Part 12: Stay in my life

32 3 0
                                    


Enjoy Reading🖤

___________

Melangkahkan kakinya menaiki tangga panggung mini Aditsya berhasil menyita perhatian dengan pergerakannya, tak lupa juga dengan Shendy yang mengernyit heran akan tingkah wanitanya itu.

Aditsya tak perduli. Dia hanya ingin mengungkapkan perasaanya pada semua yang ada didalam restoran ini juga pada cowok yang kemari bersamanya itu. Betapa Aditsya sangat mencintai cowok itu.
Mengambil gitar dengan perlahan juga duduk dengan anggun layaknya seorang penyanyi cafe handal Aditsya mengulas senyum sebentar. Memetik gitarnya sekali kemudian menatap kedepan, melihat sekeliling dan kembali terfokus pada Shendy.

Sekali lagi Aditsya mengulas senyum yang kali ini dikhususkan hanya untuk Shendy yang balas tersenyum.
"This song for My Annoying Boy" Shendy terkikik tak habis pikir sambil berseru "Oh my god!" Dengan Aditsya yang dapat membaca ucapan cowok itu.

Mulai memetik gitar, Aditsya tau ini agak sedikit sulit untuk dirinya yang tak terlalu jago memainkan salah satu alat musik petik ini. Tapi, untuk Shendy dia merasa tak perduli. Toh suaranya cukup bagus untuk membuat orang kagum dan tak memperdulikan permainan gitarnya. Setidaknya itu yang di katakan Bagas padanya.

"when you look away from someone...
when will you stay in my heart...
i will embrace you...
Cause you always...
Stay in my life yeah..." Aditsya memulainya dengan lembut dengan tatapan yang beberapa kali berganti antara Shendy dan gitar, sambil menyanyikan lagu dari salah satu boygrup korea berjudul 'Stay in my life- NCT' dengan lirik inggris yang coba Aditsya nyanyikan. Kenapa harus dengan bahasa inggris, karena sungguh Shendy tak akan mengerti bahasa korea.

"i will be by your side...
only by your side...
always by you side...
I will be on your side..." Shendy menatap khusu ke depan. Bersama dengan Aditsya yang serasi membalas tatapannya, seolah menganggap semua pengunjung yang ada hanya angin lalu di sekitar mereka.

"All about you I wanna know you...
All about me..." Aditsya menjeda sebentar nyanyiannya.

"when you have tears in your eyes...
i want to stay with you...
now i want you to know my heart for you...
Baby Please always...
Stay in my life..." petikan gitar terakhir dari Aditsya mengawali semua tepukan dari pengunjung yang ada.

Tersenyum, Aditsya berjalan menuruni stage untuk menghampiri mejanya yang sudah dipenuhi makanan. Shendy berdiri, hanya untuk menarik kursi untuk Aditsya tak lupa memberikan kecupan hangat yang membuat semua mata memandang iri mereka.

"Makasih Hanny" Aditsya mengangguk, balas mencium pipi Shendy dengan singkat sebagai jawabannya.

"Yuk makan, keburu dingin" Shendy mengangguk, setelahnya mendudukan diri didepan Aditsya dan memulai acara makan mereka.

___

Aditsya menengguk jus nya dengan tenang sebagai penutup kegiatan makan. Menatap Shendy, cewek itu tersenyum sebentar.

"Udah?" Shendy mengisyaratkan tunggu sambil cowok itu menengguk coffe latte-nya.

"Kamu selesai Hanny?" Cowok itu bertanya setelah minuman dalam tenggorokan tertengguk sempurna.

Mengangguk, Aditsya menatap setiap pergerakan cowok didepannya penuh puja. Aditsya tau dia lebay mungkin, tapi saat melihat Shendy dia merasa semua berbalik. Maksudnya, Aditsya seolah merasakan bagaimana rasanya para mainannya dulu saat menatap dia penuh puja. Jadi ini rasanya, rasa saat menatap seseorang yang kita suka penuh rasa. Jadi ini rasanya cinta dalam jiwa yang hangat oleh bahagia? Tidak! Jika kalian mengira dia jatuh cinta hanya pada Shendy sedangkan tidak dengan Bagas. Maka kalian salah!

Aditsya mencintai Bagas, dan akan selalu begitu. Dia hanya merasa dan merasakan apa yang dulu para mainannya rasakan yang selama ini tak bisa dia rasakan saat bersama Bagas, karena kalian tau, Bagas akan menjadikannya Ratu. Sedangkan Shendy. Entahlah dia hanya merasa kalau saat bersama dengan Shendy seperti semua sama.

"Hanny? Hanny?"

"Um ehh? Kenapa Ann?"

"Kamu malah ngelamun, katanya udah ayo pulang" Aditsya mengangguk, beranjak dan mulai berjalan keluar membuat Shendy mencekal tangan cewek itu, memaksa Aditsya yang baru saja melewati kursinya berhenti melangkah.

"Kenapa Ann?" Aditsya bertanya bingung.

"Bayarnya belum, sabar dong Hanny" Aditsya menggeleng dengan kikikan pelan, sebelum mencegah tangan Shendy yang hendak mengangkat memanggil waiters.

"Udah tadi Ann. Yukk pergi" Shendy mengernyit, setelahnya mengikuti langkah Aditsya yang sudah terlabih dahulu keluar restoran.

Berhenti di samping motornya, Aditsya menatap sebentar Shendy yang masih terlihat bingung.
"Kenapa Ann?"

"Kita beneran udah bayar Hanny?" Aditsya menggeleng pelan, Shendy terdiam tak mengerti.

"Kita emang belum bayar Ann" Shendy terkejut sekarang, dengan langkah cepat cowok itu hendak beranjak masuk kembali ke dalam restoran sebelum Aditsya menahannya.

"Hanny, kita gak boleh makan tanpa bayar" Aditsya tertawa. Membuat Shendy yang melihatnya bingung dan tak mengerti, apa lagi saat Aditsya berulang kali menatapnya dan tertawa lebih kencang.

"Hanny..." Aditsya masih sibuk tertawa.

"Hanny..."

"Oke oke!..." Aditsya menujuk depan restoran, tepat ke atas dimana terdapat papan nama restoran dengan ukuran besar.

"...PratAnsya resto. Pratama dan Aditsya, jadi aku bebas dong makan disini?" Shendy masih terdiam jadi restoran ini?

"Yap! Punya aku sama Bagas" Shendy menghela tak habis pikir.

"Cekk pantesan santai banget kaya gak punya beban kamu!.." Aditsya menatap bangga.

"Udah yuk ahh, panas nih"

"Katanya Aditsya gak takut panas?" Cewek yang sudah bersiap di motornya itu hanya cekikikan menimpali ucapan Shendy yang mulai menaiki motor.

"Kita mau kemana Hanny?" Aditsya menurunkan laju motornya, sebelum menoleh kesamping belakang dan berseru sedikit lantang.

"Puncak!"

"What!!?" Dan dengan kecepatan super cepat, Aditsya mulai melajukan motor yang dikendarainya tanpa memperdulikan Shendy yang berdoa agar selamat dibelakangnya.

_____________

Holla!

See you next part!

Much! Hahah

Double up ya🖤

Annoying BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang