Kini Shendy kembali berdiri didepan Handycam nya tapi ada yang beda karena kali ini cowok itu mengenakan pakaian ala-ala pekerja kantoran dengan jas hitam, dasi hitam, kemeja putih, dan celana bahan hitam jangan lupakan rambut cowok itu yang ditata rapih.
Shendy mengulas senyum menyapa dengan lambaian tangan pada layar handycam yang sudah menyala merekam semua gerak gerik juga suaranya.
"Hai Hanny! Aku keren gak?" Cowok itu menarik kerah jas nya dengan posisi menyamping menunjukan kesan cool seperti CEO ternama, sebelum terkikik merasa geli sendiri.
"Aku keren aku tau itu Hanny, kamu gak perlu muji aku berlebihan heheh"
"Ohh iya Hanny, jangan bilang-bilang ka Panji ya. Aku minjem baju ini. Oke?" Shendy menempelkan satu jari telunjuknya didepan bibir dengan satu kedipan mata menggoda.
"Tapi aku keliatan aneh gak sih Hanny?"
"Aku ngerasa gak pede" menunduk Shendy memperhatikan style nya dari bawah hingga ke atas dari cermin Full body yang berada di belakang kursi belajar, depan handycam yang masih menyala.
Memiringkan wajahnya ke samping kanan, kiri, depan juga bawah memperhatikan setiap hal dalam dirinya.
"Astaga aku ganteng banget gak sih Hanny? Heheh"
"Pacar kamu ini emang gak bisa nyembunyiin kegantengannya haduh haduh bahaya! Aku harus ganti! Nanti Devano atau Bagas kalah saing sama aku. Enggak enggak!" Kemudian dengan terburu cowok itu melepas cepat dasi dan membuka kancing jas nya terburu.
"Bentar Hanny" Shendy menghilang dari hadapan layar Handycam membiarkan kamera itu hanya merekam ruang hampa dengan sedikit suara grasak grusuk dari sang pemilik ruangan.
Sebelum kembali dan memperhatikan penampilannya dengan kaos putih polos yang berbalut sweater besar berwarna hijau dan celana pendek jeans sebatas lutut berwarna putih. Berputar, Shendy menatap tampilannya juga gayanya didepan layar Handycam.
"Nahh ini baru Shendy Pramudya! Mainan Aditsya yang spesial heheh. Keren kan Aku Hanny?"
"Ohh pasti dong, heheh"
Cowok dengan pakaian santai itu beranjak, kini duduk pada kursi meja belajarnya dengan kedua tangan yang menopang dagu seolah menatap sang pujaan dengan sendu.
"Hanny?" Shendy terkikik, dia akan selalu ingat bagaimana Aditsya menjawab semua panggilannya.
"Aku inget setiap kali aku panggil kamu pasti jawab kaya gini 'Hmm?' Atau kaya gini 'umm?' Hahahah, aku inget banget itu" kemudian perlahan senyumnya sirna berganti sendu lagi menatap ke segala arah mencoba berusaha agar tidak menitikan air mata, menahan semua rasa sesak dalam dada.
"Aku kangen kamu" Shendy menutup matanya membiarkan luruh air mata yang menjadi bukti betapa dia sangat merindukan wanitanya.
Tak ada suara selama beberapa saat, hening menyelimuti seluruh ruangan kamar, Shendy masih menatap sekeliling mencoba untuk berhenti menangisi kepergiannya yang tinggal menunggu hari. Namun bukannya berhenti dia malah mendapati dirinya yang semakin tersedu, rasanya berat, sesak juga tak sanggup. Dia ingin menyerah, Namun tak ingin pergi dia ingin selalu bersama Aditsya, bersama dengan wanita itu apapun status yang akan dia dapat dia tak perduli, dia hanya ingin bersama Aditsya, menemani wanita itu hingga akhir cerita, tapi mengapa.
"Tuhan..." lirihnya seolah seseorang mendengar panggilannya, tapi Shendy tak mendapati siapapun di sisinya hanya angin yang berhembus pelan seolah berkata 'Kau sendiri'
"Aku pengen kamu disini Hanny, Tuhan? Apa tidak bisa sedikit lebih lama?" Harapnya bodoh. Dia tau jawabannya tidak lalu mengapa harus bertanya Shendy!
"Enggak enggak! Kamu gak boleh liat aku nangis" Tapi cowok itu semakin terisak dengan kedua telapak tangan yang menutup wajah, menyembunyikan air mata yang masih setia luruh tanpa bisa dia hentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boy
FanfictionBudayakan follow sebelum baca gaes! 🔞🔞🔞 BOYFRIENDS SERIES 05 Aditsya tidak tau kenapa dia bisa punya rasa yang berbeda terhadap cowok yang selalu mengusilinya saat dia sendiri sudah yakin bahwa hatinya hanya untuk Bagas Sattya Prattama. "ahh Shen...