CHAPTER 2

2.7K 262 15
                                    

DRACO POV


2006, saat itu aku berpikir bahwa di tahun ini akan menjadi tahun yang menyenangkan dimana ini adalah tahun kelahiran putraku dan Tori. Tetapi mungkin takdir sedang tidak berpihak padaku, apa yang aku bayangkan memang menjadi kenyataan, kelahiran putraku terjadi, tetapi bayaran untuk kebahagaiaan itu adalah sebuah hal yang selalu aku takuti selama ini dimana kelahiran Putraku adalah penyebab kematian Istriku hari ini.

Penyakit kutukan darah yang dia miliki tidak bisa membuatnya bertahan lama, setelah Scorpius berhasil lahir ke dunia, Astoria hanya memiliki waktu hidup dalam hitungan menit sebelum dia akhirnya memutuskan pergi meninggalkan kami.

"Aku tidak sabar akan kelahiran anakku."

"Pasti dia akan mirip sepertimu."

"Ahh, aku tidak sabar untuk mengantarnya nanti ke peron 9¾ ketika usianya sudah sebelas tahun."

Perkataannya kini terbayang di benakku, banyak yang ingin dia lakukan bersama anak kami. Tapi sekarang lihatlah, Astoria sutak bernyawa, semua keinginannya pupus bersama kepergian jiwanya, aku menghela nafasku ku padangi wajah pucat pasi itu, dia tidur dalam kedamaian yang berarti, senyuman terakhir menghiasi wajah cantiknya itu, dan aku pun tidak bisa menahan air mataku.

Selamat tinggal Tori, aku mencintaimu.

Aku terus terlarut dalam ingatan bersama Tori sampai akhirnya sebuah suara mengalihkanku dari bayangan itu.

"Mr. Malfoy, kau boleh menemui Putramu sekarang," ujar salah satu perawat tepat di hadapanku.

Aku hanya mengangguk sebagai tanggapan. Ku pandangi wajah Astoria dalam diam, kemudian tanganku beralih untuk menyentuh pipinya. "Aku Janji Astoria, aku janji," kataku kemudian mengecup keningnya, kulihat perawat tersebut menarik kain putih yang menutupi tubuh Astoria hingga kini sepenuhnya menutupi kepalanya, melihat itu dadaku terasa sesak, aku menatapnya sebentar kemudian segera saja aku pergi meninggalkan ruangan itu.

Lorong rumah sakit terlihat kosong, di kanan dan kiriku terdapat dinding putih yang telah menyimpan banyak cerita, aku kembali menghela nafasku, melangkah pelan hingga lagi-lagi sebuah suara kembali mengalihkan atensiku.

"Drakie," panggil seseorang. Itu suara yang seperti biasanya dia selalu memanggilku, namun kali ini tidak ada kebahagiaan di suaranya, ada sedikit duka yang tersimpan. Aku segera menoleh.

"Ya, Pansy?" Sahutku, aku memandangi gadis yang dahulu selalu suka menyelipkan rokok di sudut bibirnya tetapi kini wajah liar itu telah berubah menjadi wajah keibuan yang sangat menakjubkan, aku tersenyum simpul, terlebih saat melihat James Potter kecil di tangannya. Ya dia menikah dengan Harry Potter, siapa sangka kan?

"Aku turut berduka atas meninggalnya Astoria," ucapnya.

Aku menghela napas berat. "Terimakasih Pansy."

Pansy memegang bahuku, berusaha menguatkanku. "Anakmu akan beruntung memiliki Ayah yang baik sepertimu."

"Aku tahu," balasku sembari menyeringai, Pansy mendesis kesal awalnya tetapi akhirnya dia tertawa. "Oh ya, ngomong-ngomong, dimana Potter?"

"Ah dia...eum, dia ada di ruangan lain, menemui Hermione," jawabnya.

Hermione Granger. Mendengar namanya aku seketika terdiam, kemalangan telah terjadi padanya, sebuah kecelakaan tunggal yang hampir merenggut nyawa. Dan aku tidak mengerti pada takdir, tapi ketika kecelakaan itu terjadi, aku tidak sengaja melihatnya, awalnya egoku memaksaku untuk tidak ikut campur, namun untung saja hatiku memang melawan egoku, jadilah saat itu aku yang awalnya tidak tahu jika itu adalah Granger langsung dibuat terkejut ketika tahu bahwa korban dari kecelakaan tersebut adalah Granger. Aku harap dia baik-baik saja sekarang.

BE MY WIFE ✔️( Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang