.
Vena berdiri, "Dif, sini."
"Hah? Kenapa, Ven?" Adif berdiri berhadapan dengan Vena, perempuan itu melangkah kecil hingga tepat berada di belakang Adif. Tak memberikan waktu Adif untuk bertanya, Vena langsung mengayunkan kakinya menendang bokong Adif kuat.
AKH!!
Mereka terkejut menyaksikannya, bahkan Biru yang tadinya sedang minum sampai menyemburkan air itu di muka Rio.
"Biru asu!" umpat Rio sambil mengelap mukanya.
"VENA LO APA-APAAN SIH?!"
"Lo yang apa-apaan main tarik tangan gue! Habis itu buku yang gue bawa hilang tau gak?! Gue harus ganti uang karena itu buku perpus! Emang Adif anjing!" tak puas menendang bokong Adif, Vena kembali melayangkan pukulan di bahu laki-laki itu membuatnya meringis.
"Lho itu lo? Sorry, Ven. Gue kalah taruhan sama Bimo, disuruh joget di lapangan. Terus liat lo sendirian baca buku ya udah gue ajak aja hehe..."
"HEHE?!" kata Vena mempraktekkan gaya bicara Adif.
"Nanti gue ganti deh duit bukunya, udah gak usah ngambek." tanpa disangka tangan Adif menemplok di kepalanya, mengusap rambutnya dengan pelan.
Sontak suara-suara jahil menghiasi pendengaran Vena.
"Ciee... Vena sama Adif kayaknya ehem!"
"Dif, kalo udah taken jangan lupa traktirannya ya?" ucap Candra.
"Jadian... Jadian... Jadian..."
"Jadian... Jadian... Jadian..."
-----
NARAVENIA [✓]
Gak tau pokoknya lega banget setelah kesampaian nendang bokong Adif, btw yang pada bilang jadian-jadian jangan ditemenin!
Thank you...
See you next chap!Senin, 22 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY
Short StoryIni adalah cerita kami di hari kelulusan SMA, baik buruk seseorang terungkap di cerita ini. Berharap saja ini bisa menjadi kenang-kenangan sebelum kami pergi dengan tujuan masing-masing. Truth or Dare? Truthfully... ☁19 - 22 November 2021 #2 in kelu...