kesepakatan

23 4 0
                                    

Rok selutut berwarna hitam dengan atasan berwarna coklat.

Zia menatap pantulan dirinya dicermin. Dia tampak sempurna dengan penampilanya hari ini. Sesekali ia berputar sehingga rok-nya mengembang.

Ia melirik Zea yang memperhatikannya sedari tadi,  gadis itu kini berada di depan pintu, menyandarkan tubuhnya ke dinding dengan tangan terlipat didada. Dia bahkan belum berganti piyama dan menyunggingkan senyuman mengejek khas nya.

"Bisa bisanya lo lebih cantik dari gue, " ejeknya.

"Kok lo baru nyadar sih? Kan gue emang cantik dari dulu, " tutur Zia.

Zea memutar bola matanya. "Udah buruan! Ntar dia kelamaan nungguin lo, " ucapnya.

Zia berjalan pelan kearah Zea, mata gadis itu menatap tajam kearah Zea.

"Hanya kita berdua yg tau soal ini dan harus begitu untuk beberapa waktu mendatang," ucap Zia.

Zea menyeringit. "Termasuk bunda? " tanya nya.

"Ya, "

Zea menutup matanya sekaligus menghela nafas. "Baik lah," jawabnya.

Gadis itu mengikuti Zia keluar dari kamar lalu menuruni tangga. Disana ada Papa nya yg sedang membaca koran dengan segelas kopi di mejanya.

"Anak Papa cantik sekali, Mau kemana sayang?" tanya Nael, Papa Zia dan Zea.

"Kencan-" kata Zea spontan yg berhasil membuat Zia melotot kepadanya.

"Ada tugas kelompok dari sekolah jadi kami sepakat hari ini mengerjakannya, " kata Zia berbohong.

Maaf pa bukan maksud Zia berbohong kepada papa tapi ini demi kebaikan kita bersama Batinnya.

"Oh, hati hati ya sayang, jangan pulang larut malam, langsung pulang jika sudah selesai ya, " ucap Nael.

"Oke Pa, " jawab Zia sambil berpamitan kepada Nael.

Zia berjalan menuju pintu kemudian diikuti oleh Zea.

Zea berbisik kepadanya. " Apa salahnya jika Papa tahu? Mungkin aja nanti direstuin, haha" Ucapnya pelan.

"Direstuin? Becanda jangan kelewatan ye,  Papa aja gk seneng klo kita main ada cowok apalagi.... Ah lo jangan bikin gue stres deh," sewot nya, Ingin sekali ia memukul wajah Zea yg tanpa dosa terkekeh kepadanya.

"Semoga kencan lo berhasil, gue dukung deh, haha, " ucap Zea.

Zia merasa jengkel dengan perkataan Saudarinya itu, bagaimana pun mereka tahu kalau ini bukan kencan atau apalah sebagainya. Tapi sikap Zea cukup membuat nya ingin memukul wajah gadis itu.

"Zea! Kamu mau kemana sayang? Kenapa belum ganti pakaian?" tanya Nael setelah menyadari bahwa salah satu putrinya itu belum mengganti piyama nya.

"Haha.... " Zia tertawa. "Lebih baik sekarang lo urus diri dulu,
Bye bye,"

Zea mengamati punggung Zia dengan rasa kesal apalagi setelah Papanya menegurnya seperti tadi. Namun ia tak ambil pusing, Dia langsung beranjak dari sana dan kini telah menaiki tangga.

Setidaknya bawa makanan buat gue zii atau Lo tahu apa yang akan terjadi batinnya.

                         
***

Coffie CA

Zia berjalan masuk tak lama setelah ia turun dari mobil.
Gadis itu mengedarkan pandanganya ke seluruh meja tamu yg berada di sana.

JANGAN ADA SESUATU DI ANTARA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang