6

16.9K 1.4K 152
                                    

Sebelum lanjut ke part selanjutnya, boleh dong aku minta vote dan komentnyaa 🥺🥺 biar makin semangat up nya hehe 🥰 THANK UUU❤️

















"Sejak kapan?" Tanya Jeno menatap manik Jaemin dengan tatapan nanar.

Jaemin menundukkan kepalanya. Menghindari kontak mata yang sarat akan kekecewaan dari pacarnya itu.

"Just tell me, I wont mad.." bujuk Jeno dengan lirih.

Jaemin memejamkan matanya. Nampaknya ia memang harus jujur kali ini. Jaemin menarik nafasnya, menghembuskannya, kemudian secara perlahan mengangkat wajahnya. Menatap kedua netra yang menatapnya dengan sedih.

"Dari SMA." Tenggorokannya kering. Suaranya tercekat. Jaemin menelan ludahnya.

Jeno di hadapannya masih tersenyum pahit. "Wow.." hanya itu reaksi yang diberikan pacarnya itu terhadap pengakuan terlarangnya.

Jeno menarik kursi dan duduk disana. Kakinya lemas mendengar penuturan Jaemin. Tidak menyangka orang yang disayanginya dalam waktu 10 bulan terakhir ternyata memendam perasaan kepada orang lain. Jeno masih syok.

Jaemin pun pada akhirnya mengatakan semuanya. Rahasia terbesarnya yang telah ia kubur dalam-dalam. Yang ternyata harus dibongkar juga.

Jaemin menyukai Haechan dalam waktu yang cukup lama. Terhitung sejak keduanya duduk di bangku SMA. Mantan teman sebangku itu sejak awal sudah klop satu sama lain. Kemana-mana berdua, selera makan, musik bahkan film pun sama. Membuat keduanya menjadi sahabat kental yang tak terpisahkan.

Jaemin cukup puas dengan status persahabatan mereka. Karena tanpa harus menjadi pacar pun, ia menghabiskan sebagian besar waktunya bersama Haechan. Karena itu, Jaemin tak pernah berpikiran untuk menjadikan Haechan miliknya, karena untuk saat itu Haechan sudah menjadi miliknya.

Namun sayang, pemikiran Jaemin bahwa keduanya akan selalu bersama, menghabiskan waktu berdua, terpatahkan. Sejak masuk kuliah sebagai mahasiswa baru, Haechan diketahui naksir untuk yang pertama kalinya kepada seseorang. Mark Lee namanya. Ia adalah Ketua Bem. Kakak tingkat yang begitu keren di mata Haechan.

Semenjak menyadari perasaannya, setiap hari yang dibicarakan Haechan hanya Kak Mark, Kak Mark dan Kak Mark. Betapa ia terlihat keren dengan balutan jas almamater kampus. Betapa dinginnya ia membalas pesan nekad Haechan. Sampai setiap progress hubungan keduanya hingga berpacaran. Jaemin sampai muak. Dan cemburu. Dan yang lebih menyedihkan adalah Haechan nampak sangat bahagia dengan cinta sekaligus pacar pertamanya. Membuat Jaemin terpaksa mengubur dalam-dalam perasaannya.

Beruntung tidak lama setelah Haechan jadian dengan Mark, Jeno mendekati Jaemin dan memintanya menjadi pacarnya. Tanpa pikir panjang Jaemin menerimanya. Menjadikan Jeno pelarian, sekaligus alat untuk move on.

Hubungannya dengan Jeno tidak disangka berjalan mulus. Jeno adalah pacar yang baik. Ia memperlakukan Jaemin dengan sangat baik. Afeksi dan materi semua diberikan Jeno. Jaemin bahagia.

Jaemin pikir ia telah sukses move on dari Haechan. Jaemin pikir ia sudah tak memiliki perasaan kepada sahabatnya itu. Jaemin pikir ia benar-benar telah jatuh cinta kepada Jeno.

Namun ternyata Jaemin salah.

Semua hanya ilusi yang ia ciptakan sendiri.

Jaemin salah.

Ia masih mencintai Haechan sebegitu besarnya.

Jaemin salah.

Sekaligus jahat.

Ia menipu semua orang. Termasuk dirinya sendiri. Tepat saat Haechan meminta pertolongannya, Jaemin sadar apa yang dilakukannya. Namun ia tidak bisa menahan gejolak perasaannya. Ia ingin Haechan. Ingin menyentuh Haechan. Ingin mengecup bibirnya. Ingin memilikinya.

Ciuman pertama mereka, atas dasar coba-coba menjadi candu baginya. Jaemin ingin lagi. Ia begitu mendambanya. Bibir penuh Haechan yang manis. Bibir yang selama ini hanya bisa dipandanginya dengan curi-curi saja. Akhirnya Jaemin merasakannya. Rasa bubble gum yang membuatnya semakin candu. Karena itu, ia tawarkan lagi kepada Haechan, dengan topeng ingin membantu, Jaemin memiliki niatnya tersendiri.

Haechan mungkin memandang bantuan Jaemin sebagai pengganti Marknya. Namun ia tidak masalah dengan semua itu. Asalkan bisa memiliki Haechan untuk sebentar saja, Jaemin tidak peduli.

Jaemin terlalu larut akan euphorianya. Ia merasa aman dengan hubungan abu-abu mereka. Hubungan yang berbahaya bagi persahabatan keduanya. Dan ternyata benar. Ketika Haechan menarik diri dan memutuskan semuanya, ia hancur. Jaemin hancur. Namun lagi-lagi ia tak bisa berbuat apa-apa.

Jaemin mungkin terbiasa memendam perasaannya. Karena itu ia menjalani harinya seperti biasa. Meskipun dalam lubuk hatinya begitu merindukan Haechan, sahabatnya. Haechan dengan segala kebawelannya, Haechan dengan segala tingkah menggemaskannya, Haechan dengan kepolosannya, Haechan yang ia cintai.

Jaemin pikir seiring berjalannya waktu, hubungan canggung ia dan Haechan akan kembali seperti sedia kala. Namun Jaemin lagi-lagi salah perhitungan. Bukannya kembali padanya, Haechan malah dekat dengan orang baru. Dan Jaemin tidak suka itu.

"Wow..." lagi-lagi hanya kata itu yang bisa dikatakan Jeno sebagai bentuk dari responnya terhadap pengakuan terlarang pacarnya.

Jeno mendongakkan kepalanya ke atas. Menahan air matanya agar tidak turun.

"Maaf.." lirih Jaemin.

Jeno hanya tersenyum pahit. Pacar Jaemin itu memang punya kebiasaan untuk selalu tersenyum dalam situasi apapun. Jaemin sendiri hanya bisa menunduk menatap jari-jari kakinya.

Jeno tiba-tiba bangkit dan mengemasi barangnya, "aku kasih kamu waktu untuk berpikir, hubungan kita kedepannya. Keputusan ada di tangan kamu, mau lanjut atau sampai sini aja." Ucapnya lembut kemudian mengusak kepala Jaemin pelan.

"Oh iya, sorry aku nggak temenin kamu cuci mangkok baksonya. Aku pulang dulu." Ucap Jeno kemudian benar-benar pergi dari kosan Jaemin.

Jaemin mengusak wajahnya dan melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. Berteriak pada bantalnya menyalurkan emosinya. He's fucked up.

🍬🍬🍬

Haechan turun dari boncengan Renjun. Melemparkan senyum manisnya sebagai ucapan terimakasih telah diajak jalan-jalan keliling kota dengan vespa kuningnya. Renjun membalas senyuman Haechan hangat.

"Makasih ya udah ditemenin." Ucap Renjun seraya membelai lembut pipi gembul Haechan membuat lelaki manis itu tersentak kaget.

Ia tak menyangka Renjun akan seberani ini melakukan skinship dengan dirinya. Mereka baru kenal kurang lebih seminggu ketika lelaki chinese itu mengetuk dm instagramnya. Mereka tidak sedekat itu untuk Haechan merasa nyaman atas perlakuan Renjun barusan. Haechan merasa risih.

Tidak hanya sampai situ, hal yang dilakukan selanjutnya oleh Renjun membuat Haechan terkejut untuk kedua kalinya.

Renjun meraih tangannya dan menggenggamnya. Menatap Haechan dalam tepat di manik matanya.

"Gimana nih, aku kok jadi nggak rela mau pulang. Pengennya sama kamu terus.." ucap Renjun tanpa memutus kontak matanya.

Haechan menelan ludahnya.

Red flag! Red flag!

Haechan tarik tangannya sambil tertawa. Berusaha tak terlihat kasar. "Aku masuk dulu, ya. Kamu hati-hati di jalan!" Seru Haechan kemudian meninggalkan Renjun begitu saja di halaman kosnya.

Coba-Coba | Nahyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang