Chapter 17• Athalla

7.1K 633 143
                                    

Hallo
Cie-cie yang ga sabaran❤️

-----»«-----★Athalla★-----»«-----

Ainsy menatap rumah di depan nya dengan pandangan datar, harus ia akui rumah yang di sediakan Athalla benar-benar besar dan luas. Pandangan gadis itu berahli pada adik-adiknya yang tampak antusias menatap rumah tersebut.

"Silahkan masuk," ucap salah satu wanita paruh baya yang ada disana

Bunda Yana tersenyum lebar, membalas penyambutan itu dengan ramah. Wanita paruh baya itu sudah sadar dari pingsan nya sewaktu di jalan tadi.

Tara dan Suep di larikan ke rumah sakit karena kondisinya yang tidak memungkinkan.

"Teman kamu baik ya nak, dia mau ngasih kita tumpangan, rumah nya juga gede banget," ujar bunda Yana sambil menggandeng tangan anak nya

"Iya," balas Ainsy dengan senyum paksa

"Mari makan dulu, Tuan muda udah nyiapin ini untuk kalian," ujar wanita paruh baya tadi yang menyambut mereka

Terdengar pekik kegirangan dari adik-adiknya Ainsy, mengundang senyum tipis dari bibirnya untuk melengkung.

"Wah, banyak sekali makanan nya," ucap anak laki-laki bernama Iyon

"Iya! Cia suka," sambung anak perempuan tersenyum manis menampakkan gigi kelinci nya

"Nak, teman kamu yang bantuin kita kemana? Bunda sedari tadi tidak melihatnya?" Tanya bunda Yana membuat Ainsy menegang

"Tuan muda tidak tinggal disini, tetapi tuan muda sudah berpesan bahwa kalian akan tinggal disini nantinya," ujar salah satu pelayan disana membuat Ainsy sedikit bernafas

Mereka semua duduk memakam hidangan yang sudah di persiapkan untuk mereka.

Ainsy hanya mengaduk-aduk makanan nya, tidak memiliki niat untuk memasukkan makanan itu kedalam mulutnya.

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya bunda Yana yang sedari tadi memperhatikan Ainsy, gadis itu tampak murung. Apakah Ainsy masih memikirkan soal yang tadi?

Bunda Yana mengangkat tangan nya, memegang tangan Ainsy dengan lembut.

"Lupakan saja nak, itu bukan salah mereka, mereka hanya mengambil hak mereka. Kamu jangan terlalu memikirkan yang tadi," ujar bunda Yana lembut, membuat Ainsy tersenyum palsu, mencoba untuk tidak membuat khawatir bunda Yana.

"Nona."

Ainsy mendongak, menatap pria berbadan kekar tersebut memanggilnya, sebagai pertanda waktu Ainsy telah selesai. Gadis itu bangkit dari tempat duduknya membuat dirinya menjadi pusat perhatian.

"Bun, Ainsy bakalan tinggal di rumah kawan Ainsy untuk sementara waktu, orang tua nya pergi ke luar negeri. Gapapa kan bun?" Ujar Ainsy menatap ke arah mereka

"Sampai?" Tanya bunda Yana

"Sampai orang tua nya balik bund."

"Teman kamu yang mana? Nama siapa? " Tanya bunda Yana kembali

"Na-nama nya A-a.."

"A?"

"Atik! Namanya Atik! Iya! Nama nya Atik, rumah nya dekat kok dari sini, udah deh bunda kebiasaan khawatir nya berlebihan, bunda tenang aja. Dia juga yang bantuin kita sekarang, jadi udah pasti dia orang baik," ujar Ainsy tesenyum palsu pada bunda Yana

"Loh? Teman kamu yang bantuin kita perempuan? Bunda kira laki-laki, soalnya sedari tadi mereka nyebutnya tuan muda," ujar bunda Yana sedikit keheranan, membuat Ainsy panik mendengar nya. Mata gadis itu bergerak liar, mencari jawaban apa yang pantas untuk ia ucapankan nanti.

ATHALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang