Si Nakal
Season 2.
.
.
.
Keputusan Mew sudah bulat untuk mengadopsi Gup dan memberikan anak itu kesempatan untuk mendapatkan keluarga yang layak di sebut keluarga.
Pagi ini, Mew yang kebetulan sekali sedang libur bekerja mengajak kawan dan juga Gup sendiri untuk membuat party kecil di rumah mereka. Beberapa teman dan juga orang-orang yang dekat dengan mendiang adiknya sengaja ia undang guna memperkenalkan Gup pada mereka.
Pikirnya, mereka pasti senang melihat Gup.
Dan ternyata benar, kawan-kawan Gulf bahagia melihat seorang anak yang membuat mereka bisa melihat kembali Gup.
Yah, mereka ikut bahagia untuk Mew tentunya.
"Abang nemu dimana sih buntelan imut ini? Gemes banget perasaan," itu komentar Win. Dia adalah teman lama Gup. Hampir satu server dengan Champ dan Mild. Hanya saja anak itu dulu memang jarang ke rumah. Beda dengan duo menyebalkan Mild dan Champ.
"Abang nemu di toko boneka, dia ngerengek pengen di beli. Makanya abang beli.." canda Mew. Dan yang lain yang tertawa riuh.
Gup tentu saja kesal.
"Ih, aku nggak gitu ya bang.." Gup cemberut dan sontak saja pemandangan itu membuat orang-orang yang ada disana memekik gemas.
Tidak bohong kok, Gup itu memang menggemaskan. Apalagi ketika tersenyum.
Oh ya, bicara tentang Gup, anak itu memang sudah lumayan terbuka sekarang. Dia yang tadinya sangat pendiam dan juga sedikit penakut sekarang sedikit demi sedikit mau untuk sekedar bercanda dan juga bermain. Yah, terkadang dia juga sangat persis seperti Gulf dulu.
"Eh, tapi Mew si Gup kan udah sekolah kayaknya, apa nggak lo sekolahin aja? Lagian lo juga udah jadi walinya dia," celetuk Tay, salah satu teman Mew juga.
Mew yang mendengar itu membenarkan. Walau bagaimanapun Gup membutuhkan asupan pendidikan. Dan Mew mau yang terbaik bagi adiknya itu.
"Gue sih setuju.." seru Mew.
"Yaudah, nanti gue cariin deh sekolah yang bagus. Lagian kesian juga dia, kalo gue sama dua curut kerja dia sendirian di apartemen,"
"Nah tuh lo tau!"
"Iya iya.. gue nanti bakalan persiapin dia. Lagian juga gue mau yang terbaik buat Gup. Gue mau dia punya kehidupan yang layak. Yah, seenggaknya lebih dari kehidupannya sebelum ketemu sama gue," ucap Mew.
Bright tersenyum mendengar itu. Ia kemudian menepuk pundak sahabatnya. Ia sangat tahu jika kehidupan Mew memang hancur semenjak kehilangan semua yang ia cintai, dan jujur saja beberapa tahun kebelakangan bukanlah tahun yang baik bagi Mew. Namun, Bright kali ini menaruh banyak harapan pada sosok Gup. Ia harap, setidaknya anak itu bisa membuat Mew kembali menjadi Mew yang dulu.
Mew yang baik, manis, penyayang, lembut, dan juga penuh dengan kasih sayang.
.
.
.
.
Hari sudah malam, dan para pengunjung rumah Mew sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Dan MewGup malah ditinggal berdua sebab Off dan Bright katanya ada urusan di rumah sakit.
Keduanya kini tengah berada di ruang TV. Gup yang sibuk menonton kartun dan Mew yang duduk di sofa sembari memperhatikan Gup adalah kombinasi yang pas.
Yah, setidaknya keduanya menikmati pekerjaan masing-masing.
"Gup.."
Bocah itu menoleh, "Ada apa bang?" tanyanya.
"Gup mau nggak kalo abang daftarin sekolah?" tanya Mew.
Tak serta merta menjawab pertanyaan Mew, Gup kini malah terdiam sembari meremas ujung bajunya. Tampak ketakutan, tapi entah karena apa.
"Gup mau sekolah, tapi dulu Gup sering kena pukul kalo pulang sekolah. Gup takut.." cicit anak itu.
"Gup takut bakalan di sakitin lagi.." lanjutnya.
Mew yang mendengar hal itu tentu saja agak kaget. Seorang anak di pukuli karena sekolah?
Heh! Yang benar saja!
"Nggak ada yang bakalan nyakitin Gup lagi. Ada abang disini, jadi nggak usah takut," ucap Mew.
Sebenarnya banyak yang belum ia tahu sebab anak itu bungkam. Belum lagi jarak keduanya memang belum terlalu dekat layaknya kakak dan adik membuat Gup sungkan bercerita dan Mew pun sama tak enak bertanya. Mew kira, meskipun kenyataannya keluarga Gup hancur, anak itu tetap bisa menikmati masa kanak-kanaknya walau hanya sebentar. Namun, hidup Gup agaknya sulit di tebak. Anak itu terlalu banyak menyimpan cerita.
"Jadi, abang bakalan jagain Gup? Bahkan bakalan bikin Gup ngerasa aman juga?" Binar mata Gup terlihat oleh Mew.
"Iya." Mew mengangguk.
Gup tersenyum. Lalu, dengan gerakan cepat anak itu memeluk tubuh Mew dengan erat.
"Gup mau sekolah!"
"Gup mau sekolah!"
"Gup mau sekolah bang!"
Mew mengusap kepala Gup kala anak itu mengusalkan kepalanya di perut Mew.
"Janji bakalan terus jagain Gup. Jangan pernah tinggalin Gup. Gup nggak mau sendirian.."
Mew mengangguk, "Iya. Abang nggak bakalan tinggalin Gup. Dan abang juga bakalan jagain Gup." Ucap Mew.
Mew membalas pelukan Gup yang erat itu, ia mengusap-ngusap punggung sempit Gup dengan lembut. Jujur saja ia suka di peluk. Dan lagi, sudah lama rasanya ia tak merasakan kehangatan sebuah pelukan. Ia rindu pelukan Gulf adiknya dan juga sifat manja Gulf. Namun, kerinduan itu kini sudah agak terobati dengan hadirnya Gup.
Ia menyayangi Gup.
Sama seperti ia menyayangi Gulf juga.
'Makasi udah bikin abang nggak kesepian lagi. Walaupun bukan Gulf, tapi setidaknya hangatnya sama. Abang suka sama kehangatan ini..'
'Abang rindu.. sangat rindu..'
.
.
.
.
TeBeCe
See youu..Maap ngilang yap. Aku lgi sibuk banget sumpah. Dan jujur aja aku hampir lupa alurnya. Saking lamanya nggak Up mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI NAKAL [Season 2] HIATUS
FanfictionLanjutan dari kisah Mew yang ditinggal Gulf adik kesayangannya. .... Bertahun-tahun setelah kepergian Gulf, siapa sangka jika Mew akan menemukan seseorang yang sama seperti Gulf. Namun tentunya dia bukan Gulf. Kira-kira bagaimana kisah selengkapnya...