Karenina - 5

110 23 1
                                    


Karenina – 5

Part 5 datang ~~✌🏻

Apa ada yang menunggu?

WARNING! Part ini sangat pendek, aku usahakan part depan akan lebih panjang, semoga tidak mengecewakan. Terima kasih karena sudah mau meluangkan waktu untuk membaca, sampai jumpa di part selanjutnya ya!

Aku juga mau mengucapkan,

Selamat Natal untuk semua yang merayakan, semoga damai natal dan berkat Tuhan selalu menyertai kita semua, amin.

✦✦✦


Karen memiringkan kepalanya mendengar pertanyaan Bryan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karen memiringkan kepalanya mendengar pertanyaan Bryan. Bryan adalah pacar Karen atas dasar paksaan. Paksaan dari Karen dan paksaan dari orang tuanya yang ingin berhubungan dekat dengan Daren.

Sebenarnya tidak ada yang baik dari Bryan selain kekayaan dan wajahnya yang memang tampan, tipikal male lead. Bahkan Daren pun tidak menyukainya, tapi terpaksa menerimanya karena Karen yang buta karena cintanya pada Bryan. Ya, itu dulu tidak lagi sekarang.

Karen tidak tahu sudah sampai mana alur cerita novel ini berjalan, tapi dia rasa novel ini hampir mencapai pertengahan, karena Tasya terlihat sudah berhasil mencuri perhatian Bryan. 'Hmm, sepertinya dia harus memutuskan hubungannya terlebih dahulu sebelum laki-laki bodoh ini mendahuluinya.' Batin Karen.

Inka terlihat emosi dengan sikap Bryan yang cenderung menyalahkan Karen, "Heh, Bryan lo buta ya? Liat baju Karen, kenapa nggak nanya pelakor kesayangan lo itu?" Inka menjawab berapi-api, tidak terima temannya menjadi pihak yang bersalah.

Bryan menoleh pada Tasya yang sedari tadi menunduk dengan bahu yang bergetar, membuatnya merasa iba, "Tasya pasti nggak sengaja, tapi temen lo bikin dia nangis. Jangan-jangan lo sengaja nabrak Tasya kan?" jawab Bryan mencoba membalikkan keadaan.

Karen mendengus mendengarnya yang seharusnya menangis itu Karen. Seragam barunya menjadi kotor seperti ini hah, si pengecut ini benar-benar membuatnya muak.

"Kita putus," Karen berucap datar, dia tidak mau berlarut-larut mengikuti alur cerita novel menyebalkan ini. Karen akan membuat ceritanya sendiri.

Bryan terlihat mematung mendengarnya, tapi perubahan emosi gadis di samping Bryan jauh lebih menarik. Karen bisa melihat Tasya yang terkejut dan mengangkat wajahnya, sebelum kembali menunduk. Reaksinya sebenarnya tidak aneh, hanya saja Karen secara sekilas sempat melihat senyum samar yang muncul di sudut bibirnya.

Karen mengangkat alisnya heran, sebelum senyum miring tercetak di bibir tipisnya. Ternyata pemeran utama wanita yang selalu mendapatkan sanjungan ini tidak sesederhana itu.

Karen mengalihkan pandangannya pada Bryan kembali, karena pertanyaan yang diucapkan laki-laki itu. "Kenapa?" nadanya terdengar ragu.

Karen sedikit memiringkan kepalanya, memberikan tatapan main-main pada Bryan, "Kenapa? Emm, mungkin karena lo ga pantas jadi pacar gue," Jawab Karen sambil mengangkat bahunya tak acuh.

Tangan Bryan terkepal merasa tidak terima. Gadis ini selalu mengejar-ngejarnya, tapi sekarang membuangnya begitu saja? Karen tidak boleh memutuskannya atau ayahnya akan menghancurkannya.

"Tarik ucapan lo atau lo bakal menyesal Karen!" kata Bryan penuh penekanan.

Karen mengerutkan bibirnya mendengar perkataan Bryan, "Kenapa gue bakal menyesal? Gue nggak sesuka itu sama lo. Justru yang akan berujung menyesal itu lo Bryan," Ucapnya terdengar santai dengan senyum di bibirnya sebelum mendekatkan tubuhnya berbisik di telinga Bryan.

"Kenapa? Lo ketakutan membayangkan amukan Om Hadi ya? Gue nggak sabar lihat lo ngemis-ngemis ke gue," Bisik Karen penuh ejekan sebelum berbalik meninggalkan kantin, merasa cukup untuk hari ini.

✦✦✦

Sesuai janji yang dibuat hari ini Daren menemani Karen berbelanja. Sayangnya, Karen cukup menyesal meminta Daren menemaninya. Kakaknya ternyata cukup merepotkan.

Entah sudah berapa toko mereka kunjungi dan entah sudah berapa baju yang Karen coba, tapi Daren masih belum juga berhenti. Astaga, Karen sudah lelah sekali.

"Kakak, Karen mau pulang. Baju yang Kakak belikan sudah sangat cukup," ucap Karen tidak tahan lagi, dia sudah ingin mandi dan berbaring di kasur.

Daren mengerutkan dahinya, pertanda dia tidak setuju, dia bahkan belum memilih sepatu dan tas untuk Karen. Namun, melihat wajah adiknya yang terlihat lelah membuatnya mengangguk.

"Rey, tambah beberapa pakaian dan ambil beberapa sepatu dan tas keluaran terbaru yang sesuai untuk Karen," perintahnya pada Rey, asistennya yang sedari tadi ada di sampingnya. Ternyata dia belum puas memanjakan adiknya.

Karen tidak protes dan hanya menurut ketika Daren menggandengya untuk pulang, dia hanya ingin pulang.

Namun, sepertinya Karen memang belum diizinkan untuk beristirahat meskipun tinggal beberapa langkah lagi menuju kamarnya. Kenapa manusia tidak tahu diri ini ada di rumahnya?

 Kenapa manusia tidak tahu diri ini ada di rumahnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


✦✦✦

Senin, 27 December 2021

KARENINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang