Untuk yang kesekian kalinya dalam 30 menit terakhir Jaemin mengecek ponselnya. Tidak ada balasan. Haechan mengabaikan pesannya. Membuatnya overthinking dan gelisah.
"Kamu kenapa sih dari tadi, Ay?" Tanya Jeno yang sedang tiduran di paha Jaemin.
Jaemin pun tertawa canggung, membelai rambut pacarnya mengalihkan perhatian, "nggak papa kok, sayang." Kilahnya.
"Kamu gelisah banget dari tadi. Nungguin chat siapa sih?" Selidik Jeno tak bisa dikelabui.
"Itu.. mm... Haechan, Ay." Ucap Jaemin jujur pada akhirnya.
"Kenapa Haechan?"
"Nggak papa kok. Aneh tumbenan dia nggak bawel."
Jeno tertawa, kemudian bangkit dari paha Jaemin. Mengusak rambut pacarnya gemas. "Kamu tuh aneh ya, Haechan bawel kamu kesel, Haechan nggak bawel kamu kecarian." Komentarnya.
Jaemin hanya tertawa canggung, "ya gitu deh, Ay." Ucap Jaemin.
"Mungkin lagi bareng Mark kali, jadi nggak sempat lihat hape." Ucap Jeno.
Jaemin terdiam. Benar juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemin mengernyitkan dahinya. Begitu saja? Apakah ini juga berarti Haechan tidak memerlukan bantuannya lagi?
Jaemin jadi semakin overthinking karenanya.
🍬🍬🍬
Entah sudah berapa hari Jaemin dan Haechan tidak bertemu. Tiap dichat Haechan selalu bilang sedang bersama dengan Mark. Jaemin sampai heran kenapa Mark menjadi selowong itu. Bukankah kakak tingkat mereka itu sangat sibuk dengan organisasinya? Kenapa mendadak ia punya banyak waktu untuk Haechan?
Jaemin dan Jeno saat ini sedang menyantap soto ayam mereka di kantin fakultas. Jeno habis ini ada kelas sedangkan Jaemin tidak. Maka dari itu Ia berniat mengungsi ke kosan Haechan untuk membuang kebosanan. Sayangnya Jaemin harus mengurungkan niatnya karena setelah mengirim pesan ke sahabatnya, ternyata Haechan tidak ada di kosan dan sedang ngedate dengan pacarnya, Mark.
"Ay, itu bukannya kak Mark, ya?" Ucapan Jeno membuat Jaemin segera mencari sosok pacar sahabatnya itu.
Gotcha! Ia menemukannya. Mark melewati area kantin dengan seorang perempuan bertubuh mungil dengan potongan rambut se bahu. Dapat Jaemin simpulkan perempuan itu cukup manis.
"Lah? Bukannya kata Haechan—" Jaemin menelan kembali ucapannya.
Aah.. ia mengerti sekarang.
Haechan sedang menghindarinya.
🍬🍬🍬
Tok tok tok tok tok tok tok tok tok
Haechan bergegas turun dari tempat tidurnya dan membukakan pintu kamar kosnya. Betapa terkejutnya ia melihat sosok Jaemin dengan ekspresi kerasnya di balik pintu. Haechan hanya dapat mematung di tempatnya.