XI

21 4 0
                                    

" Harutoo Jeongwooo!!! "

semalam setelah mereka nobar, Giselle pamit untuk istirahat lebih dulu

saat ingin pergi tidur, Giselle ditemukan tergeletak dibawah kasur

dengan darah segar mengalir dari saluran pernafasannya






mereka langsung membawa ke rumah sakit

Winter tak hentinya menangis

begitupun Jeongwoo

Haruto juga telah merasakan kedekatan saat bersama kedua teman wanitanya itu





" apa kalian walinya? "

ketiga sejoli itu menghampiri sang dokter yang baru keluar menangani Giselle

" dok, bagaimana Giselle? "

" hhhh. maaf, tapi. sangat kecil kemungkinan untuk nak Giselle be-- bertahan " sang dokter menggantung kalimat terakhir

" Giselle tengah menjalani masa kritis, kita hanya berharap dia bisa bangun dalam 2 hari kedepan, terus do’akan teman kalian. saya permisi "

ketiga sahabat itu langsung masuk kedalam tanpa merespon ucapan dokter

terlihat pemandangan didepan mereka begitu memilukan

Giselle yang kini tengah berbaring lemah ditambah dengan terpasangnya banyak selang di tubuhnya

Tuhan, tolong bantu Giselle.






" Gis, bertahan ya? ada aku disini, ada Winter juga, Haruto juga sama, yang kuat ya " Jeongwoo tak kuasa menahan tangisnya, tapi masih kuat untuk menunjukkan senyumnya

suara Jeongwoo terdengar memilukan

" Sell, lo udah janji mau sama gue teruss, lo harus cepet bangun yaa gue mohon " kini Winter yang bersuara

Haruto hanya menepuk pundak kedua sahabatnya itu, ia tak kalah sedih melihat Giselle sekarang









* *

setelah 2 hari

sepulang sekolah mereka, ralat, Haruto dan Jeongwoo bergegas ke rumah sakit

yang memilih tinggal hanya Winter, ia berhasil meyakinkan kedua sahabatnya agar mau pergi sekolah





terdengar suara pintu dibuka

" Win? "

Winter menoleh dan mengangguk

" ganti baju sama makan dulu "

" gue anter ya "

Winter hanya menurut saja dengan Haruto, ia bahkan tak memikirkan dirinya sendiri





" Gis, ayo bangun. aku kangen kamu. aku mau anter jemput kamu. aku mau gombalin kamu. aku mau kamu bangun Gis "

" Giselle, jangan pernah tinggalin aku ya, baru pertama kali aku punya perasaan sehebat ini sama orang, maafin aku belum bisa jadi yang terbaik buat kamu "

" Gis. hhh " Jeongwoo tak henti nya berusaha

" kalo Gis sayang Jeongu, Gis harus bangun sekarang ya, Jeongu kangen sama Gis, Gis nya ilang terus Jeongu jadi sedih, Gis bangun ya, sama Jeongu lagi "

Jeongwoo menangis kencang ditempat tidur Giselle

tangannya masih setia menggenggam tangan kekasihnya

ia merindukannya, sangat rindu

ia tersiksa melihat wanitanya terbaring seperti ini

terlihat menyedihkan untuknya











terlihat tangan seorang pasien mulai bergerak perlahan





yang pertama ia tangkap adalah,





seorang pemuda yang ia kenal kini menangis disampingnya






" J.. Jeo...Jeongu " sakit, tercekat sekali rasanya





Jeongwoo tersadar ada pergerakan dari Giselle ia segera bangkit dan memeriksanya





" Gis? kamu.. " wajah Jeongwoo berseri

lantas ia memanggil dokter dan diperiksalah Giselle





" Alhamdulillah, nak Giselle berhasil melewati masa kritisnya, sudah kami periksa dan silahkan masuk "

" Giss " Jeongwoo tak kuasa untuk tak memeluk Giselle

ia terlebih dahulu masuk keruangan disusul kedua sahabatnya

lalu Winter yang memeluk sahabatnya

" jangan jahat lagi Sell, gue sama Jeongwoo Haru kangen tau ga "

Giselle tersenyum manis mendengarnya

" Gis, sehat sehat ya sayang " Jeongwoo mengelus puncak kepala Giselle dengan sayang

" makasih ya udah nungguin aku disini, maaf ya aku selalu bikin susah " Giselle menatap ketiganya bergantian

GIWOO ( GISELLE.JEONGWOO )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang