Masih ditempat yang sama Jaemin dengan kedua orangtuanya, masih di mansion keluarga Lee. Semua orang sudah bubar karena undangan makan malam sudah selesai sekitar tiga puluh menit yang lalu. Guanlin? Dia datang dan baru saja pulang karena tiba tiba saja mama Lai merasakan sakit dari perutnya. Jaemin juga tidak tau berapa usia kandungan mama Lai. "Bagaimana dengan Jaemin ingin melanjutkan pendidikannya?" Jaemin sontak menatap Tiffany yang juga menatap nya.
"Aku belum menentukannya Imo" jawab Jaemin, dan menggambarkan senyuman manisnya yang terlihat diwajahnya.
"Senyumanmu begitu indah Jaem, padahal kamu laki laki, tapi Imo jujur bahwa kamu cantik"
"Terimakasih Imo atas pujiannya."
"Hm bagaimana dengan acara tunangan Mark?" Tanya Eomma Na, sambil melihat Mina yang tersenyum malu.
"Kalau soal itu, pastinya akan dilakukan satu bulan lagi Imo, sebenarnya sih maunya pas tahun baru." Jawab Mark, Eomma Na tersenyum dan mengangguk.
"Jaem, ayo kita pulang ini sudah hampir tengah malam. Buat keluarga Lee terima kasih sudah mengundang kita keacara makan malam ini, kalau begitu kami pamit dulu." Jaemin dengan Eomma nya berdiri, Jaemin membungkuk kan badan nya untuk mengucapkan terimakasih kepada keluarga Lee.
"Cepat banget padahal masih mau berbicara santai dengan kalian" Ucap Nyonya Lee, Eomma Na tertawa.
"Bisa lain kali kita akan berbicara ya Eonni. Ayo Jaem, Yasudah kita pulang dulu" Jaemin mengikuti Eomma nya dari belakang, begitu juga dengan keluarga Lee. Diluar ia bertemu dengan Appa nya yang sedang berbicara dengan Tuan Lee.
"Oh sudah mau pulang ya, yasudah Donghae, kalau begitu aku pulang dulu. Terima kasih sudah mengundang kita keacara makan malam." Ucap Appa Na, Tuan Lee mengangguk.
"Iya Siwon, terima kasih juga sudah datang keacara kita, hati hati dijalan kalian semua" Mereka bertiga keluar dari halaman mansion keluarga Lee. Memasuki mobil yang masih terparkir rapi.
Setelah menyalakan mesin mobil, Appa Na langsung menancap gas, untuk menuju halaman rumah kediam Na.
Berapa menit akhirnya sampai di halaman rumah, Jaemin keluar terlebih dahulu dari mobil lalu disusul oleh Eomma dan Appa nya.
"Kamu langsung masuk kamar, ganti baju kamu cuci tangan kamu, oke?" Jaemin mengangguk, Lalu membuka pintu rumah disusul oleh kedua orang tua Jaemin.
Jaemin melangkah kakinya untuk menuju kamarnya, menaiki anak tangga satu persatu. Sampainya di depan kamar langkah Jaemin berhenti, ini melihat pintu yang tak jauh dari kamarnya, pintu yang sering dikunci dan dilarang untuk dimasuki, karena Eomma nya. Jaemin masuk kedalam kamarnya tak lupa menutup kamarnya. Menuju lemari dan mengambil piyama berwarna abu-abu, membuka bajunya satu persatu, lalu memasang piyama ditubuhnya.
Memasukkan baju yang tadi ia pakai kedalam keranjang untuk baju kotor. Jaemin mendekati nakas lalu membuka satu laci, mencari sesuatu didalam sana, saat sudah ketemu Jaemin mengambil benda tersebut, lalu menutup kembali laci itu. "Maafkan Jaemin Eomma" Jaemin menatap kunci pintu kamar dengan tak enak, kunci kamar yang ia ambil berapa Minggu yang lalu. Karena ia penasaran dengan kamar satu itu, Jaemin nekat mengambil kunci kamar itu di kamar Eommanya saat Eommanya tak ada.
Jaemin duduk dipinggi kasurnya, melihat jam hampir jam sebelas malam, Jaemin yakin Eommanya masih sibuk saat ini. Jaemin terkejut ketika headphone nya berbunyi diatas nakas. Jaemin mengambil headphone nya melihat guanlin menelponnya. "Iya, kenapa guan?"
"Oh belum tidur, aku kira sudah tidur. By the way, aku ganggu gak?" Jaemin menghela nafasnya.
"Gak, kenapa nelpon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend : NOMIN
Fanfiction"Jen, kamu sudah jaga aku selama satu tahun ini, terima kasih sudah disisi ku setiap saat." Na Jaemin, Seorang pemuda yang memiliki sejuta rahasia yang ia simpan. Terutama penyakit yang ia rasakan selama 3 tiga tahun ini. Dan bertemu dengan seoran...