Karenina – 3
Ternyata aku butuh waktu cukup lama buat bisa menulis part 3 😌
Semoga cerita absurd ini bisa menghibur kalian ya, selamat membaca!
✦✦✦
Hari ini adalah hari pertamanya ke sekolah, setelah kemarin dia berdebat dengan kakaknya agar mengizinkannya berangkat sekolah.
Ya, kakaknya berakhir pulang ke rumah meskipun pasti dia keheranan dan bertanya-tanya karena perubahan Karen yang mau mengeluh dan bertingkah manja padanya. Di kehidupan sebelumnya dia tidak memiliki tempat untuk bermanja, apalagi setelah kepergian Arsen, jadi kenapa dia tidak memanfaatkan apa yang dia miliki saat ini?
Kedatangan Daren juga membuat Arum menampilkan muka masam yang tidak bisa ditutupi. Benar bukan? Raut wajah masam itu menunjukkan dia memang memiliki niat tidak baik pada hubungan Karen dan Daren.
Karen sengaja bangun pagi sekali hari ini untuk mempersiapkan dirinya. Langkahnya menuju menuju walk in closet pribadinya. Kemarin dia belum sempat melihat-lihat baju seperti apa yang dimiliki Karen asli dan sekarang dia hanya bisa geleng-geleng kepala.
Gadis ini apakah sangat suka memamerkan tubuhnya kemana-mana? "Ck, mentang-mentang punya tubuh idaman semua perempuan." Gerutunya pelan.
Sepertinya dia harus merombak penampilan Karen mulai sekarang sesuai dengan style miliknya sendiri dan dimulai dengan tidak lagi menggunakan makeup berlebihan yang membuat dia terlihat lebih tua dibandingkan usianya dan mengganti semua pakaian-pakaian tidak pantas ini dengan yang baru. Itu akan dia lakukan nanti, sekarang mari mencari seragam sekolah Karen.
Matanya menyipit merasa lelah, seragam sekolah milik siswi SMA apanya? Ini lebih cocok dikatakan seragam sekolah milik anak SD! Sudahlah pakai saja dulu dan tutupi dengan jaket, dia akan membeli seragam baru nanti.
Karen turun menuju meja makan yang sudah ditempati Daren yang terlihat belum menyentuh makanan di depannya, terlihat sengaja ingin menunggu Karen turun terlebih dahulu.
"Selamat pagi Kak." Dikecupnya pipi Daren sekilas, Karen tersenyum tipis, dia bisa melihat rona merah samar di pipi 'kakak barunya'.
Daren berdehem, "Pagi." Balasnya singkat dengan matanya menelusuri penampilan Karen, tapi berkomentar apa-apa.
"Kak, Karen ingin berangkat dengan kakak. Boleh kan?" Misi pendekatan harus gencar dilakukan, sementara ini Karen harus terus menempeli Daren.
Daren mengangkat alisnya, dari kemarin dia terus dibuat heran dengan perubahan-perubahan adiknya. Namun, tak urung tetap mengangguk, dia tidak akan protes jika adiknya mau berdekatan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARENINA
FantasyJUDUL SEBELUMNYA : MIKHAELA ----- Hidup sebatang kara dengan kepribadian yang tertutup membuat hidup Rania begitu sepi. Hingga hari dimana nyawanya terenggut karena sebuah kecelakaan saat dia ingin menyelamatkan seorang gadis kecil yang akan tertab...