2. Leave

1.1K 152 13
                                    

Julia pov

"DASAR TOLOL!" omel ku pada tokoh utama wanita di novel yang berjudul 'Fate'.

Aku sangat kesal dengan Lyana, sang protagonis wanita yang sangat bodoh menyia-nyiakan Jaeden, sang second male lead. Bisa-bisanya dia memilih untuk mengejar laki-laki yang membencinya, walau akhirnya Julian mencintai Lyana.

"Aku akan pergi kesana dan meneriakkan kata 'TOLOL' untuk Lyana." ucap ku yang emosi terhadap Lyana.

Julian mulai mencintai Lyana karena keberaniannya untuk menolong Julian yang terluka parah saat perang. Lyana ternyata wanita yang pandai menggunakan panah. Untung saja ada Lyana, kalau tidak Julian mungkin akan mokad. Julian baru melihat Lyana yang berani seperti itu, karena Lyana yang sering dia lihat adalah wanita yang polos dan bodoh. Lyana memanah musuh dari jauh yang akan menusuk Julian. Sungguh beruntung kau, Julian.

"Yah, untung ada 1 kelebihan Lyana selain kecantikannya saja." ucap ku.

Di novel ini tidak ada pengganggu hubungan antara Julian dan Lyana. Mungkin karena alur yang rumit untuk cinta Lyana dan Julian, kalau ditambah lonte kegatelan mungkin pembaca akan tambah panas seperti trashta.

"Mungkin Jaeden diciptakan untuk pembaca novel ini, hihi." ucapku sambil cekikikan.

Aku pun melihat ke arah langit-langit kamarku sambil membayangkan kisah cintaku. Sangat buruk kisah cintaku karena aku hanya pernah menyukai 1 pria saat aku SMP, bahkan aku tidak pernah berkomunikasi dengannya. Aku hanya melihatnya dari jauh. Aku tidak punya waktu untuk mengurus kehidupan asmaraku karena aku harus belajar terus menerus untuk mengikuti jejak kakakku.

Aku sama sekali tidak membenci kakakku, bahkan aku bangga padanya karena dia bisa membuat banyak prestasi. Tapi aku hanya membenci suatu hal yang harus aku lakukan untuk mengikuti jejak kakakku. Padahal aku bisa membanggakan ayahku melalui bidang lain, contohnya seni. Aku jago dalam melukis, menyanyi, dan menari. Tapi ayahku menganggap itu bukanlah hal yang harus dibanggakan. Bodoh sekali, bukan?

Lyana cukup beruntung lahir di keluarga Duke Orianne karena orang tua dan adiknya sangat menyayangi Lyana. Lyana menjadi wanita manja karena segala keinginannya bisa dikabulkan orangtuanya.

Lalu bagaimana bisa Lyana memiliki kemampuan memanah? Karena ia mendapat informasi bahwa Julian menyukai seseorang yang pandai memanah. Lyana pun langsung berlatih memanah. Saat Lyana sudah pandai, dia akan menunjukkannya kepada Julian. Tetapi Julian pergi berperang ke perbatasan wilayah. Mau tak mau dia harus menyusul Julian ke perbatasan.

Tetapi saat perang ke-2 setelah pertunangan Lyana, Julian tidak memperbolehkan Lyana untuk memasuki area peperangan. Julian meminta Jaeden untuk mengawal para wanita dan anak-anak memasuki tempat persembunyian. Disitulah Jaeden mati menyelamatkan Lyana. Lyana tidak sempat menghindar dan Jaeden entah mengapa malah melindungi Lyana bukannya mendorong Lyana. Jika dia mendorong Lyana mungkin dia tidak akan terkena panah. Takdir tokoh novel ditangan Author.

"Andai saja aku punya orang tua yang menyayangiku, menghargai semua usahaku, dan mendukung apa yang aku lakukan." ucapku sambil memejamkan mata. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya disayangi oleh orangtua kita. Sungguh menyenangkan pastinya.

BRAKK!

"JULIA, CEPAT BANGUN! AKU TIDAK MENYURUHMU UNTUK REBAHAN DI KASUR!" ayahku tiba-tiba mendobrak pintu kamarku dengan kasar.

"Ayah aku sudah belajar dengan Lily ta-"

"APA YANG AKU BISA BANGGAKAN DARIMU, JULIA?! Kau itu pemalas, tidak seperti kakakmu yang rajin hingga bisa aku banggakan kepada orang lain! Lihat kakakmu, sekarang dia sudah menjadi orang sukses yang mempunyai perusahaan ternama!"

I Became the Female Lead Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang