Kana: Turns out Neighbors

146 107 16
                                    

"Gue terus perasaan yang ketunjuk!" protes Adam.

"Karena lo enggak milih dare kali, Dam," balas Meta.

Diliriknya Meta dengan sengit, "Putar lagi!"

-----

"Dare deh, tapi jangan yang gak masuk akal ya!" Kana mencoba sesuatu yang menantang dirinya, dia butuh itu.

Butuh keberanian untuk menghadapi tantangan baru dalam hidupnya.

"Oke, gue ada tantangan buat lo. Lo lihat cowok yang duduk sendirian di sana?" tanya Biru kemudian menunjuk orang yang dia maksud. Semua mata mengikuti arah pandang Biru.

Kana mengangguk, alisnya terangkat sebelah meminta Biru melanjutkan kalimatnya karena dia sudah penasaran. Yang lain pun sama penasarannya karena Biru tidak berdiskusi apa-apa langsung memberi tantangan.

"Lo samperin dia, ajak kenalan, habis itu minta dia anterin lo pulang nanti. Gimana?"

"Gila sih, kalo dia bukan orang baik-baik gimana, Ru? Ngumpanin temen dong." bukan Kana yang protes melainkan Meta.

Kemudian Sasi, Lani, Vena, dan Senja mengangguk menyetujui ucapan Meta. Mereka tidak mau salah satu dari mereka ada yang tertimpa masalah besar.

"Percaya sama gue, lagipula gue bakal awasin Meta sama dia nanti. Gue ikutin dari belakang, tenang aja percaya sama gue," jelas Biru.

"Oke." Kana bangkit dari duduknya, menepuk celananya agar debu yang menempel hilang baru dia mendatangi laki-laki yang ditunjuk Biru.

Berhubung laki-laki itu duduk sendirian, Kana dengan berani mengambil posisi duduk dihadapannya. Tangan kanannya dia gunakan untuk menopang kepala sambil dimiringkan.

Setelah Kana perhatikan, laki-laki dihadapannya ini lumayan tampan, wajahnya bersih, bibir tebal, dan seksi.

"Hai, boleh kenalan?" sapa Kana membuka percakapan.

"Kenalan?"

"Iya, boleh? Aku Kana, kamu?"

"Brian."

"Oh, Brian. Rumah kamu dimana?"

"Griya Indah. Kenapa?"

Kana terkejut, dia juga tinggal di Griya Indah tetapi kenapa tidak pernah melihat Brian?

"Tunggu, rumah kamu nomor berapa?"

"Enam."

"HAH? Demi apa sih?! Kok aku gak pernah ketemu sama kamu padahal rumah kita sebelahan!" sungguh dibuat terkejut saja akan perihal ini. Dia sering keluar rumah sekedar menyirami tanaman, menyuci motor tetapi tak pernah sekalipun dia menjumpai Brian.

"Sebelahan? Kanan kiri?" tampaknya Brian sama-sama terkejut.

"Kanan, nomor tujuh!"

"Pernah ke situ sekali waktu baru pindahan sama Mama, sengaja buat silaturahmi."

"WOW! Ah, mungkin aku lagi keluar, sayang banget." Brian mengangguk.

"Di sini sendirian?" tanya Brian.

"Enggak, sama temen-temen." Kana menunjuk tempat dimana teman-temannya berkumpul dan mereka masih memperhatikan Kana dan Brian.

"Oh iya, berhubung rumah kita deket, boleh gak nebeng pulang nanti? Soalnya tadi ke sini naik ojek." yup! Ini tantangan terakhir Kana sesuai yang diarahkan Biru.

Semoga saja Brian mengiyakan, kalo enggak, duh gimana ngomongnya sama yang lain. Malu banget sih.

"Oke, tapi naik motor bukan mobil."

"YES! Santai gue lebih milih naik motor daripada mobil, mabuk tsayy!" ucap Kana diselingi kekehan ringan.

Selepas itu Kana pamit menemui teman-temannya, sebelum pergi dia menawari Brian untuk ikut bergabung tetapi laki-laki itu tidak mau katanya sungkan. Padahal mah gak papa juga.

"Gimana? Mulus?" tanya Biru.

"Gue sih yakin pasti tantangannya kelar, soalnya gue denger tadi dia bilang yes keras. Fiks sih!" kata Meta.

"Yup! Berhasil dan Ru, nanti gak usah lo ikutin dari belakang."

"Kenapa? Berani lo?"

"Gue mah pemberani, Ru! Pokoknya kalian tenang aja!"

"Oke!"

"KUY PUTAR LAGI!"

-----

KARENINA HAJ'U  [✓]

Gak nyangka banget sih kalo dia tetangga gue, tau gitu gue pepet dari awal. Mana Brian cakep banget, bisalah memperbaiki keturunan. Nyokap gue pasti setuju seribu persen kalo Brian jadi mantunya!

Thank you...
See you next chap!

Sabtu, 20 November 2021

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang