Chapter 23• Athalla

5.2K 591 202
                                    

Sesuai janji nih😚

-----»«-----★Athalla★-----»«-----

Ainsy keluar dari persembunyiannya melihat pintu kamar tersebut sudah terbakar, mata gadis itu membulat ketika api yang besar menjalar ke dinding kamar.

Ia panik, gadis itu melarikan pandangannya ke segala arah mencoba untuk mencari jalan keluar. Kaki nya berlari ke arah pintu balkon, hanya itu satu-satunya jalan.

Lututnya lemas ketika melihat kebawah, Ainsy menoleh kebelakang melihat api yang semakin membesar. Gadis itu memejamkan matanya, sebelum melangkah keluar balkon, memegang erat pegangan besi itu agar tubuhnya tidak jatuh.

Di bawah sana memang ada kolam renang. Orang lain mungkin tidak akan berpikir dua kali untuk meloncat dan menyelematkan diri. Tetapi tidak dengan Ainsy, ia tidak pandai berenang.

Tuhan seolah-olah mempermainkan nyawahnya, menyuruhnya untuk memilih mati dengan api atau mati dengan air.

Bulir air mata itu tidak berhenti keluar, memikirkan hidup nya yang amat sangat sial hari ini.

Athalla.

Gadis itu melihat lagi kebelakang, Athalla belum juga menghampiri dirinya, apa cowok itu mati? Atau sudah melarikan diri? Ainsy tidak tau.

Tetapi mengingat suara tembakkan tadi membuat nya berpikiran negatif. Athalla tidak boleh mati! Jika cowok itu mati Ainsy akan membawa perasaan bersalah selama hidupnya.

Ainsy tidak akan bisa hidup dengan bayang-bayang Athalla. Cowok itu mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan, Ainsy bergetar memikirkan itu. Perasaan khawatir mendominasi saat ini di hati nya.

Ainsy menggelengkan kepalanya, ia harus memilih untuk sekarang. Meloncat lalu tenggelam, atau menetap namun terbakar. Setelah lama berpikir sepertinya kematian di dalam air lebih baik dari pada merasakan panas yang membakar kulit.

"Ayo Ainsy, Lo bisa Lo bisa," gumam Ainsy memejamkan matanya

"Ingat tangan seperti putri duyung kaki berayun-ayun," ucap Ainsy kembali mengingat pelajaran olahraga nya

Setidaknya dia harus mencoba.

Ainsy meloncat, gadis itu memejamkan kedua matanya, menahan nafas.

"Tangan seperti putri duyung, kaki berayun-ayun." Batin Ainsy mulai melakukan apa yang dipikiran nya

Sekeras apapun hidup, otakmu harus berjalan. Diam bukan solusi baik, mencoba jauh lebih menyenangkan walaupun gagal. Sedari dulu itu yang Ainsy tanam pada dirinya.

Ia berhasil, Ainsy meraih gagang tangga kolam renang. Mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Gadis itu menutup mulutnya tidak percaya bahwa ia berhasil.

The power off kepepet itu nyata.

Ainsy menatap rumah penuh dengan api itu sedih. Ia benar-benar berharap Athalla masih hidup. Langit mendung membuat gadis itu mendongak. Bersujud, menyatukan kedua telapak tangan.

"Kumohon, kumohon turun kan hujan lebih cepat," ujar Ainsy dengan nada yang bergetar

"Kumohon, kumohon." Ucap nya lagi, air mata nya sedari tadi tidak berhenti untuk turun

Ini pertama kali nya ia menantikan hujan, padahal Ainsy sangat membenci hujan.

"Tolong, kumohon kali ini tuhan..." Lirih nya putus asa, Ainsy terisak tidak sanggup lagi menahan rasa khawatir dan perasaan bersalah yang menghinggapi renung hati nya

Do'a Ainsy terkabul.

Rintik-rintik hujan mulai turun dari langit, memadamkan api yang begitu membara dirumah tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATHALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang