Makasih yaaa yg udah vote dan koment 🥰😍 semoga kalian suka ceritanyaaa enjoyyy 😘😘❤️
"You are so beautiful, Haechan." Bisik Renjun dengan suara rendah.
Wajah Renjun perlahan mendekat....
🎵 saranghae tto saranghae deo jidokhage apeugo shipeo~ 🎵
Ponsel Haechan yang berada di atas ranjangnya berdering. Membuat Haechan mendapatkan celah untuk kabur dengan dalih mengangkat telefon.
"HALO?! Jaemin! Lama banget sih lo beliin nasi gorengnya! Apa? Ooo... udah otw... udah deket? Oke, oke gue tunggu ya! Laper banget nih. Okee.. bye! Hati-hati di jalan!"
Haechan menutup teleponnya dan menoleh ke arah Renjun. "Hei, sorry, Jaemin bentar lagi kesini. Biasa.. mau curhat-curhat gitu. Btw, makasih banyak loh Taichannya." Ucap Haechan seraya berjalan ke arah pintu. Gesturenya mengusir Renjun secara halus.
Lelaki chinese itu nampak tidak rela tapi kemudian menghela nafasnya pasrah. "Oke. Sayang banget gue ga bisa main lama. Kapan-kapan kita jalan, ya." Ucapnya masih pantang menyerah.
Haechan mengangguk sambil tertawa canggung. "Ahaha.. iya.. kapan-kapan, ya.."
Iya in aja biar cepet. Ucap Haechan dalam hati.
"Gue pulang dulu, ya. Taichannya dimakan, ya." Ucap Renjun lagi-lagi membelai pipi Haechan sebelum pulang.
Haechan bergerak mundur menghindari tangan kurang ajar Renjun. Namun bibirmya masih dengan sopan mengulas senyum. "Iya. Nanti gue bagi sama Jaemin." Ucap Haechan dengan riang.
Renjun mengangguk kemudian pergi. Haechan segera menutup pintu kamarnya dan bernafas lega. Syukurlah Jaemin meneleponnya tadi. Jika tidak, Haechan tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya. Seberapa nekadnya Renjun. Haechan merinding memikirkannya.
Haechan bergegas mengambil ponselnya dan menelepon Jaemin. Menjelaskan tentang kejadian barusan. Jaemin baru saja berkata "halo" dan Haechan sudah mengoceh panjang lebar. Tidak ada briefing. Dan ia langsung menutup sambungan teleponnya. Jaemin pasti bingung kenapa Haechan mengatakan itu tadi.
Sayang sekali panggilan Haechan tidak terjawab. Maka dari itu Haechan ketikkan pesannya.
Setelah mengirimkan bubble chat terakhirnya. Haechan matikan ponselnya dan berbaring di ranjangnya. Bersiap untuk tidur.
Tidak. Tentu saja Haechan tidak semudah itu dapat tidur. Ia penasaran. Sungguh penasaran ada apa gerangan Jaemin meneleponnya malam-malam. Padahal keduanya sudah lama tidak bertemu pun bertukar pesan. Haechan penasaran.
Gelisah. Pikiran Haechan benar-benar mengganggunya. Matanya senantiasa terjaga. Tak ada rasa kantuk sama sekali sejak ia berbaring sepuluh menit yang lalu. Balik kanan balik kiri mencari posisi yang pas untuk tidur, namun semuanya tidak berguna.