Hai, terima kasih yang sudah mampir ke book aku, terima kasih banyak ya. Maaf kalau kalian dibuat bingung sama book ini, tambah kesini tambah gak jelas ceritanya.
Segitu aja dulu, Happy reading.
.
.
.
Seminggu kemudian
.
Tak terasa hari begitu cepat, Jaemin akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ditempat HANYANG UNIVERSITY entah Jaemin ingin masuk sana, dan guanlin mengambil keputusan untuk berkuliah di negeri China, dimana ia berkuliah di Tsinghua University, Jaemin kira ia akan berkuliah di Tempat yang sama seperti dirinya.
Tapi, Jaemin dengar Lee Jeno juga berkuliah ditempat sama seperti Jaemin, hanya beda jurusan saja.
Mengikat seminggu yang lalu, ternyata Guanlin mengajak itu karena ia akan berangkat besok pagi untuk ke China, ia akan tinggal bersama Saudara Papa Lai disana kebetulan juga anaknya yang seumur dengan guanlin berkuliah juga disana.
Jaemin mengambil jaket, Headphone, dan dompetnya, ia akan pergi keluar sebentar, tiba tiba saja ia ingin memakan ramen, Eomma dan Appa nya sedang pergi malam ini, karena menghadiri acara pernikahan rekan kerja Appa nya. Jaemin keluar dari kamarnya, lalu turun kebawah melewati anak tangga. Jaemin membuka pintu rumahnya, ternyata ada Lee Jeno didepan rumahnya yang mau memencet bel.
"Oh ada apa Jeno?" Ucap Jaemin canggung, Jeno menyodorkan rantang. "Apa ini?"
"Kue kering yang baru saja mama saya bikin, ada Dasik, Yullan, dan Gyeran-ppang" Jaemin mengangguk, dan tersenyum manis.
"Terima kasih Jeno, kamu kesininya Jalan kaki?" Jeno mengangguk. "Padahal rumah kamu paling ujung, itu cukup jauh, mau aku antar?"
"Tidak usah, saya bisa jalan kaki"
"Tidak masalah, aku juga mau jalan" ucap Jaemin. "Sebentar aku simpan dulu, jangan kemana mana tunggu disini saja"
Jeno hanya mengangguk pasrah, lalu Jaemin masuk kedalam, menaruh rantang itu di meja ruang tengah, sedikit berlari untuk kembali. "Ayo Jeno" Jeno terkejut tiba tiba saja Jaemin sudah didepannya.
Jeno mengangguk, Jaemin mengambil motor Kymoco miliknya yang jarang ia gunakan. "Ayo naik Jeno"
Jeno mengangguk, lalu di Jok belakang dikeadaan canggung seperti inilah Jaemin tak suka, tapi ia dengan Jeno tidak begitu dekat. Jaemin menjalankan motornya meninggalkan halaman rumahnya. Satu menit untuk menuju rumah kediaman keluarga Lee, akhirnya mereka sampai. Jaemin memberhentikan motornya, Jeno turun dari motor. "Terima kasih Jaemin"
Jaemin mengangguk. "Sama sama, Kalau begitu aku pergi dulu" Jeno mengangguk, menunggu Jaemin pergi dari sana lalu ia masuk kedalam mansionnya.
Jeno Pov.
Aku masuk kedalam mansion, melihat mama dan Mark Hyung sedang berbicara, aku pun duduk disebelah Mark Hyung. "Jeno gimana kue nya?"
"Sudah aku kasihkan, Jaemin yang menerimanya"
"Benarkah? Kamu tidak ada ingin dekat dengan Jaemin?" Tanya mama, aku ragu untuk menjawabnya.
"Aku tidak tau ma"
"Mama juga dengar dari Yoona bahwa Jaemin masuk Universitas sama seperti kamu, tapi beda jurusan mama dengar Jaemin ngambil jurusan Dokter." Ucap mama.
"Ya, itu bagus. Berati Jaemin ingin menyembuhkan orang." Ucap ku.
"Kamu benar Jeno, mama yakin kalian semua pasti akan bisa meraih cita cita kalian."
Lalu mata ku berahli melihat Mark Hyung. "Hyung gimana tangkap mu dengan Kang Mina?" Tanya ku, entah kenapa aku ingin sekali menanyakan ini.
"Kenapa dia?"
"Kamu setuju bertunangan dengannya?"
"Kamu menanyakan itu? Hanya itu?" Aku memutar bola mataku malas.
"Jawab saja iya atau tidak, apa begitu susah?"
"iya"
.
.
.
.
.
Normal Pov.
Saat ini Jeno sedang makan malam bersama dengan keluarganya. Lee Logan, adik bungsunya baru saja pulang dari rumah Halmeoni. Lebih seminggu ia disana, Logan lebih suka tinggal di rumah Halmeoni dari pada disini, pertama ia bisa mendapatkan uang setiap harinya, apa saja yang ia mau akan dituruti.
Beda dengan Mama Lee, yang mengajarkan anaknya untuk hemat, membeli apa yang dibutuhkan saja, walaupun suaminya kaya, terkenal, tapi ia tidak sombong, malah mama Lee sering membeli makanan banyak akan ia bagikan ke orang yang lebih membutuhkan, atau sejumlah uang.
Dan Papa Lee sama seperti Halmeoni, terlalu memanjakan.
"Gimana dirumah Halmeoni Logan?" Tanya papa Lee, Logan yang tadinya ingin menyuapkan makanannya, tidak jadi.
"Halmeoni seperti biasa, tadi Logan dikasih uang 90 Won" (Kalo dirupiahkan keindonesia sekitar 1.106,98 Rupiah)
"Kamu terima?" Logan mengangguk, mama Lee menghela nafasnya. "Logan kan mama sudah bilang, jangan minta apa apa sama Halmeoni, kalau kamu Minggu depan ingin kerumah Halmeoni, mama tidak izinkan, kalau dilanggar uang jajan gak mama kasih selama tujuh bulan, hp, iPad, PS kamu mama sita selama tujuh bulan. Kamu ngerti?" Logan menengguk ludahnya susah payah, Jeno hanya bisa menahan tawanya.
"Ma, jangan gitu dong, mama gak kasihan sama Logan?" Tanya papa Lee.
"Kenapa mama harus kasihan, jangan terlalu memanjakan anak kamu, kan aku sudah bilang, dan lihat sekarang bagaimana nanti dengan masa depannya Donghae!!"
Brak
Jeno yang lagi makan terkejut bukan main, makanannya yang ia sendok jatuh kelantai. Salah Jeno, ia makan disaat keadaan seperti ini. "Mama Lee benar, Mommy dan Daddy sering membicarakan ini dengan papa Lee bukan?" Ucap Taeyong, Mark selaku adik kandung Lee Taeyong hanya bisa terdiam, lima tahun di Kanada karena ingin sekolah disana.
"Mulai saat ini, kartu, uang, mama sita." Jeno yang dari dulu mengikuti mamanya hanya bisa tersenyum senang. Logan itu seperti papa nya, suka memboros, beli baju keluar terbaru, padahal bajunya hampir tiga lemari.
"CEPAT" Kalau sudah begini yang bisa menghilangkan kemarahan sang mama hanya Lee Jeno.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUE
.
.
.
.
.
Chap ini Pendek dulu ya, bagi kalian yang UAS nya baru mulai semangat.
Terima kasih jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend : NOMIN
Fanfiction"Jen, kamu sudah jaga aku selama satu tahun ini, terima kasih sudah disisi ku setiap saat." Na Jaemin, Seorang pemuda yang memiliki sejuta rahasia yang ia simpan. Terutama penyakit yang ia rasakan selama 3 tiga tahun ini. Dan bertemu dengan seoran...