ix. beban

437 67 12
                                    

Happy Midyear✌❤
---

Ceritanya, Marc dan Cheese sedang beraksi menjadi anak berbakti. Keduanya sedang berada di dapur, tengah berkutat dengan berbagai peralatan dapur.

Keduanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Marc dengan penggorengannya, dan Cheese dengan buah-buahan di tangannya.

Niatnya mereka ingin membuat nasi goreng serta jus mangga, makanan simple yang rumit dibuat.
Ntah setan apa yang merasuki keduanya, Nanon dan Chimon hanya dibuat menggeleng atas tindakan mereka.

"Aw."
Cheese meringis saat pisau yang akan digunakannya memotong buah, malah mengenai tangannya.

Marc yang mendengar itu, kaget dan berniat menghampiri Cheese. Tapi tangannya tak sengaja menyenggol wajan yang tentunya panas.

"Aw." Ringis Marc.

"Kok Abang malah ikutan ngeringis sih? "

"Ini tangan Abang kena wajan. "

"Sini, cepet basuh sama air. "
Cheese menggiring Marc ke arah wastafel, menaruh jari Abangnya itu di bawah pancuran air.

"Tangan kamu juga berdarah, bersihin juga sini. "
Marc menarik jari Cheese yang mengeluarkan darah, membasuh jari adiknya dari noda darah itu.

"Ssh sakit. " Ringis Cheese.

"Udah jangan lebay. " Ucap Marc.

Merc menuntun Cheese ke arah ruang makan, mendudukan adiknya di kursi meja makan.
Adiknya ini terlihat menyedihkan, padahal hanya terkena luka kecil.
Bibir Cheese manyun sok imut, membuat Marc gemas dan menepuk bibir itu pelan.
Tapi dasarnya Cheese yang lebay, anak itu meringis dan terlihat ingin menangis.

"Eh cup cup cup. Jangan nangis dong, ntar Abang bisa dipenggal Papa. " Bujuk Marc.

"Ya sakit, lagian Abang main geplak aja. "

"Iya-iya, sorry. "
Marc meminta maaf, sembari tangannya aktif mengobati jari Cheese yang terluka.

Setelah selesai mengobati Adiknya, Marc beralih mengobati jarinya sendiri.

"Hufft, hufft. "
Marc mengalihkan perhatian pada Adiknya.

Cheese yang merasa diperhatikan, hanya menyengir saja. Ia malu kepergok sok perhatian pada Abangnya. Tadi dia tertangkap basah sedang meniupi luka bakar pada jari Abangnya.

Sehabis ini, Cheese yakin Abangnya pasti akan setia mengejeknya.

"Apa liat-liat. " Garang Cheese.

"Biasa aja kali. Gue gapapa, gk usah khawatir gitu dong mukanya. " Ejek Marc.

Tuh kan, benar apa yang Cheese katakan.

"Cieee anak Ayah, lagi pada akur nih ya. "
Nanon tiba-tiba datang ntah dari mana.
Yang jelas kedatangannya, membuat kedua anaknya memekik kaget.

"Salam dulu kek kalo datang. " Omel Marc.

"Iya maaf, abis Ayah terharu liat kalian. Tumben banget dua anak lanang Ayah saling perhatian gini. "
Nanon tersenyum haru.

"ABANG, ADEK! "

Ketiga pria yang berada di ruang makan itu, serentak menutup telinga mereka.

Nanon kadang heran, kenapa suaminya itu senang sekali berteriak.
Tapi sebelum semuanya menjadi rusuh, lebih baik mereka segera beranjak menuju lokasi teriakan. Dapur.

Di sana, terlihat Chimon tengah berkacak pinggang. Dan di depannya terlihat wajan gosong, dengan makanan di dalamnya yang sudah menjadi arak. Serta di sebelah kanannya, terlihat buah mangga yang tidak selesai terkupas berserakan.

Marc dan Cheese menelan ludah mereka. Mati, mereka mati kali ini.

"Kalian ini, baru tadi Papa bangga kalian jadi anak berbakti. Sekarang udah mau jadi beban keluarga lagi? "
Intonasi yang digunakan Papanya ini begitu rendah, tapi ini yang jadi masalahnya.

"Kenapa nunduk aja, takut? Kalian ini udah gede, kenapa sih gk bisa bertanggung jawab sedikit? "
Chimon menyilangkan tangan di dadanya, sembari menatap kedua Anaknya dengan tajam.

"Maaf." Ucap Marc dan Cheese bersamaan.

Tanpa berkata apapun lagi, Chimon lebih memilih pergi dari sana.
Ia benar-benar kesal kali ini, sebelum ia beralih mencakar-cakar wajah Nanon, lebih baik ia pergi.

Apapun masalahnya, tetap Nanon pelampiasannya.

Enggak, Chimon bercanda kok.

TBC.

'Saat lelah datang,
maka hanya diam yang dilakukan. '-D















Gue cuman mau bilang.
Tetaplah ngebadut, meskipun godaan war ada di mana-mana😅

Keluarga Masa Gini? (NaMon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang