PART 5

133 11 0
                                    

"Kau sudah selesai?"

Taeyong mendelik mendengar suara itu. Sedangkan yg mendapat delikan hanya menyengir.

Saat ini ia berada di kamar Jaehyun -kamar yg ia tempati ketika bangun dari pingsan tadi- bersama si pemilik kamar dan baru saja ia keluar dari walk in closet milik pemuda itu setelah membersihkan diri dari kekacauan yg dibuat olehnya.

Tadinya ketika menelpon Jaejoong, ia hanya berencana menanyakan apakah mereka ingin cookies atau tidak sebab ia ingin membuatnya. Ia memang membuatnya kemudian, dibantu oleh Jaehyun yg lebih tepatnya hanya mengacau membuatnya kesal bukan main karena tepung dan noda lain lengket dibajunya.

"Duduk dan jangan mengacau lagi."

"Tidak, Tae. Aku ingin membantu."

Prang!

"Park. Jae. Hyun."

"Maaf! Aku tidak akan mengulanginya lagi!"

Jaehyun memejamkan matanya malu mengingat kejadian didapur tadi. Sebenarnya ia hanya sedikit gugup ketika berada terlalu dekat dengan pujaan hatinya itu, tapi malah berakhir ia yg mengacau membuat pria cantik itu kesal.

"Kau sudah ingin keluar?" Jaehyun berdiri dari kasurnya, berjalan mendekat ketika melihat Taeyong yg bersiap membuka pintu kamar.

"Hm."

"Disini saja dulu." Ia menarik tangan Taeyong lembut.

"Aku ingin turun." Taeyong berusaha melepas pegangan pemuda itu namun yg ada pegangannya semakin erat, tapi tidak sampai menyakitinya.

Jaehyun menbawanya ke balkon dan mendudukkannya di sofa yg terletak disana. Ia kembali masuk ke kamar dan kembali lagi dengan dua kaleng soda. Ia memberikan sekaleng pada Taeyong yg hanya diam.

"Ambil." Taeyong mengambilnya.

Jaehyun duduk disebelahnya -sedikit memberi jarak-, membuka dan meminum sodanya seraya menghadap langit yg mulai berwarna jingga.

"Maaf telah membiusmu."

Taeyong menoleh pada Jaehyun, namun kembali menatap langit.

"Tidak masalah. Yg penting aku tidak mati."

"Bagaimana jika kau mati?"

"Kau orang pertama yg ku datangi."

Jaehyun terkekeh mendengarnya. Ia kembali minum sebelum berucap, "Jika kau mati, aku akan langsung menyusulmu." Ia menoleh menatap Taeyong yg kali ini menatapnya.

"Untuk apa aku hidup jika pasangan hidupku tidak ada lagi di dunia?"

Taeyong terdiam menatap senyum tulus Jaehyun. "Tidak perlu terpaku pada satu orang. Kau bisa mencari orang lain yg lebih baik dan sempurna." Ia membuka minumannya dan meminumnya, kembali menatap langit dan menyandarkan tubuhnya.

Jaehyun menggeleng. Ia tetap menatap Taeyong. "Kau sudah sangat sempurna di mataku."

Taeyong menghela nafas. "Aku tidak sebaik yg kau kira, Park. Aku juga tidak sempurna, dan tidak ada yg sempurna didunia ini kecuali Tuhan sendiri."

"Aku tau." Jari Jaehyun memutari bibir kaleng. "Tapi bagaimanapun, kau terlihat sempurna di mataku."

Taeyong diam. Ia menatap lekat Jaehyun yg masih memainkan jarinya di bibir kaleng.

"Kau tampan."

Jaehyun tersentak, dadanya bergemuruh ketika dipuji oleh Taeyong, tapi ia tetap menunduk menunggu lanjutan kalimat dari Taeyong.

MAFIA COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang