Chapter 12• Athalla

9.8K 758 170
                                    

Kangen ga?
Karena lama ga update chapter kali ini aku buat lebih panjang dari biasanya.

Jangan lupa bintang dan komentar nya, itu yang membuat aku semangat nulis soalnya, hehe😉🥹

-----»«-----★Athalla★-----»«-----

Ainsy menatap jalanan sambil memikirkan keadaan Rian sekarang. Rasa bersalah masih bersarang di hati nya, walaupun bukan ia yang membuat Rian babak belur seperti itu.

Masih tidak menyangka Athalla bisa berbuat nekat seperti itu, apakah cowok ini tidak takut jika dia masuk penjara? Bagaimana pun Rian adalah salah satu anak yang berada, menurut Ainsy.

Sesampai nya di kost, mata Ainsy membulat ketika melihat barang-barang nya sudah berserakan di depan kost nya.

"Bu! Ibu! Barang Ainsy kok di keluarin?" Tanya Ainsy panik

"Kamu sudah ga bayar uang kost 3 bulan Ainsy, ibu ga bisa toleransi kamu lagi, ini udah hampir mendekati 4 bulan," ujar wanita paruh baya menatap Ainsy geram

"Bu, jangan gini dong Bu. Ainsy janji bakalan Ainsy bayar minggu depan," ujar Ainsy memohon

"Ga! Dari kemarin-kemarin itu saja yang kamu bilang. Ayo cepat keluarkan semua nya!" Ujar ibu kost tegas

"Ibu kok tega Bu sama Ainsy."

"Kamu juga tega sama saya! Sudah cukup selama ini saya baik memberikan kamu waktu, tetapi kali ini saya tidak sanggup! Uang kost mu selalu nunggak, dan ini terakhir kali nya!" Ujar wanita paruh baya tersebut

"Bu, kasih Ainsy kesempatan," mohon Ainsy lagi sembari menangis

Gadis itu bersujud di depan wanita paruh baya tersebut sambil memegang kaki dari wanita itu.

"Ga! Tidak ada toleransi lagi!" Ujar ibu kost tegas berlalu pergi

Ainsy menutup wajah nya menggunakan telapak tangan, gadis itu menangis dalam diam, mencoba untuk tidak membuat suara.

Dimana dia akan tinggal? Uang tabungan nya cuma tersisa lima puluh ribu. Ingin balik ke panti tapi ia takut menjadi beban bunda panti nya.

"Mau tinggal di apartemen gue?" Suara bass itu membuat Ainsy mendongakkan kepalanya, menatap Athalla dengan pandangan skeptis

"Ga! Gue bisa tinggal di panti," ujar Ainsy bangkit, memungut barang-barang miliknya

Ainsy bersyukur karena ia hanya memiliki baju dan sepatu dengan jumlah yang sedikit, tak terbayangkan jika harus membawa barang begitu banyak seorang diri.

Setelah memasuki semua barang miliknya, Ainsy berjalan menuju halte bus, baru kali ini dia merasa bersyukur karena jarak antara kost nya dan halte bus tidak terlalu jauh.

Aisny tidak dapat berfikir yang lain-lain lagi, kini tujuannya adalah panti asuhan yang dulu sempat menjadi tempat tinggalnya.

Bahkan gadis itu tidak menghiraukan Athalla yang sedari tadi melihat ke arahnya.

Athalla hanya memperhatikan setiap gerakkan Ainsy tanpa berniat untuk membantu gadis itu.

Setelah punggung Ainsy tidak terlihat lagi dari pandangan nya, Athalla mengeluarkan benda pipi yang selalu dia bawa kemana-mana.

ATHALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang