4| Jadi calon istri Putra Mahkota

67 21 1
                                    

"Woi! Jangan ngelamun!"

Aku menggigiti kuku jempol karena mendadak panik setelah berbincang dengan Mingyu kemarin. Padahal ini sudah pukul sebelas malam, yang mana seharusnya aku sudah terlelap karena besok ada kelas bahasa Inggris, tapi sekarang malah tidak bisa tidur sama sekali.

"Kau kenapa sih?" Suara Minah mendadak senyap ditelinga ku.

"Karena kau apa?"

"Aku masa depanmu."

"Masih bisa bercanda?"

"Aku serius! Apa kau gak pernah mengingat seseorang yang ada dimimpimu?"

"Aku memang gak pernah ingat seseorang saat bangun dari tidur. Walaupun dalam universe itu aku menjadi istrinya, kekasihnya atau bahkan musuhnya." Jawabku saat itu. Mingyu mengangguk dan aku baru sadar maksud dia berkata demikian itu apa.

"Dari sekian banyaknya perempuan dan lelaki yang ada didalam mimpiku, cuma kau yang aku ingat."

"Aneh."

"Apa kau juga pernah mengalami hal itu? Kau mengingat seenggaknya ada satu orang yang hadir dimimpi mu waktu kau bangun tidur?"

Aku mencoba mengingat. Dan hal yang ku dapatkan adalah wajah lelaki vampir itu didalam ingatan. "Jeffrey!"

"Apa?"

"Aku tau Jeffrey dan aku ingat wajahnya!"

Mingyu tersenyum dan mengangguk. "Ku pikir bakalan aku yang kau ingat."

"Kayaknya aku gak pernah ketemu sama kamu. Atau mungkin aku gak ingat."

"Apakah Jeffrey itu yang akan menjadi sainganku?"

Aku tertawa, tak percaya ucapannya barusan. Kenapa bisa dia menarik kesimpulan dengan mudah? Bahkan Mingyu bukan tuhan.

"Tadi katanya kamu bakal jadi masa depanku?"

"Yang tadi itu aku cuma bercanda."

"Tapi sayangnya aku sudah punya calon suami."

"Siapa? Apa dia juga muncul dimimpi mu? Apa kau mengingat wajahnya juga?"

"Namanya Winwin, dia itu teman sekampusku."

"Kalau begitu bukan Winwin. Kau akan tahu nanti bagaimana kehidupanmu bekerja."

"Maksudmu apa sih? Aku gak ngerti tau."

"Ingat kata-kataku. Kalau dia muncul lagi dimimpimu, dan selalu datang berkali-kali kasih tau aku."

"Tadi kau bilang cuma aku yang kau ingat dimimpimu. Apa aku juga bakal menjadi kekasihmu?"

Mingyu diam saja.

"Chaeyeon ih!"

Aku mendecak saat suara Minah berteriak masuk kedalam rungu ku. "Gak usah teriak. Ini udah malem banget tau!"

"Justru itu! Kenapa kamu gak tidur? Dari kemarin ngelamun terus, emangnya gak ngantuk?"

"Kalau aku tidur, pasti hari ini bermimpi lagi." Balasku. "Kau tidur sana!"

"Aku kebangun karena lampunya belum dimatiin."

Kepalaku menoleh kearah lampu belajar yang memang belum dimatikan. "Aaah maaf, aku mengganggumu ya?"

"Kau mikirin apa sih malam-malam begini?"

"Aku.." kursi kosong disebelah ku tepuk-tepuk, bermaksud menyuruh Minah agar duduk disini. Untungnya wanita ini menurut karena seperti yang kalian tahu diantara mereka bertiga, aku lebih dekat pada Minah dibanding yang lain meskipun kami satu kamar.

UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang