PROLOG

326 22 2
                                    

Pria dengan visual menawan itu berjalan dengan wajah datar andalannya seperti biasa.

Para mahasiswa disekitar koridor lebih memilih menyingkir, membiarkan langkah kaki itu hanya melewati mereka.

Banyak yg menyukainya serta tatapan kagum dan penuh minat yg selalu mengikuti langkahnya kemanapun.

Tapi tidak ada yg pernah berani mendekat.

Pernah suatu hari ada yg mengganggu dan hampir membullynya yg berakhir orang itu sekarat dirumah sakit.

Pernah juga ada yg menyatakan perasaan padanya yg langsung ditolak mentah-mentah serta dipermalukan habis-habisan oleh seluruh mahasiswa di kampus.

Semenjak itu, tidak ada lagi yg pernah mendekatinya.

Ya, tidak ada. Kecuali...

Lee Taeyong—berhenti melangkah saat dirasakan ada yg melompat serta merangkulnya.

"Pagi, Yongie~! Apa pagimu kali ini menyenangkan?" Suara dengan nada riang itu menyapa pendengarannya, ditambah dengan senyuman manisnya.

"Ya."

Ia cemberut. "Kenapa singkat sekali jawabannya?"

"Ya! Byun Baekhyun! Kenapa kau meninggalkanku?"

Byun Baekhyun—hanya menyengir lebar.

"Maaf, Kai. Aku hanya merindukan Yongie." Ia mengusak rambut halus Taeyong yg hanya diam.

"Setiap hari kau juga bertemu dengannya bodoh!" Kim Kai—mendengus malas. Kemudian tersenyum tipis kearah Taeyong.

Hanya mereka yg berani mendekati sang primadona kampus yg terkenal dengan kepintaran serta sifatnya yg datar.

Tentu itu membuat iri para mahasiswa terutama para gadis dan pria berstatus dominan.

Jika mereka bisa, mereka ingin meminta berganti posisi dengan Baekhyun dan Kai yg terlihat bebas dekat dan menyentuh idola mereka tanpa adanya penolakan dari sang empu.

"Belajar yg baik. Bersosialisasi jika bisa, jangan terus menyendiri." Nasehat Kai saat mereka sampai didepan kelas Taeyong.

Taeyong menggeleng. "Kalian sudah cukup. Aku masuk dulu." Ia tersenyum tipis sebelum masuk ke kelasnya.

Baekhyun dan Kai termangu.

"K-kai, a-apa aku salah lihat?"

Kai menggeleng kaku.

"OH GOD! YONGIE KITA TERSENYUM! Astagaaa akhirnyaaa!" Seru Baekhyun girang membuat Kai langsung menarik tangannya menjauh.

Ia malu saat melihat beberapa mahasiswa didekat mereka terlihat menoleh dan menatap aneh mereka saat Baekhyun berteriak seperti tadi.

Tapi sejujurnya, ia merasa senang saat melihat senyuman pertama yg dikeluarkan oleh Taeyong semenjak kejadian itu lagi.

Ia tau kejadian itu. Kejadian yg membuat orang yg dia sukai harus pergi.

Tatapannya perlahan menyendu. Aku merindukanmu.

***

Pria berperawakan tinggi dengan ketampanan diatas rata-rata itu tersenyum tipis sesaat setelah menghirup udara tanah kelahirannya kembali.

Ia baru kembali dari Amerika setelah menetap selama 4 tahun dan 5 bulan terakhir di Inggris hanya untuk bertemu Paman-nya.

Sebenarnya bukan itu yg membuatnya ingin kembali. Ada sesuatu yg dicarinya disini. Sesuatu yg membuat pikirannya terus diisi olehnya.

"Apa dia model? Tinggi sekali."

"Astaga, dia sangat tampan!"

"Aku pasti akan jatuh pada pesonanya jika tidak mengingat Suami dan anakku dirumah."

"Aku harap dia jodohku!"

Pria itu mendatarkan wajahnya. Sudah kelewat biasa mendapat pujian seperti itu dimanapun.

Aku bosan mendengarnya.

Ia melangkah kakinya kearah ruang VIP, tempat penungguan khusus untuknya.

Membuka pintunya dan wajahnya kembali menjadi suram saat melihat siapa yg datang menjemputnya.

"Kenapa kau yg menjemputku?"

Pria berkharisma yg sama tampan dengannya itu menoleh kearah pintu.

Park Chanyeol—mendelik. "Aku sampai meninggalkan kekasihku untuk menjemputmu dan ini rasa terimakasih untukku?"

"Aku tidak menyuruhmu meninggalkan kakak ipar. Kenapa bukan Nuna saja?"

"Krystal sedang ada pemotretan. Sudah, jangan protes. Ayo pulang!" Sergah Chanyeol seraya beranjak keluar.

Pria itu menggerutu. "Hyung sialan!"

"Park Jaehyun, aku mendengarmu."

Park Jaehyun—diam, tapi tetap menyumpahi serapahi sang kakak dalam hatinya.

"Cepat atau ku tinggal."

Jaehyun berdecak. "Iya-iya!" Kemudian melangkah mengikuti langkah Chanyeol.



Jaehyun segera masuk kedalam mobil setelah meletakkan kopernya dijok belakang.

Chanyeol menggeleng saat melihat Jaehyun sudah menyamankan posisinya; bersiap untuk tidur. Kemudian menginjak pedal gas; mulai menjalankan mobilnya.

"Dia baik kan, Hyung?"

Chanyeol melirik sekilas kearah Jaehyun yg masih memejamkan mata.

"Ya, kekasihku menjaganya dengan baik."

"Aku sangat berterimakasih pada kakak ipar tentang itu. Apa sifatnya masih sama?"

"Tidak tau, tapi Bee bilang ia tersenyum tadi."

Jaehyun membuka matanya. Tatapannya menelisik saat menatap Chanyeol. "Kau tidak berbohong kan?"

Chanyeol berdecak. "Tanyakan sendiri jika tidak percaya."

Jaehyun akhirnya tersenyum. "Syukurlah. Akhirnya ia tersenyum."

Chanyeol mengangguk. "Hm.. kau tau, ia sudah kuanggap seperti adikku."

"Kau akan benar-benar mendapatkannya sebagai adikmu, Hyung. Adik iparmu."

T B C

MAFIA COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang