Adif: Weird Question's

134 107 29
                                    

"GUE GAK MAU DARE ANJING!" teriak Adif kencang. Ini adalah permainan dimana seseorang bisa memilih antara kejujuran atau tantangan, tapi kenapa malah dia dipaksa memilih tantangan.

"CUPU!" ejek Biru.

"Adam tadi juga milih truth!" Adif membela diri.

"Iya, Adam cupu juga!" kata Candra.

"Lah suka suka gue, suruh siapa dikasih pilihan," sahut Adam santai.

Adif langsung mengangguk menyetujui. "Kalo milih truth itu cupu kenapa permainannya gak diganti dare or dare?!"

"Ngeles aja nih anaknya Pak Bambang!" Rio menoyor kepala Adif ke samping.

"Ya udah sih, ribet banget gue lihat dari tadi. Adif milih aja terserah gak usah mikirin yang lain," ujar Vena.

"Iya, keburu kemalaman."

-----

"Sebutin nama mantan-mantan lo dari SD, SMP, SAMA!"

"Brengsek lo, Ru!"

"Bacot cepetan!"

Adif mencoba mengingat kembali siapa saja mantan-mantannya. "Sela waktu SD kelas enam."

Yang lain sontak mengacungkan satu jari, menghitung seberapa banyak mantan Adif.

"Pas SMP, Hera, Dania, Manda, Putri."

Adif melanjutkan kalimatnya. "SMA, Cela, Bunga, Gita, Tara, Alsa, sama Susan."

"WHAT?! TARA ANAK SILAT?" tanya Vena.

Adif mengangguk. "Kenal?"

"Siapa sih yang gak kenal sama Tara! Dulu waktu baru masuk SMA gue deket sama dia, baik banget tuh anak. Jadi kangen sama Tara, deh!" ungkap Vena.

"Tara yang motornya Scoopy warna janda iya gak sih?" tanya Sasi.

"Anjirrr janda," gumam Candra.

"Maksud gue warna ungu. Bener, Ven?"

"Betul, gue pernah sekali naik motornya."

"Ehem, oke guys! Gue udah selesai kan? Puter lagi bolpoin-nya ya?" sela Adif.

"Woh! Kata siapa selesai? Masih banyak!" Biru menghentikan gerakan Adif yang ingin memutar bolpoin. Dia belum puas dengan jawaban Adif, masih ada banyak pertanyaan.

"LO NGERJAIN GUE YA!" Adif memukul tengkuk Biru membuat laki-laki itu meringis kesakitan sebab pukulan Adif tidak bisa dikatakan pelan.

"SAKIT ASU!" umpat Biru.

"BANGSAT KENAPA PADA NGOMONG KOTOR SIH?!" teriak Kana.

"ANJING LO JUGA, KANA JELEK!" balas Meta.

"Lo kenapa ikut-ikutan sih, Met?!"

"Mirror, njir!" sentak Meta menendang kaki Biru yang kebetulan berada didekatnya.

"FUCK! Pada suka banget nyiksa gue, sakit tau gak?!"

"ENGGAK!!" teriak semua.

-----

"First kiss lo siapa?" tanya Lani.

"Tara."

"Lo mau punya anak berapa?" tanya Kana.

"Dua lebih baik."

"Lebih suka siang atau malam?" tanya Senja.

"Malem, lebih indehoy."

"Pernah ketauan lagi solo gak?" tanya Sasi.

"Pernah, sama Bu Bambang."

"Ngimpi basah kelas berapa?" tanya Nefa.

"Kelas sepuluh."

"Pernah ditampar berapa kali sama cewek?" tanya Meta.

"Dua. Sisanya di guyur es."

"Suka yang posisi apa?" tanya Vena.

"Berdiri."

Adif menghela nafas panjang, karena Biru belum puas dengan satu pertanyaan akhirnya dia memberikan kesempatan kepada semua teman perempuan yang ada di situ untuk bertanya apapun yang ingin mereka ketahui kepada Adif. Jadilah dia harus menjawab satu persatu.

Yang menjadi pikirannya adalah...

KENAPA PERTANYAAN MEREKA MENGARAH KE RAHASIA PRIBADINYA?!!

Sedikit geram namun masih bisa ditahan.

Sabar Adif, anak Pak Bambang gak boleh gampang emosi.

"Beri tepuk tangan untuk Adifayata!" seru Biru heboh. Dia suka melihat Adif kesal.

"Adif keren mau jujur!" tanpa disangka ungkapan Vena membuat rasa kesalnya menghilang diganti dengan rasa bangga.

Adif menepuk-nepuk bahunya dengan tangan kanan yang terkepal menunjukkan rasa bangga.

"Sombong anjing!"

-----

ADIFAYATA  [✓]

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah yang Maha Esa, karena saya Adifayata dapat menjawab semua pertanyaan teman-teman dengan baik walaupun pertanyaan mereka sangat meresahkan.

Thank you...
See you next chap!

Sabtu, 20 November 2021

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang