"Eh, eh wait! Ketua rohis kita waktu kelas sebelas siapa?" tanya Adam.
"Si Dafa."
"Kenapa, Dam?"
Adam terkekeh kemudian bertanya siapa yang memiliki nomor Dafa, berhubung Biru punya akhirnya Adam meminta Biru untuk mengirim nomor tersebut ke ponsel Meta.
"Bau-baunya gak ngenakin," gumam Meta.
"Jangan aneh-aneh, Dam!" lanjutnya.
Biru memperlihatkan room chat nya dengan Meta, bukti bahwa dia sudah mengiriminya. "Udah."
"Sekarang telpon Dafa, ajak pacaran. Paling enggak ajak pdktan lah, ditolak atau diterima urusan dia," instruksi Adam.
Meta langsung memegang dadanya, jantungnya hampir copot! "Lo gak gila kan, Dam? Udah pasti bakal ditolak!"
"Jangan pesimis dong, Ta. Coba dulu," usul Lani.
"Siapa tau Dafa pengen nyoba zina," tambah Nefa.
"Anjir zina gak tuh," gumam Biru.
"Gantilah! Jangan Dafa, gue gak beraniii..." Meta merengek, kalo yang lain sih dia berani tapi kalo Dafa? Mantan ketua rohis? Ah!
Adam menyerobot ponsel Meta, membuka ruang chat Dafa yang masih kosong. Kemudian dia menekan gambar telepon di sebelah kanan pojok atas.
Meta megap-megap meraih ponselnya dari Adam, hendak menutup sambungan tersebut namun terhenti setelah mendengar suara dari sebrang sana.
"Assalamualaikum... Ini siapa ya?"
Lama tak mendengar sahutan dari Meta, akhirnya Biru berinisiatif.
"Waalaikumsalam... Ini gue, Fa. Biru."
"Kenapa, Ru?"
"Ada temen gue yang mau ngomong sama lo, boleh?"
"Oh iya, silahkan."
Biru mengisyaratkan dengan matanya menyuruh Meta untuk segera berbicara.
Dengan gugup Meta mengeluarkan suaranya, walaupun hanya say halo.
"Iya?"
"Anu, Dafa? Mau coba pacaran gak?" tangan Meta bergetar, ponsel yang digenggamnya jatuh ke bawah. Biru lantas langsung mengambilnya sang mengecek apakah teleponnya masih tersambung atau tidak.
"Halo, Daf?"
"Yang tanya gitu tadi siapa, Ru?"
"Si Meta. Kenapa?"
"Bisa ngomong sama Meta gak?"
"Oh bisa-bisa!" Biru langsung menyerahkan kembali kepada sang empunya.
"I-iya?" ucap Meta.
"Meta dipaksa sama Biru ya?"
"Sial kenapa jadi gue?!" protes Biru.
"E-enggak kok, Daf."
"Yakin, kalo iya gak papa soalnya Biru emang gitu."
"Wah, mantan KeRis ghibah!" sahut Biru.
"Enggak dipaksa."
"Meta, pacaran dosa. Kalau langsung nikah malah pahala."
Meta langsung menatap teman-temannya, bertanya apa yang dimaksud Dafa. Senja membisikinya berkata bahwa Dafa lebih memilih langsung menikah daripada pacaran.
"Dafa mau nikah?"
"Iya."
"Oh, selamat ya." mendengar ucapan selamat dari Meta, yang lain menepuk keningnya.
"Sama Meta kan?"
"Apanya?"
"Nikahnya."
"HAH?"
"Hahaha... Mau?"
"Mau apa?"
"Nikah sama Dafa."
"MAU!!" bukan! Bukan Meta yang menjawab tapi mereka semua mewakili Meta yang memilih bungkam karena kaget.
"Gila semua," lirih Meta.
-----
META aja! [✓]
Gue bener-bener gak nyangka kalo Dafa si mantan KeRis bisa gombalin cewek! Diluar ekspektasi, tapi dia baik banget sih. Dah lah!
Thank you...
See you next chap!Senin, 22 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY
KurzgeschichtenIni adalah cerita kami di hari kelulusan SMA, baik buruk seseorang terungkap di cerita ini. Berharap saja ini bisa menjadi kenang-kenangan sebelum kami pergi dengan tujuan masing-masing. Truth or Dare? Truthfully... ☁19 - 22 November 2021 #2 in kelu...