Sasi: Meet the First Kiss Thief

139 101 12
                                    

"Dare."

-----

Sasi Amanda, anak tunggal yang dididik keras untuk menjadi pribadi yang tidak menyusahkan orang lain. Sasi adalah anak yang penurut, tidak pernah melawan orang tuanya, apapun itu dia lakukan agar orang tuanya bangga memilikinya.

Hingga suatu hari sifatnya yang penurut itu menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

Kedua orang tuanya sama-sama sibuk bekerja, tidak memiliki waktu luang untuk Sasi yang masih sangat membutuhkan support dari orang terdekat. Namun hari itu orang tuanya mengajaknya makan malam bersama di luar, di restoran mewah yang belum pernah Sasi datangi.

"Nanti jangan bikin malu ya!" Sasi mengangguk paham, orang tuanya akan bertemu dengan orang penting jadi dia tidak boleh melakukan kesalahan agar mereka tidak kecewa.

Orang penting itu sudah datang, duduk dihadapan Sasi dan orang tuanya. Dengan sopan Sasi menyalami mereka kemudian tatapannya beralih ke remaja laki-laki seumuran dengannya. Sasi tersenyum tipis.

Makan dihidangkan, mereka menyantapnya dengan tenang. Hanya terdengar dentingan alat makan saja yang memenuhi ruangan itu.

Setelah makan, mereka berbincang sangat lama. Remaja laki-laki itu keluar setelah berpamitan, lalu mamanya ikut menyuruhnya keluar menemani laki-laki itu. Tanpa banyak kata Sasi keluar, berdiri di sampingnya tanpa membuka suara.

"Ngapain?" Sasi menggeleng.

"Masuk!" Sasi menggeleng lagi.

"Gue mau ngerokok. Mending lo pergi!" dia tidak beralih se-senti pun dari tempatnya berdiri.

Sasi melihat laki-laki itu mengeluarkan bungkus rokok, mengambilnya satu kemudian membakar ujungnya. Bibir itu menyesap rokok, asap rokok yang mengepul membuat Sasi terbatuk.

Decakan terdengar jelas, laki-laki itu menggeser badannya agak menjauh dari Sasi. Kembali Sasi mendekat.

"Lo ngeyel banget jadi cewek sih?!" Sasi memberenggut tak suka dengan kalimat itu.

-----

"Cium bibir tuh cowok, habis itu lo balik ke sini tanpa ngomong apapun sama dia!"

-----

"Kenapa cowok suka ngerokok? Memangnya enak ya?" gumam Sasi.

"Kenapa? Mau nyoba?" Sasi menggeleng cepat, menghirup asapnya saja sudah terbatuk-batuk apalagi menyesapnya.

"Gak mau cepet mati," ucap Sasi. Ungkapan dari Sasi sontak membuat laki-laki itu menatapnya tajam.

Dia mematikan rokoknya dengan cara menginjaknya, kemudian mendekati Sasi. Tubuh Sasi yang bersandar pada mobil membuat khawatir perempuan itu. Kedua tangan laki-laki itu mengurung Sasi, wajahnya mendekat hingga Sasi dapat mencium bau nafas laki-laki itu yang beraroma rokok.

"Mau apa?" pertanyaan Sasi tidak diindahkan.

Jarak mereka semakin dekat, rasa takut Sasi muncul. Takut di apa-apa in.

"Yang ngerokok cepet mati?"

"Iya."

"Tau dari mana? Udah penelitian sendiri?"

Sasi mendongak, "Di bungkusnya ada tulisan merokok membunuhmu."

"Mu artinya kamu. Bukan aku. Yang bakalan mati duluan berarti yang enggak ngerokok." Sasi mendengus kesal, pemikiran macam apa itu.

"Bodoh."

"Apa?" tanyanya.

"Kamu bodoh," ucap Sasi penuh penekanan.

"Ngomong sekali lagi!"

"Iya, kamu bodoh!" teriak Sasi.

-----

Cup!

"Darren."

-----

Sasi termenung, sesuatu yang kenyal dan sedikit lembab menyentuh bibirnya. Hanya beberapa detik sebelum bergerak menyapu bibirnya, bibir yang tadinya kering sekarang menjadi basah.

Sasi mencoba mendorong laki-laki itu namun tenaganya tidak dapat dia andalkan.

Setelah beberapa detik akhirnya dia menjauh, jarinya mengusap bibir Sasi.

"Manis."

"Bau rokok, enggak suka." dia terkekeh, padahal menurutnya tidak ada yang lucu.

"Nama?"

"Sasi."

"Nanti kalo ciuman lagi, panggil gue Darren ya?" Sasi tak mengindahkannya memilih masuk menemui orang tuanya. Tidak peduli dengan Darren.

-----

SASI AMANDA  [✓]

Gue gak nyangka bakalan ketemu lagi sama Darren, cowok yang nyuri first kiss gue saat SMP. Kali ini terbalik, bukan dia yang nyium duluan tapi gue. Ya, karena Dare dari Candra. Gue gak nyesel main ToD ini.

Thank you...
See you next chap!

Sabtu, 20 November 2021

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang