3. Plan

1K 129 2
                                    

Lyana pov

Sudah seminggu aku berada di mansion Orianne. Sangat nikmat berada disini, dapat pijat gratis, makanan yang banyak dan enak, tempat tidur nyaman, orangtua yang menyayangiku, punya banyak harta, gelar bangsawan, nikmat sekali, bukan?

"Uh, aku sangat menikmati ini." ucapku sambil menghirup udara segar di dekat jendela kamarku.

"Cathrine, apakah guru mengajarku sudah ada?" tanyaku pada Cathrine

"Sudah ada, nona. Besok nona akan belajar dengan Baroness Hill untuk belajar etiket." ucap Cathrine.

Aku akan belajar etiket dengan baik agar tidak mempermalukan Keluarga Orianne di hadapan bangsawan lainnya. Aku akan menjadi lady yang sempurna, haha! Itulah tujuanku!

"Oh iya nona, novel yang anda pesan sudah datang." ucap Cathrine.

"Oke, antarkan aku ke perpustakaan." ucapku sambil bersiap ke perpustakaan.

Dijalan aku melihat ke area taman yang sangat cantik. Di duniaku sebelumnya jarang-jarang aku melihat taman bunga seperti ini.

"Nona, silahkan masuk." ucap penjaga di depan pintu perpustakaan.

Aku heran, semua orang disini memiliki visual yang tampan dan cantik. Apalagi ksatria yang suka berlatih. Aku akan ke tempat ksatria jika ada waktu.

Aku masuk ke dalam perpustakaan dan mengambil novel yang telah aku pesan.

"Cathrine keluarlah, aku akan disini sendiri." ucapku.

"Baik nona. Apakah nona ingin coklat panas?" tawar Cathrine.

"Ya, tentu saja." ucapku. Memang membaca novel ditemani secangkir coklat panas akan nikmat.

"Segera saya buat, nona!" ucap Cathrine sambil cepat keluar.

Eh, aku lupa bahwa aku belum meneriakkan kata 'Tolol' untuk Lyana. Oke, mumpung tidak ada siapa-siapa disini, mari kita ucapkan.

"TOLOL KAU, LYANA!" ucapku. Tidak mungkin terdengar keluar karena disini kedap suara. Kau tahu kan, alasannya?

Aku langsung membaca novel yang berjudul 'Legenda Naga Fromir'. Aku sangat penasaran dengan legenda-legenda dari seluruh tempat yang sangat menarik. Apalagi disini sepertinya memang ada makhluk yang mengeluarkan api yaitu naga.

Di kekaisaran ini jarang ditemukan seorang penyihir. Orang-orang takut dengan penyihir karena mereka menganggapnya sebagai "Kutukan". Yah, aku juga tidak tahu yang sebenarnya tentang penyihir. Aku ingin melihat sihir secara langsung.

"Nona, ini saya membawakan coklat panas." ucap Cathrine sambil masuk ke dalam perpustakaan.

"Terimakasih!" ucapku pada Cathrine.

"Sama-sama, nona. Saya permisi." Cathrine keluar dari sini.

Aku langsung minum coklat panas itu sedikit demi sedikit sambil membaca novel.

Di tengah-tengah halaman, aku teringat dengan Jaeden karena legenda monster yang kejam.

Hmm, Jaeden Nathaniel de Fromir. Aku ingin melihat visual aslinya. Di novel dideksripsikan Jaeden memiliki rambut blonde sedikit ikal, memiliki tato ditubuhnya, piercing di telinganya, kulit putih pucat, tubuh yang tingginya sekitar 183 cm. Wow, visual yang memang seperti seorang villain.

Untuk visual Julian Emmanuel Fromir dideksripsikan sebagai pria paling tampan di kekaisaran, wajahnya yang tirus, senyuman yang manis, kulit putih pucat, rambut hitam legam, tinggi badan 180 cm. Yah, semoga aku tidak terjatuh pada pesonanya.

I Became the Female Lead Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang