Part 10: Motor Sport?

46 5 0
                                    

"Mungkin di kelahiran yang akan datang, kamu bisa jadi sepenuhnya buat aku Sya"

_Shendy Pramudya_

Enjoy Reading🖤

_______________

Shendy menikmati paginya dengan menyiram aneka bunga mawar milik Sang Kakak yang bermekaran indah tepat ditaman depan rumah.

Bukan tak ada tukan kebun, hanya saja melihat bunga mawar sejak tadi pagi membuatnya berinisiatif untuk menyiram dan merawat bunga-bunga itu. Bahkan Shendy sampai meminta pada Sang Tukang kebun agar mengajarinya menanam beberapa bibit yang masih ada dalam kemasan.

Jadilah sekarang Shendy bergelut dengan tanah dan air untuk menyuburkan Sang bunga.

Pandangan Shendy tertoleh saat mendengar suara deru motor yang kemudian muncul dipelataran rumahnya. Motor itu berhenti, membuat Shendy mengernyit saat Sang pemilik motor Sport berwarna biru itu turun dari motor-nya.

Shendy terkejut bukan main saat melihat Sang pengendara motor melepas helm-nya, tambah terkejut lagi saat menyadari bahwa si pengendara motor adalah wanita-nya.

Aditsya!

Terkikik sebentar, Shendy kemudian mematikan slang air sebelum menghampiri Aditsya yang berdiri dengan sexy tepat disamping motor yang cewek itu kendarai.

"Hai Ann!" Aditsya menyapa santai, membuat Shendy menggeleng tak mengerti.

"Astaga Hanny! Kamu kenapa naik motor sport kaya gini sih?" Shendy terkikik heran.

"Sengaja pamer ke kamu. Hahah enggak aku bercanda. Umm aku lagi pengen aja, kebetulan motor ini lagi ada sama aku jadi aku bawa buat ngajak kamu jalan-jalan" Shendy kembali di buat tak mengerti.

"Astaga Hanny. Kamu tumben banget ngajak aku jalan, pake motor lagi. Gak takut panas?" Aditsya mendecak sebal. Memang dasar Annoying Boy!

"Ouh come on! Ann kita cuma jalan jalan keliling jakarta kenapa harus takut panas?" Aditsya tak mengerti apa yang di pikirkan cowok didepannya ini.

"Oke oke. Yuk masuk dulu." Aditsya mengangguk, membiarkan Shendy merangkuh pinggangnya, membawa langkah kaki mereka memasuki rumah.

"Kak Mawar sama Kak Panji pergi lagi?" Shendy mengangguk.

"Yah kaya gitu. Tapi gak papa kan ada kamu, aku gak bakal kesepian." Memutar mata jengah, Aditsya masih terus mengikuti langkah Shendy yang berjalan menuju kamar cowok itu.

"Aku mandi bentar" Aditsya mengangguk, membiarkan Shendy berlalu meninggalkannya yang sekarang mendudukan diri di sofa kamar cowok itu dengan gitar yang sudah dia peluk.

_____

Aditsya dibuat menggeleng tak mengerti dengan segala sifat yang di miliki oleh orang didepannya ini. Apalagi saat cowok itu berdiri didepannya dengan tampilan santai namun entah kenapa terlihat lebih tampan dari biasanya, ditambah lagi seolah ada cahaya yang terpancar kuat dari wajah Shendy.

Tersenyum, Aditsya berjalan mendekat. Mengabaikan pertanyaan Shendy tentang penampilannya dan lebih memilih memeluk cowok itu erat. Membuat Shendy heran akan pergerakan Aditsya yang tiba-tiba memeluknya itu.

"Ann, kamu tau? Aku bahagia liat kamu pagi hari ini. Amat sangat bahagia. Seolah semua hari kemarin gak ada gunanya dibanding dengan liat kamu senyum hari ini." Shendy mengulas senyum, dengan lembut ikut membalas pelukan Aditsya sama eratnya.

"Ann, mungkin ini gak jelas. Dan aneh. Tapi sumpah demi Tuhan, aku gak tau kenapa aku selalu pengen liat kamu. Dan sedih kalo meluk kamu kaya gini" Shendy terkikik kecil, dengan pengabaian yang cowok itu lakukan atas sesuatu yang melintas di kepalanya.

Melepaskan pelukan, Aditsya mengusap sebentar pipinya dengan kasar. Sebelum menatap Shendy yakin penuh rasa.

"Ann kamu harus janji jangan pernah ninggalin aku. Apapun yang terjadi" Shendy terdiam sebentar. Senyum cowok itu memudar. Hanya sebentar, sebelum dengan yakin cowok itu menjawab.

"Aku janji"

Kalau Tuhan berkhendak...

"Udah ah. Kenapa malah nangis sih? Katanya mau jalan jalan hmm?" Aditsya mengangguk sebelum dengan semangat yang kembali terbit cewek itu menarik tangan Shendy setelahnya berseru heboh.

"Let's Go!"

"Kita naik mobil aja yah?" Aditsya spontan menghentikan gerakannya. Menatap Shendy dengan senyum meledek.

"Kamu gak bisa naik motor yahhh?" Shendy glagapan.

"Bukannya gak bisa Hanny, cuma males aja kalo harus naik motor. Mending pake mobil, kan enak. Oke?" Aditsya menggeleng kukuh.

"Big no no! Aku mau naik motor. Dan harus. Titik!"

Shendy baru saja hendak memberi penolakan sebelum dengan tatapan penuh ancaman Aditsya menatap Shendy. Membuat cowok itu berakhir pasrah dan menuruti permintaan Sang pujaan.

"Fine"

Shendy tak akan mengerti bagaimana selama ini Aditsya bersama dengan si Mafia itu. Apa sih yang mereka lakukan hingga Aditsya bisa menjadi wanita yang kekuh pada pendirian dan tak kenal rasa takut?

Mungkin Shendy harus bertanya nanti atau kalau perlu dia ikut belajar pada Bagas agar dirinya tak kenal rasa takut. Nanti..

Kalau umurnya masih ada!

____________

Ya udah segini aja. Hahaha

Tenang aku double up kok. Hihi

Stay tone gays!

Love you💚


Annoying BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang