SN-2

1.6K 167 15
                                    

Si Nakal
Season 2

.

.

.

.

.

"Oo, jadi gitu ceritanya," Off mengangguk-anggukkan kepalanya setelah mendengar cerita asal usul bocah jalanan yang mirip dengan Gulf itu.

"Hem.. jadi nama kamu Gup Aroon Thanapphat?" anak bernama Gup itu mengangguk takut-takut.

Ketiga pemuda yang sedari tadi menyimak itu kini mengerti. Dari apa yang diceritakan Gup mengenai hidupnya, anak itu ternyata adalah korban dari broken home. Ayah yang seharusnya menyayangi anak itu malah menyiksa ia dan ibunya hingga dirinya harus kabur dari rumah. Dan malangnya, anak itu sekarang juga kehilangan ibunya akibat sebuah tabrak lari.

Miris. Hidup anak yang seharusnya masih berpikir untuk bermain itu malah menjadi menyedihkan seperti ini.

"Gup?" Mew memanggil bocah itu.

"Kalau Gup tidak keberatan, Gup bisa tinggal disini dan menjadi adik abang. Kita bisa tinggal bareng-bareng sama bang Off dan bang Bri."

Mew tak berbohong. Dari semenjak melihat anak itu, ia sudah ingin menjadikan anak itu sebagai adik angkatnya. Selain karena wajahnya yang mirip dengan sang adik, Mew juga kasihan terhadap anak itu. Jadi, tak salahkan jika ia ingin mengadopsi Gup dan membuat anak itu menjadi tanggung jawabnya?

"Gimana Gup, kamu mau kan tinggal sama kita? Kita nggak gigit kok! Suer deh!" Off memberikan dua jarinya sambil tersenyum.

Melihat ekspresi ketiga pemuda itu, Gup yang tadinya masih takut kini tersenyum. Hatinya merasa hangat, apalagi dengan kepergian ibunya, ia sudah tak memiliki siapapun di dunia ini.

Gup akhirnya mengangguk dan tersenyum, "Iya. Gup mau tinggal sama kakak.."

.

.

.

.

"Ya kali lo mau ngasih makanan kek gitu sama adek gue!" Protes Bright.

"Adek gue juga kali!"

Off yang baru saja mencoba memasak nasi goreng untuk diberikannya pada Gup agak meringis. Tampilan nasi goreng buatannya jauh dari kata layak untuk dimakan.

Salahkan saja Mew yang tiba-tiba saja pergi karena ada pasien, jadinya ia yang harus masak lantaran Bright katanya mau pesan online saja. Niatnya sih sambil mau pamer pada Gup juga.

"Apa gue kata! Kita pesen aja apa susahnya sih?! Sok-sok an masak malah jadinya kek mau racunin anak orang lo!" seru Bright mengejek.

Ceritanya Off memang berniat pamer skill memasak. Tapi jadinya malah hancur, jadilah ia pasrah dengan usulan Bright.

"Oke, gue pesen chiken katsu sama onigiri. Ntar kalo udah dateng kabarin gue ya, gue mau bucin sama game gue dulu~"

Off pamit pada Bright dan membuat pemuda tampan itu mendengus.

"Emang dasar nggak ada akhlak lo ya Off!!"

"Biarin! Yang penting ganteng!"

"Ih najis lo!!"

.

.

.

.

Sementara itu, di atap rumah sakit kini duduk seorang pemuda dengan kemeja putih dan sneli yang terlipat disisinya. Tangan pemuda itu kini memegang sebuah bir kalengan dan tatapannya kini mengarah jauh ke depan sana. Seolah ada seseorang yang berada sangat jauh dengannya.

"Adek.."

Ya. Dia Mew. Pemuda yang kini tengah menyendiri di atap rumah sakit adalah seorang Mew yang pernah kehilangan orang yang paling ia sayangi.

Dia adalah Gulf, adiknya.

Ini sudah sangat lama memang. Sudah sangat lama Mew mencoba untuk merelakan kepergian adik bungsunya itu. Namun kemarin, seolah mendapatkan hadiah terindah dari tuhan, Mew pun menemukan kembali adiknya dalam diri seorang anak malang bernama Gup.

Bahkan namanya saja hampir serupa. Ini adalah sebuah kebetulan yang indah.

"Kemari abang menyelamatkan seorang anak. Dan entah kenapa abang ngerasa dalam diri dia ada adek.. semua yang ada pada anak itu mirip banget sama adek.. sangat mirip,"

"Abang tau, nggak ada yang bisa gantiin adek di hati abang. Tapi, Gup datang seolah dia adalah hadiah pemberian tuhan.."

"Dia mirip banget sama adek.." ucap Mew diiringi mata yang berkaca-kaca.

Bertahun-tahun ini hatinya sudah agak membaik atas sakit karena kehilangan adiknya, dan dengan datangnya Gup semua rasa sakit itu menguar bagaikan asap di udara bebas.

Semuanya memudar. Bahkan rasa rindu Mew juga.

Tapi, kenyataanya dia bukanlah Gulf. Dia bukan adik Mew dan hal itupun harusnya tak terjadi.

Jujur saja, kehadiran Gup yang serupa obat itu membuat dirinya takut. Ia takut jika nantinya ia akan melupakan semua tentang Gulf. Ia takut akan terikat seperti halnya kerbau yang di pasangkan tali di lehernya.

Mew takut akan menjadi seorang bajingan yang berani menggantikan seorang yang telah mati dengan orang yang masih hidup. Mew takut jadi egois. Mew takut jadi orang jahat yang akan menyakiti orang yang paling ia jaga.

"Abang tau ini egois.. tapi hati abang bilang kalo dia pengganti adek.." Mew menunduk.

"Maaf, tapi mulai sekarang Gup adalah adek abang. Dia pengganti adek dalam hati abang.."

Ya. Entah sejak kapan Mew pun tak tahu, tapi kini hatinya bercabang. Ia kacau dan terbelah menjadi dua.

Yang satunya menyakini jika Gup adalah Gup, dan tak akan bisa menjadi Gulf. Dan yang satunya bertolak belakang. Keyakinan Mew yang ini berkata jika kini adiknya hidup kembali, dan itu dalam bentuk seorang anak bernama Gup.

.

.

.

.

To be Continue
See you

Buat yg ini mungkin konfliknya agak besar ya.
Tapi aku bakalan coba buat kayak biasa kok. Itupun kalau bisa. Hehe..

SI NAKAL [Season 2] HIATUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang