Bagian sembilan - Getting Closer

180 45 8
                                    

Suara musik yang berdentum dengan keras berhasil membuat banyak manusia yang tengah berkumpul di sebuah ruangan luas menari mengikuti irama musik dengan semangat. Seolah melupakan waktu yang sudah menunjukkan pukul dua dini hari.

Tetapi tak ada satu orang pun yang peduli soal waktu, semuanya asik menikmati gemerlap malam di sebuah club bergengsi di Seoul itu.

Di sisi lain, berbeda dengan banyak orang yang turun ke dance floor, ada seorang pria yang justru duduk terdiam di depan bar. Tangan kirinya memegang segelas alkohol sedangkan sebelah tangannya memegang keningnya seolah menandakan pria itu sedang memikirkan sesuatu ataupun—mungkin pusing. Entahlah, hanya pria itu yang mengetahui apa yang sebenernya tengah ia lakukan.

Sret.

Pria itu tetap bergeming manakala kursi di sampingnya digeser oleh seorang gadis cantik dengan rambut merah menyala itu.

"Boleh aku bergabung?"

Suara seksi namun terkesan dibuat-buat itu berhasil mengusik sang pria. Ia melepaskan tangan dari keningnya, kepalanya lantas menoleh kearah gadis yang kini menatapnya sambil tersenyum.

"Kenapa pria tampan sepertimu bisa sendirian seperti ini? Tenang saja, aku akan membuatmu tidak kesepian lagi" Ucap gadis itu dengan nada menggoda, membuat sangat pria tersenyum.

"Terimakasih untuk niat baikmu, tapi sayang sekali aku tidak suka perempuan"

Raut wajah gadis itu seketika berubah. Menunjukkan raut terkejut sebagai respon dari ucapan sang pria.

Gadis itu berdeham pelan, lantas beranjak dari duduknya dan segera meninggalkan sang pria dengan keadaan canggung.

Sementara itu, sang pria kembali menunjukkan ekspresi datarnya. Menuangkan alkohol kedalam gelas yang masih setia di tangan kirinya.

"Itu gadis ke lima yang sudah kau tolak malam ini, Tae"

Pria yang tak lain adalah Taehyung itu langsung mendongakkan kepalanya. Menatap Jinhwan—bartender sekaligus teman masa kecilnya.

"Apa kau benar-benar menyukai pria? Jangan bilang kalau kau menghubungiku karena—"

Taehyung terkekeh mendengar ucapan Jinhwan, "Tenang saja, aku normal."

"Lalu kenapa kau menolak para gadis tadi?" Tanya Jinhwan lagi.

Well, sejujurnya Jinhwan juga heran karena temannya itu sudah menolak lima gadis yang mencoba menemani Taehyung.

Sejenak Taehyung terdiam, entah kenapa pikirannya langsung tertuju pada sosok Jiyeon.

"Tae?"

Suara Jinhwan berhasil membuat Taehyung tersadar.

"Mereka bukan seleraku" Jawab Taehyung diakhiri dengan tawa kecilnya.

Jinhwan berdecak sebal, "Omong-omong, tumben sekali kau datang ke club? Setahuku kau tidak begitu suka minum seperti ini. Apa ada masalah?"

Taehyung tak menjawab, justru pria itu meminum vodka dalam sekali tegak. Entahlah, Taehyung juga bingung dengan dirinya sendiri. Ada rasa tak nyaman yang hinggap pada diri Taehyung. Yang mana, hal itu di dasari karena satu hal—satu orang, yaitu adalah Park Jiyeon. Gadis yang akhir-akhir ini berhasil memporak-porandakan perasaan Taehyung.

Pikiran Taehyung dipenuhi oleh sosok Jiyeon. Sekuat apapun Taehyung mencoba mengusir Jiyeon dari pikirannya, namun hasilnya nihil. Jiyeon tetap memenuhi otak Taehyung, enggan beralih sehingga hal itu yang mendasari Taehyung untuk pergi ke club. Mencoba mencari cara untuk melarikan diri dari bayang-bayang Park Jiyeon.

Film OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang