songfic ; perfect.

5 1 0
                                        

Seorang puan tengah diam dan jangan lupakan bahwa dia terlihat gugup riasan yang membuatnya terlihat sangat cantik tak menutupi bahwa ia terlihat sangat gugup.

"Relax, kamu pasti bisa." Sang puan menghembuskan nafas yang kesekian kalinya agar tenang tapi nyatanya ia tak bisa tenang.

Hari ini merupakan hari special baginya sebentar lagi ia akan menjadi milik orang lain. Gaun putih yang ia kenakan terlihat sangat cantik, ia menatap pantulan dirinya di cermin dan sedikit takjub melihat bagaimana dirinya berbeda.

Biasanya ia selalu memakai rok dan kaos santai dengan rambut di ikat asal jangan lupakan sepatu kets yang membuat penampilannya sederhana.

"Allishya tidak bisakah kau tenang?" Ujar Ashley tak terdengar karena gadis bernama Allishya itu tak bisa mendengar apapun.

Lalu ia merasakan tepukan pada bahunya dan sedikit remasan disana. "Tenang semua akan baik-baik saja, kau bahkan terlihat sempurna." Ucapan Ashley membuatnya relax.

"Great, look at yourself. You beautiful and perfect today." Lanjut Ashley membuat sang puan tersenyum tipis.

"Thanks." Ashley tersenyum dan menepuk bahu sang puan.

"Anak Ayah cantik sekali." Ujar seorang pria membuat Allishya tersenyum dan menatap pria tersebut.

Kenalkan ayah Allisyha, Brian Arkano Shaenette. "Anakku sudah dewasa dan sebentar lagi menjadi pendamping seseorang."

Ucapan sang Ayah membuat Allishya sedih, karena sebentar lagi ia tak bisa lagi tinggal bersama sang Ayah.

"Jangan nangis dong sayang, ntar make up nya luntur." Ujar sang Ibunda membuat Allishya menahan tangisannya.

"Bunda..."

"Jangan nangis, anak bunda cantik. Perasaan kemarin kamu masih minta bunda peluk. Sekarang udah mau jadi pendamping orang ya? Selamat sayang." Ujar sang Ibunda membuat Allishya menahan tangisnya.

"Bunda ih.... "

Stefany Belvana Shaenette langsung memeluk anaknya sayang.

"Sayang selamat ya." Pelukan hangat sang ibunda membuat sang puan sedikit sedih, ia tak akan tinggal bersama kedua orang tuanya lagi.

Stefany membantu menghapus air mata anak kesayanganya dan membantu merapihkan riasan Allishya.

"Yuk sebentar lagi mulai." Ujar Brian sang ayahanda membuat Allishya berdiri dari duduk nya dan membalas genggaman tangan sang ayah erat.

Mereka keluar dari ruang tunggu dan sebentar lagi ia akan tiba di altar. Ia sudah berada di pintu depan, Allishya melihat ke depan dan melihat sesosok pria yang menjadi suaminya nanti.

Harris Baron Carrington di depan altar.

Pria yang ternyata teman semasa kecil nya itu sebentar lagi akan menjadi suaminya. Dahulu mereka bermain dan belajar bersama, ia juga tak menyangka bahwa pria itu akan menjadi suaminya.

Allishya tersenyum lalu menatap pria di ujung altar tersebut dan pria itu menatap Allishya dengan senyuman terbaik nya dan ya membuat Allishya jatuh hati padanya berkali-kali.

Iringan piano terdengar langkah demi langkah menuju pria itu dan genggamannya pada tangan sang Ayah mengerat.

Saat tiba di hadapan Harris, sang pria mengulurkan lengannya untuk menggengam lengan Allishya.

"Aku serahkan putri ku yang berharga padamu nak. Jaga dia sebagaimana aku menjaga dan menyanyanginya. Aku mempercayakannya padamu." Lalu sang Ayah memberikan lengan Allishya pada Harris.

ClementinesWhere stories live. Discover now